Side Note - Malam Pertama

188 0 0
                                    

Maddie: "Kira- kira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maddie: "Kira- kira... apa yang sedang ada di dalam pikiranmu saat ini?"

".... dalam pikiran saya... hampir nggak ada, Diy. Mungkin cuma lautan ini aja. Membiru, membuat hati kita tenang." Jawab saya menjelaskan.

Saat itu... saya sedang berada di lautan terbuka, yang begitu luas. Dari sini hingga ke ujung sana, semuanya nampak biru, seolah, seluruh samudera itu hanya milik kami berdua.

Memang betul, dalam tenang, saya hanya memperhatikan wajahnya. Kedua kakinya yang ia sandarkan pada dek kapal kami, pada sebuah kapal layar yang kami naiki, serta beberapa lipat dari kain tebal yang berwarna biru tua itu, kini menutupi tubuhnya. Mungkin lebih tepat lagi jika saya langsung mengatakan bahwa itu adalah selimut.

Sambil menyeruput minuman coklat hangat kesukaannya, dia menatap jauh ke depan sana,

mungkin menatap langit, atau sekadar menghitung awan. Intuisi nya begitu sulit dikenali, sehingga sesekali saya menemukan bahwa hanya dirinya sendiri lah yang dapat berkawan dengan intuisi nya itu.

Pagi itu,waktu saya tidak banyak. Ada sesuatu yang saya simpan di dalam hati saya.

Setelah dia menanyakan kepada saya apa yang sedang berada di dalam pikiran saya, saya menjawabnya dengan sangat jujur, dengan maksud tidak ingin mengecewakan dirinya. Andai suatu hari intuisinya yang begitu lihai itu menangkap basah saya, bersedih dengan sebuah rahasia yang saya simpan rapat – rapat, jauh dari dirinya. Saya pasti tidak perlu bersedih lebih dari satu kali.

Fajar itu...langit mulai terbelah.

Yang saya lihat pada saat itu... bukanlah senyumnya, bukan juga hidungnya, apalagi rambutnya. Sehingga terlintas sebaris pertanyaan mengenai dirinya, "Tampan kah dia?" Selagi saya sibuk memandanginya, matanya yang tajam itu kini tertunduk lesu. Ada sembab yang bersantai di kantung matanya, hasil dari sebuah keadaan dimana saya sudah begitu merepotkan dirinya, beberapa jam yang lalu.

"Lars, topik kita pagi ini, apa, ya." Dia, tiba – tiba bertanya kepada saya.

"Eksklusivitas malam pertama." saya menjawab pertanyaan darinya dengan cekatan.

Saya ngomong apa, sih? Itu topik apa? Ya Tuhan.

"Who ho ho,berat juga, Lars. Padahal ini masih pagi lho."

Mendengarnya berbicara begitu, saya ingin tertawa. Lagian, tawanya dia seperti sinterklas

aja.

"Hahahah. Biarin...." ucap saya yang memang sudah tertawa.

Sudah dua hari ini saya berlayar di tengah – tengah lautan Natuna, bersama dengan dirinya. Pagi ini terlihat mendung, meski perlahan – lahan matahari sudah mulai membelah langit, menguning, mencoba untuk bersinar namun seperti tanpa semangat. Seperti sebuah harapan yang pupus karena alam memang enggan berkehendak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary Seorang Womanizer (PK) - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang