Keiton: "Ya mang kan menawarkan solusi hormonal, ya kamu join la sama mang..., kemarin mang baru bikin party malah, mang kontak kamu no answer, sibukmu udah kayak presiden aja.. eh ngapain kamu sabat? bukannya kamu ateis, bahahahaha"
Maddie: "Ha-ha-ha, well next time lah itu.."
Keiton: "Tsah, ok. Eh, cerita cerita dong... mumpung mang lagi off nugas nih."
_____________________________
"Hello motherfuckers. Whatchu both doin, enjoying your afternoon, do ya?"
Bangsat, si Javran rupanya.
"Maddie (meddiy), apakabar, makin brengsek aja ni keliatannya."
Dengan nada menyindirnya, sambil menepuk pundak saya.
Javran, is god biggest mistake, he's a touchdown maker, and everything in grand. Lah, kenapa harus Javran disaat sore yang hangat dan menenangkan seperti ini.
"Ah, Maddie..." ucapnya setelah menyeruput minuman punya mang Keiton.
Javran, orang ini adalah sebuah masalah, this man is not a human being, hidupnya yang sekarang mungkin sudah mobile dan bisa dikatakan jauh lebih berkecukupan, tapi jangan hanya berbicara tentang hidupnya yang sekarang, karena... hidupnya yang sekarang hanyalah cerminan keberhasilan dari hasil kerja keras menempa lembaran kehidupannya di masa lalu. This man is out of his cage, thought he was a freak, but actually no, i saw it by myself that he is Javran, the one and only, an unpredictable bastard, he... and his only furious rage.
"You know it was said... that life, It's never been easy. Lu tau itu kan Maddie?" kalimat itu, cuma Javran yang paling afdhal mengucapkannya.
Pasalnya, hanya dia yang benar benar berangkat dari penderitaan yang menimpa hidupnya. Orang ini mengerikan, dengan mental champion dan kredibilitasnya yang patut diacungin jempol, Javran sering saya sebut sebagai man of honor in the modern war. I know Javran since eight years ago, he was my uncle friend, but now he has become one of my brother in role, although in a few behavior point, Javran is not perfect, but still, Javran is fine.
Knowing Javran ain't easy, walaupun pada awalnya saya bukanlah orang yang memiliki kepentingan dengan dirinya, namun nampaknya sekarang, orang inilah yang akan selalu saya ingat, orang inilah yang rela berjasa dan mengajarkan saya sebuah filosofi hidup sebagai seorang lelaki yang memiliki pamornya, seorang single fighter, seorang lelaki yang mandiri, yang bangkit dan membuat arena nya sendiri, untuk tidak bergantung kepada orang lain sama sekali. Lelaki inilah yang mengajarkan saya mengapa rasa pahit itu lama kelamaan bisa menjadi manis, hanya ketika kita bisa menghormati rasa pahit tersebut.
Suatu hari, saya begitu sumringah karena secara fokus, saya bisa melihat timbulnya peluang dari apa yang dilakukan oleh Javran, karena saya harus pandai pandai mengatur diri dalam melihat peluang tersebut, maka Javran pun rupanya tidak sembarangan memberikan tiket masuk sebagai peluang untuk beberapa orang dalam hidupnya. Beberapa nasihat - nasihat yang sudah dilakukannya sebagai cara untuk menggapai suatu kesuksesan. Karena dia akan membuat orang tersebut, untuk merasakan ujian terlebih dahulu, menurutnya, tidak semudah itu dalam menggapai sukses. Disini konteksnya, orang itu adalah saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Seorang Womanizer (PK) - On Going
Romance"Ahah, ahah, ayooo." "Ah! ah, Maddie....." "Ah........ ayoo.." "Bzzh, lanjut dong!" Lanjut disitu adalah kenangan saat Maddie sedang making love dengan seorang wanita yang janjinya nggak bakal making love sebelum dia menikmati malam pertama dengan s...