Diary 8 - Ada Yang Telanjang....

2K 5 0
                                    

Bandung, 2013

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandung, 2013

"Hey, ang, wake up," seseorang menepuk - nepuk ringan pipi saya, orang ini nyoba buat ngebangunin saya yang masih enak² tidur di kamar saya ini.

Saya masih belom bangun, mata saya masih berat, males banget rasanya buat bangun.

"Wake up," dannn setelah dua menit berlalu, suara itu terdengar lagi-saya sadar, rupanya si Arang... yang ngeganggu tidur saya ini, dasar b@ngsat kecil.

Dan yah, dengan terpaksa saya harus ngomong, "rang? kamu kok ada di kamar ang Maddie, tadi masuknya gimana?"

"Easy, ang," jawab dia santai.

"Now let's go, let's go." ajaknya lagi kepada saya, saya perhatikan dia udah rapih lagi aja, kemeja putih berlengan pendek terpasang di badan nya.

"Ayo, bangun," ucap dia lagi sambil ngegoyang goyangin tangan saya, mencoba ngajak saya untuk bangun dan segera pergi dari kamar saya.

"Mau kemana sih?" tanya saya yang emang bener² males setengah mokad-dan setelah saya berhasil duduk diatas kasur yang saya tiduri ini, si Arang ngomong lagi, "I tell you later ang. Just, let's go," ajaknya lagi, nadanya kayak orang yang lagi nyembunyiin sesuatu.

"Duh.. Arang.. Arang." saya mengeluh, sambil menggosok kedua mata dan muka saya, saya ngelirik ke belakang-rupanya Essa masih tidur, rambutnya acak²an-hadehh, cantik - cantik kebo... ampun deh.

. . . .

"ang Maddie, ayolaa, this is Sunday, so it's a Sunday morning, let's go-I bet you ain't regretting my offer, i guarantee." si Arang ngomong lagi, sambil memohon - mohon dia itu-yang saya pikirin justru bukan kemana saya bakalan pergi, tapi susahnya nangkep maksud dari omongan si Arang itu-karena kalo dia ngomong bahasa Linggis, dia suka gatau waktu dan gatau tempat.

Ya katanya... ini hari minggu, dan ini minggu pagi, saya ga bakalan nyesel nerima ajakan dia, duh, bener² bikin pusing-udah tau saya nggak pinter² amat ngomong bahasa bule, eh dipaksa ngedenger bahasanya, dasar blasteran biadab.

"ang Maddie? come on...." pintanya lagi, udah cukup-ini yang terakhir.

"Arghhh Rang, yaudah, ayok," gerutu saya setelah lumayan sadar di pagi itu-sinar matahari udah menembus tirai, saya ngeliat kebawah karpet merah marun dibawah tempat tidur saya ini, ada celana training panjang yang saya pake-dan yang pasti... ada sang brigadir yang udah bangun tanpa harus saya suruh.

Setelah itu si arang ngendap² melangkah keluar dari kamar saya, sambil tangan nya mengajak ajak saya, mungkin tujuannya biar saya nggak tidur lagi, ah, bodo amatlah, saya udah terlanjur bangun juga.

. . . .

Setelah saya berhasil keluar dari kamar saya dan duduk di minibar ini-dia ngomong lagi, "Ang, here, have some vodka," tawarnya lalu nyodorin saya satu gelas bening berisi minuman keras.

"Dasar idiot, ang maddie nggak minum vodka pagi²," jawab saya kesel ama becandaan dia itu. Dasar goblok, pagi² ditawarin vodka, nyadar utang piutang aja belom masa udah mabok lagi....

"Hahahaha, just joking," jawabnya ringan sambil ngangkat kedua tangan nya-nah kan, diambil ringan aja terus.

"Ulah ngagampangkeun maneh teh, digaplok batur karek nyaho sia," jawab saya, ngejelasin kalo dia suka ngebercandain begitu ga bagus, kalo udah ditampar orang baru tau rasa ntar....

"Ampun ang, galak sekaleee," kata dia singkat.

"Hahah."

"Yaudah, kamu tuangin aja jus jeruk ang Maddie yang ada didalem kulkas itu-yang di bawah, nanti ang Maddie sambil turun kebawah," perintah saya ke si Arang sambil garuk² dikit di pagi ini. (If you know what i mean, garuk² apaan.)

"Okay boss," kemudian dia langsung meluncur ke bawah dari tulang tangga spiral dirumah saya ini-yaaa bukan Arang namanya kalo kelakuannya nggak kekanak kanakkan kayak begitu.

. . . .

"Ini jus jeruk nya ang," dia nyodorin segelas jus jeruk florida dingin setelah saya berhasil turun dari lantai tiga dirumah saya.

"Thank you," setelah itu saya ambil jus dari dia dan langsung meneguk jus nya-kemudian duduk di sebuah kursi di ruang televisi.

"Ahh, seger," adalah kalimat yang saya ucapin setelah tenggorokan saya lumerr karena nikmatnya jus jeruk florida ini.

"Anyway, how did you unlock my doors?" tanya saya santai ke si Arang.

. . . .

"It's a classic door ang, i just have to push it with a wire. Then it slip off easily," terangnya kepada saya-mengenai langkah² kenapa itu anak bisa berhasil masuk kedalem kamar saya.

"Good, sekarang profesimu penyusup ya ternyata," tuduh saya iseng. Sebenernya saya nggak khawatir, dia mau ngapa - ngapain juga, karena saya udah tau dia dari masih oroknya-ini anak kalopun nakal ya bukan jadi penyusup, atau cewek, in case dia gangguin Essa tidur, udah pasti digampar juga sama si Essa.

Masalahnya dia bukan saya, dan enggak akan pernah persis sama kayak saya-yang suka cabul kalo liat cewek lagi tidur... setau saya si Arang punya trouble alias masalahnya sendiri didalem idupnya-dan sejauh ini yang saya tau masalah itu adalah salah seorang dalam hidupnya.

"Ya... bisa dibilang begituu lah..." respon Arang lagi, sambil meminum soda yang dia pegang di tangannya-ini anak malah bangga dibilang penyusup... hahaha.

"Hi boys, udah pada bangun ya kalian?" saat saya lagi asik ngobrol di ruang tv sama si Arang-ada seorang cewek telanjang² datang kearah kami berdua.

Saya nggak suka dramatis-tapi kadang - kadang... pagi hari dirumah kami memang terlihat indah dan menyegarkan.

Bersambung dulu.

Diary Seorang Womanizer (PK) - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang