Bagian 1 : Givana Aurella Pratama

3.7K 244 105
                                    


“Berlari lah. Namun jangan terlalu jauh agar aku bisa menangkapmu untuk kembali kedalam pelukanku.”
-Vana Illusion.

Tap tap tap

Suara derap langkah kaki seorang gadis, yang sedang menapaki tangga rumahnya mengisi keheningan di dalam rumah tersebut.

Seorang gadis cantik yang mengunakan dress selutut berlengan pendek bewarna peach, lengkap dengan sepatu kets putihnya dan tidak lupa sebuah tas kecil yang berlogokan LV juga ikut menyempurnakan tampilannya siang ini.

Dia adalah Givana Aurella Pratama, yang biasanya dipanggil Iva, dia adalah gadis berusia 18 tahun. Gadis dengan tubuh yang terbilang cukup tinggi untuk remaja seusianya, berambut panjang bewarna hitam legam, berbola mata cokelat yang sangat kontras dengan kulit putihnya yang seputih salju. Gadis remaja yang sangat cantik yang selalu menarik perhatian orang di sekitarnya.
Banyak remaja lain yang menginginkan  kecantikan seperti Iva, namun bagi Iva jika ia dapat meminta kepada tuhan maka Iva tidak akan meminta kecantikan seperti saat ini. Bagi orang lain kecantikan Iva sangat memukau, namun bagi Iva kecantikan nya adalah sebuah masalah.

Terbukti dengan kecantikannya tersebut, ia mengalami kejadian yang sangat tidak diinginkan untuk dialami semua perempuan di dunia ini. Namun apa yang dapat Iva lakukan? Sekarang ia hanya dapat menerima semua pemberian tuhan ini, karna ia yakin bahwasanya semua akan indah pada waktunya.

“Abang ayok,” ucap Iva  ketika ia tiba tepat di belakan Ibu dan abangnya tersebut. Allysa Ibunya  yang sedang duduk di ruang tamu bersama dengan Nanda Abang laki-lakinya yang kedua sambil menonton televisi.

Iva meiliki dua orang saudara laki-laki .

Saudara nya yang pertama bernama Nathanael Ando Pratama A.K.A Nathan,  yang sudah berumur  23 tahun. Nathan  bekerja sebagai  seorang pilot, abang nya akan pulang setiap tiga minggu sekali hal itu lah yang menyebabkan  abangnya jarang berada dirumah seperti saat  ini, abang nya tidak ada karna sedang bertugas.

lalu abangnya yang kedua bernama Reza Ananda Pratama A.K.A Nanda, umur Nanda dan Iva hanya beda satu tahun , jika abangnya Nathan memiliki sifat yang ramah, cool,dan terkesan kalem maka abangnya Nanda  adalah kebalikan dari abangnya Nathan, abangnya nanda memiliki sifat yang jail, reseh, dan cerewet. Namun  tingkah jahil Nanda sudah cukup berkurang semenjak kejadian yang menimpa Iva, namun jika Nanda sedang kumat maka dia akan menjadikan Iva sebagai korban dari  kejahilannya.

Mendengar suara Iva, Allysa dan Nanda kompak memutar kepala mereka menghadap Iva.

“Udah siap?” tanya Nanda melihat Iva yang sudah rapi. Iva hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Nanda tersebut.

“Ma, aku sama abang pergi dulu yah.” Pamit Iva sambil mencium tangan Allysa, dan Nanda juga ikut  melakukan hal yang sama.

“Emang, janji ketemu sama dokter Vanya jam berapa kak?” tanya Allysa kepada Iva. Allysa memang selalu memanggil Iva dengan panggilan kakak, dan Iva juga merasa sangat senang dengan panggilan dari ibunya tersebut.

“Jam 2 Ma.” Jawab Iva.

“Yaudah berangkat sana, nanti telat lo ini udah jam 1.” Perintah Allysa dengan suara lembutnya.

“Nanda sama Iva pergi dulu ya Ma.” Pamit Nanda kepada Allysa.

“Iya. Hati-hati ya nyetirnya.”
Nanda dan Iva berjalan menuju garasi, setelah Nanda dan Iva berada di dalam mobil Nanda segera memacu mobil nya menembus jalanan.

“Kamu udah beres-beres perlengkapan sekolah kamu, buat besok kan dek?” tanya Nanda memecah keheningan.

“Udah kok bang.” Jawab Iva seadanya.

“Kita udah di daftarin sama Papa di sekolah yang sama.” Jelas Nanda.

“Loh, emang abang jadi satu sekolah sama aku?”

“Ya iya lah jadi.” Jawab Nanda.

“Abang takut yah, kejadian di sekolah lama aku terulang lagi?”

“Mau abang satu sekolah atau enggak pun sama kamu, abang bisa jamin kalo kejadian itu gak akan terulang lagi.” Janji Nanda sambil menatap adik satu-satunya tersebut.

“Makasih ya bang. Untuk semua yang udah abang lakukan untuk Iva.” Tutur Iva dengan tulus sambil menatap Nanda yang sedang mengemudi.

“Makanya baik-baik lo sama gue. Kalo gue suruh jangan ngelawan.” Ledek Nanda sambil mengacak rambut Iva. Dan tentunya perlakuan Nanda tersebut seketika membuat perasaan haru Iva menjadi perasaan yang sangat ingin mencekik abangnya tersebut.

Iva  sekarang kelas 11 semester satu. Dia pindah sekolah di ajaran baru semester satu ini, penyebab dari pindah nya Iva ini yang membuat dia sedikit berubah. Dia  tidak pernah lagi menampilkan senyum tulus dibibirnya melainkan senyum penuh kepalsuan untuk menutupi luka yang sangat mendalam di dalam hati nya. Dia akan berpura-pura baik-baik saja di hadapan keluarganya, ia tidak ingin keluarganya  mencemaskannya. Namun setidaknya sekarang kondisinya sudah lebih membaik.

Dan tepat pada saat itu, ayah Iva mengajak  mereka untuk pindah kembali kekampung halaman mereka, memang Iva dan keluarganya pindah kekota ini pada saat Iva kelas 2 SMP. Pada saat itu Ayah Iva membuka cabang baru perusahaan nya, dan sekarang Ayah nya ingin mereka kembali ke kota asal mereka. Dan Iva berharap dengan pindahnya keluarganya ke kota asal mereka akan sedikit meringankan atau bahkan mampu menghapus kenangan pahit yang dialaminya disekolah lamanya dulu.

RUMAH SAKIT HARAPAN

Iva dan Nanda baru saja tiba di depan rumah sakit tersebut, Iva keluar dari dalam mobil.

“Kamu masuk duluan aja ya dek, Abang mau parkirin mobil dulu.” Iva menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lalu melihat Nanda memajukan mobil tersebut dari depan Iva.

Iva berjalan menuju ruangan dokter Vanya, dokter yang sudah setahun ini menangani Iva. Namun saat ia ingin masuk kedalam rumah sakit tersebut ia melihat seorang pria yang sedang duduk di kursi roda dengan tangan kanannya yang sedang memegang selang infus, sedang kesulitan untuk menaiki tanjakan untuk masuk ke lobi.

Memang di depan rumah sakit ini jika ingin masuk maka  di depan pintu masuk kita di haruskan untuk menaiki anak tangga, namun disediakan juga berupa tangga khusus untuk pengguna kursi roda.
Iva yang melihat pria itu tengah kesulitan, tanpa disuruh Iva segera menghampiri pria itu dan mendorong kursi roda tersebut, Pria yang duduk di kursi roda itu terlihat sangat terkejut.

Pria itu seketika menoleh kebelakang untuk melihat orang yang sudah berbaik hati menolong nya, ketika pria itu melihat Iva dan juga ternyata Iva sedang manatap pria itu. Mata mereka secara tidak sengaja bertemu mereka sempat bertatapan selama hampir 10 detik.
Iva yang merasa ditatap dengan tatapan yang cukup membuat di canggung segera memalingkan matanya dan berlalu pergi meninggalkan pria tersebut, pria yang masih menatap kepergian Iva dengan tatapan tidak percaya.

Sama batin pria tersebut.

*TO BE CONTINUE*
 
13 JULY 2018

VANA ILLUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang