Bagian 40: Forgive Me

550 18 4
                                    


Playlist: DAN+SAY – 10.000 HOURS FT. JUSTIN BIEBER


Tanamkan dalam dirimu
‘Jika tidak bisa memberikan cinta setidaknya jangan memberikan luka’
~Vana Illusion

Semua pasti akan segera berlalu.
Itu lah hal yang Iva yakini saat ini.

‘Semua ini akan segera berlalu’ bagaikan mantra, Iva selalu meyakinkan hati dan pikirannya dengan mengucapkan hal tersebut dalam benaknya.

Seakan kejadian seminggu yang lalu tak pernah terjadi, tak ada yang membahas akan hal itu disekitar Iva.

Baik Arlando maupun Nanda tak ada yang mengungkit kehadiran Ryan saat itu. Padahal Iva yakin dengan betul jika Arlando dan Nanda selalu mengawasi Iva agar Ryan tak dapat menemuinya.

Memang mereka tak mengatakannya secara langsung, namun Iva bisa merasakan jika pengawasan dan penjagaan terhadapnya diperketat.

Bahkan saat Iva hanya ingin ketoilet di Mall atau di tempat makan.

Iva tau jika mereka takut Iva kembali terguncang saat bertemu Ryan, Iva bisa pastikan jika Ia sudah memaafkan Ryan, namun memaafkan bukan berarti melupakan. Iyakan?
Tak ingin membuat orang-orang disekitarnya semakin khawatir, Iva berusaha seakan akan Ia sudah baik baik saja atas kejadian minggu lalu.

Setelah hari itu Ryan tak menampakkan kembali dirinya dihadapan Iva, dan hal itu cukup melegakan bagi Iva.

“Mau makan dimana?”

Sesaat Iva menghentikan aktivitasnya memainkan ponsel Arlando, melarikan pandangannya kearah Arlando  yang sedari tadi sibuk memainkan stir kemudi. “Bosan makan di tempat biasa.”

Arlando memandang Iva sesaat. “Ada kafe baru, mau coba?” tawar Arlando dengan pandangan teduhnya.

Seakan tersihir akan pandangan Arlando barusan Iva memutuskan berhenti memainkan ponsel Arlando dan malah larut dalam memandang Arlando.

Memperhatikan tangan Arlando yang tampak kokoh walaupun tak dilapisi otot lengan seperti Deddy Cobuzer.

‘Bagaimana bisa seorang Pria yang masih berumur 18 tahun seseksi Arlando?’

Sekelebat pertanyaan bodoh tiba tiba terlintas di otak Iva.

Merasa diamati Arlando menoleh. “Kenapa?” tanya Arlando.

Iva hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

“Trus kenapa ngeliatin Aku sampe segitunya?”

“Abis Kamu nya Tampan.” Jawab Iva tampa memikirkan dampak dari ucapannya.

Arlando tersedak oleh air liurnya mendengar jawaban Iva yang terlalu polos menurutnya.

Padahal sudah banyak orang yang mengatakan hal tersebut kepadanya namun rasa nya benar benar berbeda saat Iva memujinya dengan wajah polosnya.

Melihat  senyum Iva  saat ini pasti orang lain akan berfikir jika Iva adalah orang yang tak mmiliki beban hidup sama sekali, namun Arlando tau jika Iva kadang memaksakan dirinya untuk selalu tersenyum  dihadapan orang lain.

Ia tak mau Iva hidup dengan penuh sandiwara. Masalah ada untuk diselesaikan. Aralndo mau Iva bisa menyelesaikan masalahnya bukan lari dari semua masalahnya.

~~~~~

Setelah sebulan hampir berlalu Iva berfikir jika Ryan sudah mundur untuk mencoba menemuiny namun yang terjadi malah sebaliknya.

VANA ILLUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang