“Jika dengan memakai topeng di hadapan semua orang aku mampu melindungi hidupku yang sudah hancur ini, maka akan kulakukan.”
-Givana Aurella Pratama.“Nih bang.” Ucap Iva kepada Nanda sambil menjulurkan tangannya kepada Nanda, memberikan kotak pemberian dari senior cabe-cabean nya tadi.
“Itu apa?” Tanya Nanda mengerutkan dahinya.
“Dari Fans abang.” Jawab Iva seadanya.
“Serius? Siapa?”
“Cabe-cabean berwajah tembok.” Sinis Iva. Nanda hanya ber oh ria mendengar perkataan Iva sambil melajukan mobilnya untuk kembali pulang kerumah mereka.
“Bang,” Panggil Iva.
“Hmm,” gumam Nanda. Masih tetap fokus menatap jalanan yang terbilang cukup ramai.
“Iva gak mau kalo satu sekolah tau aku adek abang.”
Nanda yang sedang fokus mengemudi seketika mengalihkan pandangannya kearah Iva dengan kening yang berkerut. “Ini maksud kamu apa-apaan lagi sih dek? Kamu malu punya abang kaya gue? Kurang tampan apalagi abang Iva? Apa?”
Huff.. mulai deh lebaynya. rutuk Iva dalam hatinya.
“Aduh, bukan gitu bang. Iva cuman gak mau aja ada senior yang mau deketin abang melalui Iva.” Jelas Iva. “Lagi pula Iva gak mau kalo ketenaran abang itu merambat ke Iva. Sia-sia dong Iva dandan cupu kaya gini.” Sambung Iva lagi.
“Enggak, Enggak.” Tolak Nanda. “Kalo bang Nathan tau abang kasih kamu ijin buat dandan kaya gini aja, kemungkinan abang udah di cincang. Apalagi kalo abang sempat gak ngakuin kamu di depan orang-orang. Beuhh, dijamin abang pasti bakal dikirim ke Balikpapan.” Jelas Nanda panjang lebar.
“Tapi bang aku-”
“Abang bilang enggak yah enggak.” Potong Nanda.
“Ayolah bang. Iva jamin bang Nathan gak bakal tau.” Tawar Iva, masih mencoba meyakinkan Nanda.
“Gini aja. Abang gak bakal bilang sama temen-temen kita di sekolah tapi-,” Nanda sedikit menjeda ucapannya sambil tetap mengemudi. “Kamu yang bakal tanggung jawab kalo sampai bang Nathan tau. Gimana? Setuju?” Nanda kembali melanjutkan ucapannya.
“Ok” putus Iva. Dan semuanya dimulai dari perjanjian bodoh ini. Semenjak Nanda dan Iva setuju akan ide gila Iva, Nanda dan Iva tidak lagi berangkat atau pulang sama.
Iva akan meminta di antar oleh Nathan, apabila Nathan sedang tidak bertugas. Atau diantar oleh supir keluarganya.
*****
Sangat tak terasa Iva sudah bersekolah di tempat ini 4 bulan. Dan selama 1 bulan terakhir ini Arlando selalu berusaha untuk mendekati Iva, namun Iva selalu menghindar. Alasan Iva menghindar bukan karena ia masih trauma, namun setiap ia berdekatan dengan Arlando rasanya ia tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.
“Woi cupu.” Bentak seseorang ketika Iva yang sedang berjalan menuju perpustakaan tak sengaja menabrak bahu seseorang.
“Maaf kak.” Ucap Iva tulus. Dan ini juga lah yang selalu membuat Iva jengkel, senior perempuannya sering sekali mengganggu dirinya terlebih lagi seniornya yang bernama Mika. Mika yang dulu pernah memberikan hadiah kepada Nanda melalu Iva. Dan betapa beruntungnya ia hari ini karena orang yang di tabraknya barusan adalah Mika dan dayang-dayangnya.
“Maaf maaf. Emang setelah lo minta maaf, baju gue yang keciprat jus ini bakal bersih dengan sendirinya.” Bentak Mika.
Cuman keciprat dikit doing juga. Dasar muka tembok lebay.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANA ILLUSION
Teen Fiction~ Hiatus ~ Givana Aurora Pratama gadis dengan segudang rahasia. Memulai kembali hidupnya di sekolahnya yang baru dengan menyamar sebagai seorang "NERD" untuk menghindari agar masa lalunya tidak terulang kembali . Lalu ia Bertemu dengan seora...