“Cewek itu ratunya sandiwara. Mereka bahkan bisa tetap berpura pura dapat berjalan walaupun kakinya patah.”
-Vana Illusion.Arlando sedang berjalan di lorong lantai 4, dimana lorong tersebut terdapat laboratorium, ruang music, perpustakaan, dan gudang. Ia bertujuan ingin pergi ke laboratorium untuk mengambil buku nya yang tadi tertinggal. Sebelum Arlando masuk kedalam laboratorium, Arlando Sedikit mengernyitkan dahinya ketika ia melihat Iva sedang melepas sepatunya di depan pintu perpustakaan.
Tanpa berfikir panjang Arlando mengikuti Iva masuk kedalam perpustakaan. Arlando memandang Iva dari rak yang berada di seberang rak yang sedang di jalani Iva, Arlando juga sempat tertawa melihat Iva yang sedang kesulitan menggapai sebuah buku di rak paling atas.
Namun ketika Arlando melihat raut wajah pasrah Iva yang tampaknya sudah lelah untuk menggapai buku tersebut, Arlando berjalan menuju arah Iva dan tanpa diminta Arlando menggapai buku yang diinginkan Iva.
Arlando yang berada tepat dibelakang Iva sedikit terkejut ketika Iva memutar badannya menghadap kearahnya, akibat pergerakan Iva tersebut mata hazel Arlando bertatapan dengan mata cokelat Iva.
Mata mereka masih saling bertatapan, sampai Iva memutar tubuhnya kearah samping membuat tatapan mereka terpaksa terputus. Arlando masih dengan posisi dihadapan Iva yang tengah menyamping, Arlando melanjutkan keinginannya tadi.
“Vengeance?” Arlando mengamati buku yang sekarang sudah berada di tanggannya. “Lo, belum pernah nonton filmnya?” tanya Arlando, yang berusaha mencairkan suasana.
Iva hanya diam lalu ia merebut buku yang ada di genggaman tangan Arlando dan ingin beranjak pergi, namun Arlando yang sudah dapat membaca pergerakan tubuh Iva segera menahan lengannya dan membuat Iva berada di posisi seperti tadi, Arlando mengurung tubuh Iva diantara rak dan tubuhnya menggunakan kedua lengannya.
Iva dengan gugup nya akan posisi mereka saat ini, memeluk buku yang ada ditangannya dengan erat, sambil menundukan kepalanya.
Arlando yang sadar jika Iva ingin menghindarinya mendenguskan nafas panjangnya. “Apa segitu benci nya lo sama gue? Bahkan hanya untuk berada di dekat gue aja lo gak mau.”
Mendengar ucapan Arlando tersebut Iva menganggkat kepalanya dan memandang bola mata Arlando. Iva hanya menjawab ucapan Arlando dengan gelengan kepala.Arlando menurunkan tangannya yang mengurung tubuh Iva. “Pergilah.” Ujar Arlando lalu membalikkan tubuhnya berniat meninggalkan Iva.
Entah dorongan dari mana, Iva yang melihat Arlando beranjak dari hadapannya seketika menarik ujung baju Arlando.
Arlando segera menghentikan langkah kakinya tanpa berbalik menghadap Iva.
“Maaf dan terimakasih.” Ujar Iva dengan tulus. Arlando membalikan tubuhnya lalu memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celananya. “Untuk?” tanya Arlando setelah memandang Iva.
Iva kembali menundukkan kepalanya “Maaf karna aku udah ngehindari kak Arlando.” Iva menganggkat kepalanya, mensejajarkan pandangannya dengan pandangan Arlando. “Dan terimakasih untuk yang kemarin.” Lanjutnya lagi dengan senyum canggung.
“Let’s be friend?” Arlando mengulurkan tanganya kehadapan Iva.
Iva tersenyum lalu menyambut uluran tangan Arlando “Ok.” Ucap Iva.
'Bahkan senyuman mereka sama.' Batin Arlando.
*****
Pukul 3 sore, Iva baru saja sampai dirumahnya bersama supir keluarganya. Iva beranjak masuk kedalam kamarnya lalu ia menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidurnya tanpa mengganti seragam sekolanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANA ILLUSION
Teen Fiction~ Hiatus ~ Givana Aurora Pratama gadis dengan segudang rahasia. Memulai kembali hidupnya di sekolahnya yang baru dengan menyamar sebagai seorang "NERD" untuk menghindari agar masa lalunya tidak terulang kembali . Lalu ia Bertemu dengan seora...