Bagian 38 : EX

498 21 0
                                    

BUKA▶VOTE ▶BACA ▶ COMMENT

🍃🍃🍃🍃🍃

Karena memaafkan belum tentu memberikan kesempatan kembali
-Vana Illusion

🍃🍃🍃🍃🍃

“Penipu…”
“Brengsek…”
Playboy kelas teri…”
“Pecundang…”

Cacian yang sedari tadi mampu membuat kuping Agam kebas sangkin bosan dan muak nya Ia mendengar sumpah serapah yang di tujukan  kepadanya.

“Tampan.”

Kekesalan Agam terhadap ucapan teman temannya seketika menguap saat mendengar pujian yang di tujukan Iva untuknya.

Agam tersenyum manis ke arah Iva. “Terimakasih  Iva cantik.” Agam menjulurkan tangannya berniat mencubit pipi Iva namun tepisan kasar dari sebelah Iva membuat tangan Agam terhempas menjauh.

“Jangan sentuh gadisku dengan tangan kotormu.” Tegas Arlando.

Bukannya merasa terhina akan ucapan Arlando barusan Agam malah menunjukan cengiran nakal khas nya. “Ini tangan yang mampu membuat puluhan perempuan bertekuk lutut.” Ucapnya sambil mengangkat tangannya dengan bangga.

Arlando memutar kedua bola matanya memilih mengacuhkan ucapan Agam barusan.

“Gue cuman iseng gangguin tuh cewek kok,” gumam Agam melihat teman teman nya plus Iva yang masih menatapnya.

Bagas mendengus. “Serah Lo deh Gam, pusing Gue liat Lu yang labil.”
Nanda menganggukan kepalanya menyetujui ucapan Bagas barusan. “Sampe Tamara jadian sama si-- siapa tuh nama cowok yang kemaren ngantar jemput Tamara?”

“Kiel Abang,” jawab Iva santai tanpa memikirkan reaksi Agam yang mengepalkan tangannya.

Hampir satu angkatan Iva tau jika Tamara sedang dekat dengan seorang pria seangkatan mereka.

“Tamara cewe baik, gak pantas bersanding sama cowok sebrengsek Agam.” Ucapan Jo yang kelewat jujur membuat Agam meringis memikirkan jika Tamara benar benar memilih pria itu.

Agam beranjak. “Gue balik duluan.”

“Lho? Gak lanjut main lagi nih?” tanya Jovan yang masih memegang bola basket ditangannya.

Agam hanya berjalan tak merespon ucapan Jovan, berbaur dengan kerumunan siswa yang juga berniat pulang. Sedari tadi mereka memang masih berada di kawasan sekolah tepatnya lapangan basket.

Iva yang memang pulang bersama Arlando menunggu Arlando yang sedang membereskan baju olahraganya.

Arlando menarik lembut tangan Iva membuat gadis tersebut berdiri dari duduknya. “Kita balik duluan yah.” Pamit Arlando yang hanya dibalas dengan anggukan dan lambaian tangan.

“Iva balik duluan yah Kakak- Kakak. Abang jangan pulang sore, ntar dicariin Abang Nathan.”

Jovan menampilkan senyum terbaiknya membalas ucapan Iva. “Bye Bye Iva cantik.”

Sementara Nanda hanya mengangguk patuh.

Arlando mendengus tak suka, Ia menarik Iva cepat meninggalkan teman temannya yang masih betah duduk di pinggir lapangan basket.

“Gak usah sering sering senyum ke cowok.”

Iva mengerutkan dahinya. “Lho? Emangnya kenapa?”

Arlando membalas tatapan kebingungan Iva. “Kamu cuman boleh senyum ke Aku.”

Oohh… cemburu toh, batin Iva.

VANA ILLUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang