Bagian 34 : Desert and Ocean (Gurun dan Lautan)

619 29 1
                                    


⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Cinta sepihak itu kutukan.
Omong kosong 'Aku bahagia melihat Kau bersamanya.'
-Vana Illusion


⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

"Dek, ambilin charger gue dong di tas." perintah Nanda yang masih fokus menatap jalanan dihadapannya sambil sesekali memutar stir kemudi mobilnya.

Hening. tak ada jawaban dari sebelah Nanda membuatnya menoleh ke kursi penumpang disampingnya.

"Dek." Ulang Nanda.

Iva yang sedari tadi menatap keluar jendela masih tak bergeming.

"Dekkk..." teriak Nanda.

Iva terkejut. "Hahh..."

"Lo kenapa sih dek? Lo sakit?" tanya Nanda sambil menempelkan punggung tangannya yang bebas ke dahi Iva.

Iva hanya menggelengkan kepalanya. "Lagi ada masalah? Gue liat juga tadi lo gak sarapan, mukak lo juga pucat." Nanda mulai merasa khawatir. Iva kembali menggelengkan kepalanya.

"Lo pulang aja yah, biar gue puter balik."

"Gue gak papa kok." ucapan Iva tak sesuai dengan kondisinya saat ini. Suara Iva yang parau membuat Nanda tidak merasa tenang.

"Kalo lo tiba tiba ngerasa gak enakan lo harus langsung nelpon gue." titah Nanda.

Iva menganggukkan kepalanya.
Begitu Nanda memarkirkan mobilnya ia bergegas keluar membukakan pintu untuk Iva.

Iva tersenyum mengucapkan terimakasih.

Nanda mengambil tas Iva lalu membawanya menggunakan tangan kirinya sementara tangannya merangkul bahu Iva.

Iva tertawa geli. "Gue berasa kaya lagi sekarat tau bang."

"Gue gak mau kenak amukan cowo loh yang dirumah. Cukup uang jajan gue yang dipotong jangan sampe mobil gue disita." penjelasan Nanda membuat Iva kembali tertawa.

Nathan benar benar memotong uang jajan Nanda sejak kejadian yang lalu.

Nanda tak langsung ke kelas nya sehabis memastikam Iva sampai di kelasnya dengan selamat. Kini ia duduk di bangku pojok kantin bergabung dengan teman temannya.

Begitu Nanda duduk ia menghela nafasnya.

"Kenapa lo?" tanya Jovan heran.

Nanda menggelengkan kepalanya lalu tanpa izin ia menyeruput minuman Bagas dengan seenaknya.

Bagas yang baru saja menyendokan sesendok penuh nasi goreng kedalam mulutnya protes melihat tindakan Nanda. Ia menarik paksa gelas minumannya yang masih berada di tangan Nanda.

Dengan kondisi mulut masih penuh Bagas berteriak. "Vunyah uwe buanghat." (Punya gue bangsat.) ucap Bagas dengan tidak jelasnya.

"Kenapa sih lo? Masih pagi juga mukak lo udah gak beraturan." Hardik Agam.

"Adek gue." ujar Nanda.

Arlando yang baru datang meletakkan tas nya dengan agak kasar ke atas meja membuat Jo yang sedari tadi fokus bermain game di ponsel sontak terkejut.

"Sialan lo. Kan gue jadi mati." Teriak Jo yang langsung pergi begitu saja membawa tas nya lebih tepatnya menyeret tas nya.

Mereka hanya menggelengkan kepala melihat Jo yang biasanya bersikap bodo amat akan segala hal, sedari tadi ia terlihat begitu sensitif bagai wanita yang sedang kedatangan tamu bulanan.

VANA ILLUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang