Bagian 32 : I Love You

869 34 1
                                    

Buka ▶ Vote ▶ Baca ▶ Coment

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Kebohongan yang manis
Dan
Kenyataan yang pahit.

-Vana Illusion.

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Pagi ini Iva benar benar malas untuk menjalankan segala aktivitasnya. Ditambah kondisi wajahnya yang cukup mengerikan, mata sembap, lingkaran di bawah mata nya juga memperparah penampilannya pagi ini.

Setelah semalam masuk kedalam kamar, Iva tak lagi keluar hingga bulan berganti matahari.

Dengan langkah malas Iva masuk kedalam kamar mandi membersihkan tubuhnya.

Setengah jam kemudian Iva keluar dari dalam kamarnya, Ia menghabiskan banyak waktu untuk menutupi kondisi wajahnya dengan make up. Semua mata tertuju pada nya saat ia menuruni tangga menuju meja makan. Suasana hati Iva bertambah hancur saat ia tidak menemukan kedua orangtua nya di meja makan.

Tipikal orangtua yang berprinsip, jika anak anak mereka lebih membutuhkan uang dari pada kehadiran mereka.

Biasanya Iva tidak mempermasalahkan hal itu. Ia cukup mendapat kasih sayang dari kedua Abangnya, bahkan saat Nathan bertugas hingga keluar negeri ia tetap mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Kadang Iva ingin berteriak di hadapan orang tua nya."Aku menginginkan kalian ada untukku, bukan uang kalian." kira kira seperti itu. Namun Iva juga sadar jika tanpa uang maka Iva tidak akan mendapatkan kehidupan yang layak.

Arggg...
Batin Iva berteriak. Pagi ini rasanya Iva menjadi lebih sensitif.

"Pagi Dek" sapa Nanda dengan hati hati saat ia mampu melihat dengan jelas raut wajah Iva yang terlihat seperti sedang marah.

Iva hanya melirik sekilas kearah Nanda tanpa membalas sapaan dari nya.

Nathan yang merasakan hawa canggung antara kedua adiknya merasa perlu mencairkan suasana. Nathan mengelus puncak kepala Iva yang duduk diam disampingnya, Iva masih diam sambil mengolesi selai keatas rotinya.

"Pagi Adek Abang." ucap Nathan sambil mengecup kepala Iva pelan.
Iva hanya tersenyum seadanya menanggapi Nathan. "Ntar siang pulang dari sekolah jangan ada yang keluyuran. Kita udah lama gak quality time." Jelas Nathan.

Nanda dan Iva hanya mengiyakan perintah Nathan tanpa ada bantahan.

Sehabis sarapan Nanda dan Iva berangkat bersama di antar oleh Nathan.

Suasana di dalam mobil Nathan benar benar hening. Iva yang duduk sendiri di kursi belakang sedari tadi hanya diam.

"Dek, ntar pulang sekolah kita karokean ketempat biasa yuk?" Nathan berusaha mencairkan suasana.

Nanda ikut bergabung. "Ide bagus bang. Gue udah lama gak ngeluarin suara emas gue dalam bernyanyi." ucap Nanda berbangga diri.

Iva merasa sedikit bersalah saat melihat usaha Nathan dan Nanda yang berniat membuat nya tertawa. Dalam hati Iva mengucap syukur karna telah diberikan dua pelindung untuknya.

"Adek juga mau makan di tempat sate padang yang  di deket bundaran." Nathan dan Nanda tersenyum ketika mendengar Iva ikut bergabung dalam pembicaraan tersebut.

Nathan dan Iva turun dari dalam mobil lalu berjalan bersama. Suasana hati Iva sedikit membaik setelah berbicara panjang lebar di mobil tadi.

Nanda merangkul bahu Iva. "Semalam Lo kenapa sih dek? bukannya Lo semalam jalan sama Arlando?" Nanda benar benar tidak dapat membendung rasa penasaran nya.

VANA ILLUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang