Bagian 6 : Bisu??

1.8K 131 44
                                    

 

“Aku akan melakukan setiap hal yang dapat membuatku berhenti memikirkanmu, walaupun aku tau itu hanya berlaku sesaat.”
-Arlando Kenzie Arkananta.

Nanda masuk kedalam mobil setelah menyudahi obrolannya dengan Arlando yang ternyata adalah ketua ekskul basketnya.

“Lo kok bisa kenal sama cowok itu dek??” Introgasi Nanda setelah dia baru saja menjalankan mobil nya keluar dari gerbang sekolah.

“Iva gak kenal sama orang itu bang.” Jawab Iva dengan malas sambil memainkan ponselnya.

“Kalo gak kenal, kenapa ngomongnya tadi sampe sedekat itu??” Nanda kembali mengintrograsi Iva.

“Abang tadi ngomong apa aja sama dia?” Bukannya menjawab pertanyaan Nanda, Iva malah balik bertanya.

“Dia itu ternyata kapten basket sekolah kita.” Jawab Nanda tanpa sadar bahwa Iva baru saja mengalihkan pembicaraan mereka.

Nanda dan Iva kembali terdiam sampai mereka sudah berada di garasi mobil rumah mereka.

“Itu mobil siapa bang??” Tanya Iva heran, ketika ia melihat di sana ada sebuah mobil bewarna silver yang terparkir di halaman rumah mereka.

Nanda tidak menjawab pertanyaan Iva, dengan cepat Nanda masuk kedalam rumahnya dan diikuti oleh Iva yang berada di belakangnya. Saat Iva dan Nanda sampai di ruang tamu, mereka sangat terkejut ketika melihat seorang pria dengan santainya tiduran di sofa mereka sambil menonton televise.

“Abannnggg.” Pekik Iva sambil berlari kearah pria yang sedang rebahan di atas   sofa, dan tidak  menyadari akan kehadiran dua orang yang berdiri di belakangnya. Mendengar teriakan yang cukup menulikan telinga, pria itu berbalik dan terkejut melihat Iva yang langsung memeluknya dengan sangat erat.

Orang itu adalah Nathanael Ando Pratama kakak sulung Iva. Ia baru saja pulang setelah bertugas selama dua minggu untuk penerbangan keluar negeri.

“how are you my little princess??” Tanya Nathan sambil mengelus kepala Iva yang masih berada dalam pelukan Nathan.

“I miss you so much my belove prince.” Bukan nya menjawab pertanyaan Nathan, Iva malah mengungkapkan kerinduannya kepada abang sulungnya tersebut.

Nathan dan Iva memang selalu memanggil salah satu dari mereka dengan sebutan prince dan princess. Nathan terkekeh geli sambil tetap mengelus kepala Iva yang masih menempel di dalam pelukan Nathan.

Merasa geli melihat drama yang ada di hadapannya Nanda langsung memisahkan pelukan Nathan dan Iva dengan duduk tepat di antara Iva dan Nathan. Hal itu membuat Iva langsung kesal melihat tinggkah abang keduanya itu.

“Gak usah sok-sok kaya drama India lo berdua.” Tanpa merasa bersalah Nanda langsung menggambil remote dari tangan Nathan dan mengganti chanel televisi tanpa menyadari tatapan membunuh dari dua orang yang ada di kiri dan kanannya.

“Bisa gak sih lo gak nyebelin kayak gini.” Nathan langsung menarik tubuh Nanda, menjepit kepala Nanda di antara kedua lengannya yang malah membuat Nanda sesak karna susah bernafas. Tidak mau ketinggalan Iva  mengambil salah satu bantal sofa dan memukulkannya ketubuh Nanda tanpa ampun.

Ini lah yang selalu mereka lakukan apabila mereka berkumpul. Iva dan Nathan akan selalu bekerja sama untuk melawan Nanda.

“Kalian itu  apa-apaan sihh. Selalu aja berantem kalo kalian ketemu, ntar udah giliran salah satu nya pergi malah sibuk nyariin” ketus Allysa, ibu mereka ketika melihat pemandangan ketiga anaknya yang berada di ruang tamu.

VANA ILLUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang