4. Hargailah

206 30 15
                                    

Jiwoo membuka mata nya yang sedikit berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiwoo membuka mata nya yang sedikit berat. Wajah nya mungkin akan bengkak dan kantung mata nya akan menghitam.

Ia menoleh ke arah jam weker di samping nya, sengaja tidak di tandai pada jam tertentu agar gadis itu tidak di bangunkan.

01.38

Siang hari.

Gadis itu beranjak duduk, mata nya masih kosong. Ia meraih telepon genggam yang ada di nakas.

Menatap semua notifikasi yang hampir memenuhi lock screen nya.

Beratus-ratus panggilan dari manajer oppa dan beberapa member Seventeen lain nya. Berpuluh-puluh pesan yang di kirimkan juga hampir membuat kotak pesan nya penuh.

Ia baru akan menelepon manager oppa namun nama nya lah yang sedang tertera di layar handphone Jiwoo dengan warna hijau.

"Oppa-"

"Hei kau kenapa? Kenapa tidak mengangkat telepon ku? Kau sakit?"

"Sedikit," secara psikologis mungkin yang gadis itu maksud.

"Baiklah. Istirahat lah. Aku akan bilang ke yang lain kalau kau akan absen hari ini," Jiwoo hanya berdehem dan memutuskan hubungan nya.

Ia melempar handphone nya ke tempat tidur asal dan segera membersihkan diri nya. Setidaknya dia bisa menjauh sedikit dari kedua lelaki itu untuk beberapa saat.

Gadis itu menatap nanar ruang tamu nya. Tempat ia mencurahkan segala kekesalan nya kemarin.

Bau alkohol dan beberapa botol bekas masih terlihat jelas. Mungkin membersihkan apartemen akan sedikit memperbaiki mood nya.

Lagipula ia tidak ingat terakhir kali ia membersihkan tempat tinggal nya. Bahkan kulkas saja sudah ia cabut sejak lama.

Tidak mengisi makanan di dalam membuat Jiwoo memutuskan aliran listrik nya. Gadis itu juga jarang makan di rumah.

Beberapa lama kemudian rumah nya tampak sedikit bersih. Setidak nya lebih layak di huni ketimbang tadi.

Gadis itu duduk di sofa. Posisi nya bahkan membuat nya ingat akan apa saja yang ia lontarkan sembarangan semalam.

Tidak takut kalau tetangga akan terganggu atau orang yang berlalu lalang di depan apartemen nya akan mengira nya sakit jiwa.

Jiwoo hanya ingin melepas semua beban di hati nya. Berharap kalau setidaknya akan ada yang terangkat. Namun tidak, ia bahkan masih bisa membayangkan pernyataan Seungcheol kemarin siang.

Pernyataan yang semakin membuat hubungan nya dengan Mingyu memburuk. Mungkin lelaki itu akan benar-benar berfikir kalau Jiwoo bermain di belakang nya.

Gadis itu duduk di sofa, menyandarkan punggung nya dengan nyaman. Melempar pandangan nya ke langit-langit.

Memikirkan bagaimana pertama kali ia menatap Mingyu sebagai seorang lelaki yang mengisi sebagian hati nya.

✔ Seventeen Lovelife [Series] 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang