✔ Seventeen Lovelife [Series] 1.0

1. X

Lelaki itu sejak tadi tidak bisa mempercayai kepala nya. Terlebih mata nya.

Apa karma baru saja berbuah?

Japan Arena Tour.

Mengharuskan Seventeen untuk terbang ke Jepang dan menetap beberapa lama untuk melaksanakan konser dan fansign di beberapa titik di negara sakura itu.

Dan kini mereka sedang mengadakan fansign di salah satu lokasi yang sudah di sepakati.

Namun mata nya yang tajam meneliti setiap Carat yang duduk malah membuat nya terkejut batin.

Belum sampai giliran nya untuk memberikan tanda tangan dan menjawab pertanyaan di post-it. Belum saat nya untuk memamerkan bahasa Jepang nya yang sudah meningkat pesat.

Tapi lelaki itu sudah gelisah sendiri.

Melihat itu Vernon yang duduk disamping nya malah terkekeh pelan.

"Lee Chan, kau kenapa? Gugup? Bukan Lee Chan yang biasa?" Ejek nya yang hanya bisa membuat maknae Seventeen itu terpaksa terkekeh.

Lelaki itu kini menundukkan kepala nya. Memainkan tangan nya kasar dan beberapa kali menghela nafas. Berharap kalau-kalau gadis itu tidak akan mengenal nya.

Walau rasa nya mustahil.

Memang sudah ada kabar burung kalau gadis itu memang menyukai negara Gunung Fuji. Namun ia tidak tahu nekad gadis itu yang besar sudah membawa nya ke Jepang pula.

Beberapa fans wanita sudah ia lewati. Memberikan high-five dan tatapan mata seorang Lee Chan yang biasa membuat para noona-fans sakit jantung.

Ia bisa melihat dari ujung mata nya kalau beberapa member lagi gadis itu akan menghampiri nya.

Ia bahkan sudah mengeluarkan keringat dingin dan melupakan kosa kata Jepang yang sengaja ia siapkan tadi. Hilang begitu saja saat melihat wajah gadis itu yang sudah berubah banyak.

Apa 1 tahun membuat perubahan seorang gadis biasa tumbuh menjadi gadis jelita nan elok?

Kini gadis itu bahkan sudah berhenti di depan Woozi hyung.

Tidak ingin menganggap hal itu besar, Dino lebih ingin fokus pada setiap Carat yang berhenti di depan nya. Karna ia tau berhenti di posisi Woozi akan membuat semua Carat bosan.

Hyung itu selalu dapat barang unik dari Carat. Dino berani mengakui itu. Entah topi imut yang berwarna pink atau pun barang lain yang mungkin hyung itu benci.

Namun kali itu gadis itu tidak mengeluarkan apapun. Ia hanya berjongkok disana dan berbicara dengan bahasa Korea yang fasih. Cukup membuat Woozi terkejut sekaligus nyaman dengan itu.

Entah kenapa lelaki itu hanya bisa mendengarkan percakapan mereka di telinga nya. Seperti Tuhan sengaja membungkam suara Carat di depan nya.

"Aku fans oppa,"