3. わかる

292 39 4
                                    

"Aku tidak pasti dengan perasaan ku,"

"Apa maksudmu?"

"Entah lah, aku juga tidak mengerti,"

"Bicaralah dengan baik. Kami tidak mengerti. Jangan gunakan segala macam teori mu itu,"

"Seperti nya aku tidak punya perasaan lagi dengan nya,"

"APA!?"

"Apa maksud mu hah!? Kau mempermainkan dia!?"

"Tidak, bukan itu. Dulu aku akan senang memperhatikan nya bekerja di samping ku. Tau kan, dia juga kru yang menyusun lagu di album dan mengedit nama kita di dalam.

Aku suka sekali kerja keras nya. Dia yang selalu meminta pendapat ku dulu sebelum bekerja. Dia juga tanya Hoshi atau S.Coups kan?"

Yang lain mengangguk.

"Aku suka senyum nya. Dia selalu ramah terhadap semua orang, bahkan saat dia di landa stress, dia akan sekedar memberi ulasan tipis. Atau dia yang kebingungan tentang segala pekerjaan nya, itu pun bisa membuat ku berdebar.

Tapi aku tidak tega melihat nya khawatir. Pertama kali nya aku beritahu kalau aku demam, dia seperti akan menangis.

Seperti memang perasaan nya sangat tulus. Dia sangat baik. Tapi tak mungkin ku lukai perasaan nya hanya karna kesehatan ku yang tidak stabil.

Lalu aku berusaha sekeras mungkin untuk tidak sakit-"

"Dan tidak memberitahu nya saat kau sakit?"

"Entahlah. Itu terjadi begitu saja,"

"Lalu dia akan semakin berfikir bahwa kau menyembunyikan sesuatu dari nya,"

"Aku hanya tidak mau dia khawatir. Aku hanya tidak beritahu saat aku sakit kan? Dia bisa mengerti hal itu," kata Jihoon enteng.

Sepertinya siapa pun yang akan menjawab pernyataan nya akan mengalami jalan buntu.

"Jadi apa maksudmu soal tidak ada perasaan itu? Perasaan mu menguap begitu saja?"

"Entah hanya aku atau memang begitu, kami berdua sama-sama sibuk. Berpacaran mungkin hanya sebuah status untuk kami. Seventeen akan terus berkembang, ketika pekerjaan ku mulai bertambah maka begitu juga dengan nya.

Untuk berkomunikasi saja jarang. Seperti nya 1 hari harus di isi 48 jam agar kami bisa bertemu dengan leluasa. Aku sudah terbiasa tidak memiliki nya di sisi ku.

Memang sejak berpacaran tidak banyak yang berubah di hidup ku. Hanya bertambah seseorang yang memperdulikan ku selain hyung atau manajer.

Dia yang akan datang ke ruangan ku untuk sekedar mengantarkan makanan pesanan ku atau memberikan secangkir kopi.

Aku nyaman dengan segala perilaku nya, aku terima segala sikap nya. Hanya saja itu tidak membuat ku berdebar lagi. Seperti, memang itulah pekerjaan nya dan itulah yang harus ia lakukan."

"Ya, kau kira dia asisten mu?"

Woozi mengangkat bahu nya.

"Seperti nya bisa di bilang aku menganggap nya begitu."

"Hyung kejam sekali,"

"Hyung tidak boleh begitu,"

"Lalu aku harus bagaimana? Memutuskannya saat aku tak tau apapun soal perasaan nya?"

✔ Seventeen Lovelife [Series] 1.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang