"Pengantin wanita tolong lebih rileks!"
Gue cuma bisa menghela napas berat tiap kali mendengar ucapan dari fotografer. Tiga hari lalu gue beneran gak jadi foto prewedding karena pura-pura sakit perut, sampe gue harus rela gak nemenin Taeyong ke bandara. Tapi, hari ini gue bener-bener gak punya alasan buat gak melakukan itu.
"Tegang banget sih muka lo!" Oceh Daniel dengan raut muka yang kesal.
Gue cuma bales natap dia nanar. "Maaf."
"Pengantin pria sedikit lebih senyum!"
"Bawel anjing!" Nah kan makin kesel aja tuh si Daniel.
Saat ini kita sedang dalam pose dimana tangan Daniel melingkar di pinggang gue dan tangan gue bertumpu di dada bidang milik Daniel. Gue geli ngelakuinnya, makanya muka gue tegang mulu dari tadi. Daniel sih sebenernya biasa aja, tapi gara-gara komuk gue gak bener mulu lama-lama dia jadi kesel.
"Yang bener muka lo! Kalo gak bener gue cium lo ya!" Kata Daniel dengan nada mengancam.
Gue jadi natap dia sebel, bukannya bantuin gue supaya berekspresi dengan bener dia malah ngancem-ngancem. "Ngeselin lo!"
"Gue cium beneran nih!"
Ish.
Akhirnya, gue coba mengusir rasa geli yang gue rasakan dengan senyum sealami mungkin. Saat gue udah melakukannya dengan benar, Daniel juga kembali bersikap biasa aja dengan senyum yang eng- manis?
GAK!
Gue langsung menggelengkan kepala gue saat menyadari kata 'manis' itu terlalu berlebihan untuk senyum seorang Kang Daniel. Selesai foto dengan pose tadi, kita lanjut foto dengan pose yang lebih menyebalkan lainnya. Gue harus pura-pura senyum sampe rasanya rahang gue sakit. Gue gak ngitungin ini udah baju yang keberapa, tapi lama-lama pake gaun pengantin gak seburuk yang gue kira.
Gaunnya cantik, gue suka.
Sekarang gue sama Daniel lagi istirahat sebelum lanjut foto terakhir, foto utama katanya. Daniel lagi duduk main hp sambil minum ice americano, sedangkan gue lagi main kuis matematika sama asistem google. Padahal baru ditinggal tiga hari sama Taeyong, tapi rasanya gue udah kayak jones. Taeyong bener-bener sibuk di Bali sampe jarang banget bales chat gue.
Omong-omong, Doyeon sama Somi udah gue ceritain tentang perjodohan ini. Mereka sempet kaget, tapi setelah itu mereka mempertanyakan hubungan gue sama Taeyong gimana nantinya. Gue juga bingung, kok rasanya rencana pembatalan gue sama Daniel gak ada kemajuan.
"Niel," panggil gue disela-sela main kuis matematika. "Rencana kita gimana?"
"Kita nikah beneran aja yuk."
"Hah?" Gue langsung naro hp gue di meja terus natap Daniel yang keliatan santai ngomong begitu.
"Kenapa?" Daniel menaikan sebelah alisnya. "Gak mau?"
Gue mendengus sebal. "Gue lagi serius, jangan becanda!"
"Taeyong udah tau tentang perjodohan ini?" Bukannya jawab pertanyaan pertama gue, Daniel malah mengalihkan topik.
Gue hanya menggeleng lemas. "Gue bingung gimana bilangnya."
Daniel ketawa pelan abis itu menyesap ice americanonya. "Cupu ah. Bolos PM bisa, masa bilang lagi dijodohin ke pacar gak bisa."
Gue menghela napas berat. "Bolos sama perjodohan itu beda! Lo gak ngerti sih, gimana susahnya gue tiap kali mau ngomongin ini ke Taeyong."
Daniel ketawa lagi. "Oh beda yah."
KAMU SEDANG MEMBACA
18 • Lee Taeyong ; Kang Daniel ✅
Fanfiction[Completed] Disaat lo punya pacar yang 97% mendekati sempurna, lo malah dijodohin sama cowok yang bahkan gak lo ketahui jenis spesiesnya. Apa yang bakal lo lakuin? . . . . Imagine yourself being 18 years old between Lee Taeyong and Kang Daniel. Who...