Akhir-akhir ini gue jadi sering jalan sama Daniel, hampir tiap hari selama seminggu ini. Daniel ngajak gue ke banyak tempat yang selama ini belum pernah gue kunjungi -soalnya yang gue tau cuma mall doank. Mulai dari farm house, wisata outbound, sampe panti jompo -kata Daniel gue harus belajar peduli sama orang lain dan ngehormatin orang yang lebih tua.
Hari ini gue diajak Daniel ke tempat dia belajar bela diri, taekwondo. Sebelum latihan, gue seneng bukan main karena dapet baju taekwondo yang biasanya cuma gue liat di tv. Tapi, rasa senang gue hilang saat mulai latihan. Baru belajar kuda-kuda aja rasanya gue capek, mana semua gerakannya pake bahasa korea lagi. Gue pusing, kayaknya gak kuat deh gue ikut bela diri ini.
"Niel, capek." Keluh gue sambil mendudukan diri di sebelah Daniel yang tengah meneguk air mineral.
Daniel nolehin kepalanya ke gue terus dia ngacak pelan rambut gue. "Lo jarang olahraga sih makanya cepet capek."
"Ini kita sampe kapan latihannya?" tanya gue.
Daniel sempet mikir sebelum jawab. "Sampe gerakan kuda-kuda lo bener."
Bibir gue mengerucut begitu mendengar jawaban Daniel, kayaknya sampe besok juga kuda-kuda gue tetep lemah. "Niel, gue gak akan bisa."
Daniel ketawa terus ngacak pelan rambut gue lagi. "Semangat donk, Saejin. Lo pasti bisa kok, sebagai cewek era modern lo harus bisa bela diri."
Gue hanya menghela napas pasrah dan mulai latihan lagi.
.
.
.
.
.Setelah latihan taekwondo tadi, gue lanjut main ke rumah Daniel karena Tante Haesoo mau masakin gue daging rendang. Gue sih seneng aja pas denger itu, makanya gue gak nolak atau gimana. Sekarang gue lagi di kamarnya Daniel buat liatin foto-foto Daniel semasa kecil.
"Wah gila! Lo kok cakepan waktu kecil sih, Niel!" Seru gue saat ngeliat foto Daniel umur 4 tahun dari album foto.
"Lo mah buta! Cakepan gue yang sekarang lah!" Kata Daniel nyolot terus ngambil album yang lagi gue pengang.
"Mau liat ih."
Daniel gelengin kepalanya terus ngasih album lain ke tangan gue. "Liat itu aja, ada foto anak manis yang waktu itu pernah gue ceritain."
Dengan rasa antusias yang tinggi gue langsung buka album foto yang Daniel kasih. Foto pertama, ada Daniel sekitar umur enam tahun dengan Tante Haesoo di sebelahnya. Gue balik ke halaman selanjutnya dan ada foto Daniel dengan seorang anak cewek dikuncir dua. Gue mengerutkan kening, cantiknya tuh anak kecil kayak kenal deh. Bukannya itu gue ya?
"Niel, ini kan foto gue."
Daniel tersenyum. "Emang itu lo."
Lah kok.
"Lo itu cinta pertama gue, Jin." Kata Daniel sambil nyubit pelan pipi gue. "Dan, sepertinya sekarang gue udah jatuh cinta lagi sama lo."
Deg.
Gue langsung meneguk ludah, jantung gue berdebar untuk Daniel. Ini Daniel cuma ngomong loh bukan nembak.
"Niel, jangan gitu." Kata gue dengan nada yang mendadak canggung. "Gue jadi deg-degan."
Sudut bibir Daniel terangkat membentuk sebuah senyuman yang indah. "Marry me, Park Saejin."
"Hah?" Gue mendadak cengo mendengar ucapan Daniel, tapi beberapa saat kemudian gue sadar. "Becanda kan lo?"
😏
Daniel gak langsung senyum pepsodent kayak biasanya, dia tetap mempertahankan senyum yang indah itu. Gue semakin bingung karena ekspresi Daniel itu dan gak lama Daniel mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya.
Daniel membuka kotak kecil itu dan menunjukan sebuah cincin yang terukir nama gue dan Daniel di dalamnya. "Marry me, Park Saejin."
Gue menundukkan kepala, terdiam untuk beberapa saat. Lalu, melihat jari manis tangan kiri gue yang sudah terpasang cincin berbentuk tiara pemberian Taeyong. Selama ini gue udah mengkhawatirkan hal yang salah. Saat Taeyong pergi gue takut akan ditinggalkan, tapi kenyataannya malah gue yang akan meninggalkan Taeyong.
Feeling yang mengatakan bahwa Taeyong seharusnya gak pergi, itu bukan karena Taeyong akan selingkuh di luar sana. Tapi, karena perasaan gue akan goyah saat Taeyong gak di sini. Sebesar apapun pengaruh Taeyong buat gue selama ini, ternyata gue tetaplah remaja berusia 18 tahun. Gue mudah berpindah hati disaat hati gue sudah terisi sekalipun.
Gue mengangkat kepala untuk melihat wajah Daniel yang masih menunjukkan ekspresi sama. Tapi, mulut gue tetap bungkam. Selama ini gue selalu seneng tiap kali jalan sama Daniel, dia membawa hal baru ke dalam hidup gue. Bahkan, sekarang jantung gue juga berdebar karenanya. Tapi, gue masih bingung untuk mendefinisikan perasaan-perasaan yang tengah gue rasakan untuk Daniel.
Yang gue rasakan ini sekedar nyaman atau gue emang jatuh cinta sama Daniel? Gue gak tahu, karena sepenggal hati gue bilang jangan lepasin Taeyong. Apa mungkin gue jatuh cinta kepada dua orang sekaligus?
"Lo gak perlu jawab sekarang." Ucap Daniel seraya menutup kotak cincinnya kembali.
"Niel." Hanya memanggil namanya yang bisa gue lakukan sekarang.
Daniel menarik gue ke dalam dekapannya. "Seandainya dulu keluarga gue gak pindah, mungkin kisah kita sudah terangkai sejak dulu. Seandainya saat gue kembali gue langsung nemuin lo, mungkin keadaannya jauh lebih mudah dari sekarang."
"Niel, gue bingung."
Daniel mengusap-usap rambut gue, seperti yang biasa dia lakukan untuk membuat gue lebih tenang. "Gapapa, masih ada waktu untuk lo berpikir. Jangan terburu-buru, gue siap apapun jawaban lo."
Gue memperat pelukan gue ke Daniel. Hubungan ini seharusnya sejak awal gak pernah terjadi, karena begitu hubungan ini berjalan dengan baik. Gue -gak, kita terlalu bodoh untuk mengakhirinya.
Dddrrrttt.. Dddrrrttt... Dddrrrttt...
Suara getar dari ponsel membuat gue melepaskan diri dari pelukan Daniel. Gue mengambil ponsel dari saku celana dan menemukan sebuah panggilan masuk. Gue langsung menggigit bibir bawah gue begitu membaca nama si pemanggil.
Lee Taeyong 💕 is calling...
"Siapa?" tanya Daniel.
"Taeyong." jawab gue tanpa berani menatap mata Daniel.
Daniel ngacak pelan rambut gue. "Angkat aja, gue tunggu di bawah." Katanya lalu segera berlalu.
Gue menggeser layar ponsel untuk menjawab telepon dari Taeyong, tapi sebelum itu gue mengatur napas terlebih dahulu. "Hallo." sambut gue.
"Jin, besok aku balik ke Jakarta."
∆∆∆
Create : 27/04/2018
Publish : 23/06/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
18 • Lee Taeyong ; Kang Daniel ✅
Fanfic[Completed] Disaat lo punya pacar yang 97% mendekati sempurna, lo malah dijodohin sama cowok yang bahkan gak lo ketahui jenis spesiesnya. Apa yang bakal lo lakuin? . . . . Imagine yourself being 18 years old between Lee Taeyong and Kang Daniel. Who...