20 - Drugs

434 44 0
                                    

Sedikit lagi ending:)

Happy reading=>

.

Sudah seminggu sejak gue putus dari Taeyong dan pekerjaan gue cuma liatin langit-langit kamar. Papa sama Mama seneng banget pas gue bilang udah putus sama Taeyong, tapi gue gak ngerasain hal yang sama. Gue ngerasa bener-bener sakit.

Seharusnya gue sadar, gue itu udah sangat kecanduan dengan seorang Lee Taeyong. Ibaratnya narkoba Taeyong itu kokain, sedangkan Daniel itu ekstasi. Gue hanya bosan dengan serbuk putih kokain yang lama-lama terlihat tidak menarik, ditambah jarum suntik yang biasanya gue gunakan berada di tempat yang jauh. Sehingga, gue tertarik untuk mencicipi ekstasi yang berupa pil warna-warni.

Mulanya ekstasi terasa serupa dengan kokain, tapi saat gue benar-benar harus berhenti mengkonsumsi kokain nyatanya efek ekstasi tidak cukup kuat untuk menggantikan kokain. Mungkin beberapa orang pernah mendengar ini, 'berhenti mengkonsumsi kokain sakitnya seperti kuku ibu jarimu dicabut tanpa obat bius'. Dan, itulah yang tengah gue rasakan sekarang.

Gue terus menahan tangis selama seminggu ini, gue memendam segala rasa sakit dengan teramat dalam. Gue udah cukup nyakitin Taeyong, gue gak boleh nyakitin Daniel juga. Pernikahan gue sama Daniel tiga minggu lagi, udah terlalu terlambat jika gue merengek untuk membatalkannya.

Kapal gue yang tengah berlayar, sesungguhnya tidak dalam kondisi bisa memilih untuk kembali. Karena, arah mata angin terus meniup kapal gue untuk bergerak maju ke dermaga yang ternyata tidak lebih indah dari dermaga sebelumnya.

Tok. Tok. Tok.

"Dek," suara Kak Woojin terdengar dari balik pintu. "Gue masuk ya."

Gue gak menyaut apa-apa, gue masih menatap langit-langit kamar sampai suara kenop pintu terbuka gue baru menolehkan kepala. Kak Woojin masuk ke kamar gue sembari membawa sebuah boneka beruang putih dalam dekapannya.

"Dari Taeyong." katanya seraya menaruh boneka itu di depan nakas.

Gue bangkit duduk lalu memperhatikan boneka itu dengan lekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue bangkit duduk lalu memperhatikan boneka itu dengan lekat. Gue inget, itu boneka dari adik kelas Taeyong yang sampe dibawa tidur. Boneka yang bikin gue cemburu buta, bahkan sekarang pun masih saat gue mengingatnya kembali.

"Taeyong ke sini?" tanya gue.

Kak Woojin mengagguk lalu memberikan sebuah surat ke tangan gue. "Dia ke sini cuma mau kasih itu, bukan mau ketemu lo."

Gue mendengus pelan. "Tau kok, gue juga gak ngarep lagian."

"Abis baca lo makan ke bawah, jangan ngerem di kamar mulu! Lo bentar lagi mau nikah bukan mau audisi girlband, gausah sok kurus!" Omel Kak Woojin lalu keluar dari kamar gue.

Makasih loh Kak buat cara perhatiannya yang nyebelin-_-

Gue menarik napas dalam-dalam sebelum membaca surat yang Taeyong berikan. Gue gak ngerti kenapa dia ngasih gue boneka itu, tapi pasti dalam surat ini dia ngasih tau alesannya.

18 • Lee Taeyong ; Kang Daniel ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang