Taeyong side.
Tiap hari selama dua bulan pertama kafe gue dibuka, kerjaan gue selalu bagi-bagiin brosur di bagian luar kafe. Tapi, setelah memasuki bulan ke-3 akhirnya gue berperan sebagai pemilik kafe beneran. Gue mulai ngitung laba-rugi kafe gue, mikirin management pemasaran kedepannya, perkembangan menu-menu supaya tetap eksis mengikuti arus zaman. Yah, gitu deh banyak yang gue pikirin dan gue kerjakan sekarang.
Kafe gue udah cukup ramai untuk kategori kafe baru, kebanyakan anak-anak muda yang dateng. Anak muda, termasuk si anak SMA yang waktu itu. Gue perhatiin dia selalu dateng sekitar jam empat atau jam lima sore, masih pake seragam, masih sama cantiknya seperti waktu pertama kali ketemu, dan dia selalu memesan satu menu yang sama. Entah dia suka atau gimana, dia selalu mesan ice frappuccino tiap kali dateng ke sini.
Gue jalan ke arah kasir, lalu memperhatikan si anak SMA itu dari jauh. Seragam olahraganya keliatan imut banget karena dia yang pakai. Gue gak tau, hati gue rasanya terdorong buat mendekat padanya.
"Ra, kamu liat deh anak SMA yang duduk di deket jendela luar kafe." Kata gue ngebuat Nara melihat ke arah yang gue tunjuk.
"Itu pelanggan tetap kafe, Pak. Tiap hari ke sini."
Iya, gue tau.
"Cantik ya pak anak SMAnya. Bapak naksir ya?"
Eh- pertanyaan Nara barusan berhasil membuat gue garuk tengkuk tanpa alasan. "Engga kok." kilah gue. "Saya cuma mau kasih tau kamu aja, besok kasih dia diskon 80% kalo kesini lagi."
"Oh, baik pak." balas Nara sambil ngasih gue kertas note.
"Apaan nih?" tanya gue.
"Liat aja, pak."
Gue natap Nara bingung, tapi sedetik kemudian gue langsung ngeliat kertas note yang dia kasih. Ada tulisan : Namanya Park Saejin, saya tau bapak naksir sama dia ^__^
Tanpa sadar sudut bibir gue terangkat naik, namanya Park Saejin ternyata.
"Tuh kan Bapak naksir!" Suara Nara yang kembali terdengar membuat gue cepat-cepat mengubah ekspresi jadi datar.
"Engga kok, sok tau kamu!" gue kembali berkilah lalu terburu-buru keluar dari kafe dengan telinga memerah.
Jangan sampe si Nara liat, bisa makin diledekin nanti.
Waktu sampai di depan kafe, gak nyangka gue malah ketemu si anak SMA yang keliatannya belum lama keluar dari kafe sambil bawa-bawa gelas ice frappuccinonya. Dia keliatan bengong ngeliatin keramaian. Makin gue liatin, makin imut ya ternyata.
.
.
.
.
.Esok harinya, si anak SMA -Park Saejin, gue udah tau namanya- dateng lagi ke kafe. Dari jam tiga gue nungguin dia di kursi belakang etalase kue yang di pajang samping kasir. Nara gak salah, gue memang tertarik sama dia -selain karena dia cantik, mulai dari tingkahnya yang cewek abis sampai senyumnya yang supermanis dia tipe gue banget. Ampun deh, gue jadi jilat ludah sendiri suka sama cewek yang lebih muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
18 • Lee Taeyong ; Kang Daniel ✅
Fanfiction[Completed] Disaat lo punya pacar yang 97% mendekati sempurna, lo malah dijodohin sama cowok yang bahkan gak lo ketahui jenis spesiesnya. Apa yang bakal lo lakuin? . . . . Imagine yourself being 18 years old between Lee Taeyong and Kang Daniel. Who...