Malam ini, Damien baru bisa tertidur dengan nyenyak. Dhya memastikan Damien tidur dengan baik, baru ia kembali kekamarnya lagi. Tapi ternyata tidak lama, hanya beberapa langkah Dhya meninggalkan Damien, Damien mengigau dan berteriak dengan keras.
"Papaaaaaaaaaa..."
"Pappaaaaa"
Dhya yang mendengar Damien berteriak pun kembali kekamar Damien dan berusaha membangunkan Damien yang masih berada dalam alam bawah sadarnya.
"Pak.. Pak.. Pak Damien sadar.. Pak.."
"Dhyaaaaaaaaa..." Ucapnya saat melihat Dhya dihadapannya, ia menggenggam tangan Dhya erat, dan kemudia memeluk Dhya sangat erat pula.
"Aku takut.. Aku takut.."
Dhya yang tertegun karena refleks yang Damien lakukan, Damien memeluknya mendadak, tapi Dhya juga tidak mampu melepaskan begitu saja. Bukan karena Dhya dikuasai perasaannya, tapi karena Dhya tau saat ini Damien butuh ketenangan. Dhya hanya mampu membuat Damien tenang dengan mengusap punggung Damien yang masih kaku, Damien sungguh-sungguh ketakutan.
Keluarga Javier bangun dan berlarian ke kamar Damien, begitu melihat Damien yang tegang sedang memeluk Dhya, mereka takut Dhya akan marah, tapi justru Dhya tersenyum dan menggerakkan bibirnya.
"Tidak apa-apa, Damien hanya mimpi buruk." Kata Dhya dengan gerakkan bibir.
"Kau hanya mimpi buruk, tidak apa-apa, tidak akan terjadi apa-apa." Ucap Dhya menenangkan Damien.
"Tapi papa, Dii.."
"Damien, papa meninggal bukan karena kesalahanmu." Ucap Johannes menenangkan Damien.
"Benar, apa yang Dhya katakana kemarin Damien, Papa pergi karena memang sudah takdirnya." Tambah Richard.
"Ayo kembalilah tidur, aku akan menemanimu disini." Ucap Dhya pada Damien.
"Maafkan aku, selalu membuat kalian semua kesulitan dan panic ditengah malam begini." Ucap Damien pada keluarganya.
"Tidak ada kata menyulitkan dalam hubungan keluarga, Damien."
Keluarga Javier tersenyum menatap Damien, dan dibalas dengan senyuman tulus Damien yang kini sering mereka lihat.
"Kau tidurlah, aku tidak apa-apa." Kata Damien pada Dhya yang sudah duduk di sofa sebelah nakas.
"Aku akan melanjutkan mogok bicaraku jika kau menyuruh ku pergi, mr. Damien Squarepants."
"Honestly, I really miss you so bad, I can see you, I can hear you, but I can't told to you how I really miss you, Dhya."
"Oh My God, apa sudah tidak ada lagi lelaki muda didunia ini hingga aku harus digombali oleh seorang pria tua keriput ini." Ucap Dhya sambil memakaikan Damien selimutnya lagi.
"Aku rindu ocehan mulut besarmu."
"Stopped, kau harus tidur. Tidakkah kau semakin merasa mirip dengan pocong karena memiliki lingkaran hitam disekitar matamu." Ucap Dhya yang kemudian membuat Damien membelalakan matanya.
"POCONG."
Makhluk yang namanya sudah tidak ia dengar 2 minggu ini semenjak Dhya mulai mogok bicara padanya. Mata Damien berputar memperhatikan keadaan kamarnya, dan terhenti dikamar Dhya yang gelap gulita.
"Kau betah tidur dengan pocong, Di ?"
"Mengapa pocong harus merasa tidak nyaman dengan pocong lainnya, mr. Damien."
KAMU SEDANG MEMBACA
DLJ Love Story, an inspiration to love again
Romance#24 Newbie 11/05/2018 #14 Newbie 05/06/2018 #10 Newbie 02/01/2019 ini cerita keduaku, masih dengan cerita mainstream ala penulis Wattpad. hanya saja dicerita ini aku tambah unsur komedi (Comedy-Romance), lemesin aja dan mari nikmati setiap alurnya. ...