masih nungguin ga kaliaann.. Maaf yaaaaa maafkan daku 😭
.........
Persidangan Jonathan dengan tuduhan pembunuhan berencana selalu saja berkendala dibarang bukti, bagi Hakim Ketua bukti yang Damien berikan tetap saja belum kuat untuk mendakwa Jonathan yang notabene sebagai kakak kandung Damien sebagai otak dari pembunuhan itu.
Bukti yang Damien miliki sudah habis, Damien pun tidak tahu siapa lagi yang bekerja sama dengan Jonathan dan Mukidi, karena selama mereka dalam penjara ada saja yang mengurus masalah keduanya, contohnya saja dengan pemindahan saudara iparnya Damien yaitu istri Jonathan. Jika saja William tidak mengadu pada Alice bahwa ia dan ibunya dibawa oleh seseorang mungkin hingga saat ini keluarga Javier tidak tahu bahwa Jonathan bekerja sama dengan orang lain.
Dan hari ini adalah persidangan final, pembacaan keputusan Hakim akan dibacakan hari ini. Mengetahui bahwa selama ini hakim selalu memihak Jo, sudah dapat dipastikan bahwa Jo akan terbebas dari jeratan hukum. Damien masih terdiam dalam sujud terakhirnya, menangis mengadu pada Rabb-nya dengan bisikannya kearah bumi.
“Jika memang aku harus kalah dalam pertarungan ini, ya Allah. Maka tunjukkanlah kebenaran akan Jo dengan cara yang lain. Karena Engkaulah hakim yang sangat Adil.” Tutup Damien dalam pengaduannya pada Tuhannya.
Damien meninggalkan tempatnya bersujud dan menghampiri kekasihnya yang masih belum berkutik semenjak 2 bulan pernikahan mereka. Damien mengecup kening istrinya, mengusap lembut pipi sang istri, dan membisikan kalimat penuh cintanya pada Dhya.
“Ini ujung perjuangan mas selama 2 bulan ini, meskipun mas akan kalah, mas tidak mengapa asalkan kamu masih disisi mas. Tetap disini dan jangan pernah kemana-mana.”
“Mas berangkat sayang, Assalamu’alaikum.” Ucap Damien dan kembali mengecup kening istrinya, kemudian membalikkan tubuhnya tanpa menatap lagi kebelakang.
Untuk kedua kalinya Damien melewatkan sesuatu.“Aku titip Dhya ya Dil, Syad. Dan mohon Do’a kalian.” Ucap Damien kepada Dilla dan Arsyad yang ia amanahi untuk menjaga Dhya karena Damien dan 2 keluarga besarnya harus menghadiri persidangan terakhir.
****
Persidangan hari ini terlambat 2 jam dari waktu yang ditentukan, sementara Damien sudah menunggu diruangan sidang sejak 3 jam yang lalu. Ia terus menerus menelpon Dilla dan Arsyad ketika ia tidak berada didekat Dhya. Bahkan sekitar 10 menit sekali baik Dilla ataupun Arsyad harus memotret mesin ventilator dan dikirimkannya potret itu kepada Damien melalui Whatsapp.“Andaikan Dhya tahu bagaimana Damien sangat mencintainya.”
“Tidakkah kau lelah Dhy, Tidakkah kau rindu anak-anakku? Sadarlah. Kasihan Arka dan Dayana tidak dapat melihat tantenya.” Ucap Dilla setelah mengusap lembut kepala Dhya yang terbalut hijab pink yang sangat cantik.
Dilla hendak melangkahkan kakinya keluar kamar ICU VVIP nya Dhya, tetapi langkahnya terhenti karena bajunya Dilla tersangkut pinggiran Bed nya Dhya dan membuat Dilla membalikkan tubuhnya untuk membetulkan posisi bajunya.
Tetapi dugaan Dilla salah, bukan bajunya yang tersangkut, melainkan ditarik. Baju Dilla ditarik Dhya dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya sedang melepaskan masker oksigen dari hidungnya.
“Mbb.. Mbaaakk Di…”
“Ssttttt.. diam sayang diam, jangan bicara dulu, mbak panggilkan mas Arsyad yah.”
“Alhamdulillah ya Allaah, Dhya.” Dilla memeluk Dhya dan mencium wanita yang sudah Dilla anggap sebagai adik kandungnya sendiri.
Arsyad dan beberapa dokter langsung berlariang keruangan ICU milik Dhya, sedangkan diruangan ICU kedua wanita itu sudah menangis bersama. Saling memeluk dan mengusap satu sama lain menyatakan kerinduannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DLJ Love Story, an inspiration to love again
Romance#24 Newbie 11/05/2018 #14 Newbie 05/06/2018 #10 Newbie 02/01/2019 ini cerita keduaku, masih dengan cerita mainstream ala penulis Wattpad. hanya saja dicerita ini aku tambah unsur komedi (Comedy-Romance), lemesin aja dan mari nikmati setiap alurnya. ...