Chapter 19

704 48 0
                                    

Damien sudah duduk dibalkon kamarnya sesampainya ia dirumah, menatap kosong pada layar ponsel yang tengah ia genggam. Sudah 2 hari, Dhya tidak mengabari Damien, bahkan ocehan bawelnya dan kutukannya tidak muncul, Dhya biasanya khawatir jika Damiennya tidak mengabarinya sebentar saja. Kondisi Damien sebelumnya membuat Dhya selalu khawatir, entah mengapa kini Dhya diam saja. Damienpun seolah lupa mengabari Dhya dan hidup dalam dunianya sendiri.

Selama 2 hari ini, Damien sibuk dengan perancangan a sampai z dalam pembangunan mall di Dubai, ya, tender itu berhasil Damien menangkan. Tepat 1 hari setelah pertemuannya dengan Clara. Sejujurnya setelah pertemuan itu Damien sedikit tidak nyaman bertemu dengan Clara. Seluruh karyawan Damienpun bergosip akan dirinya, bahkan ia disindir-sindir di media social dengan inisial DLJ.

Mungkin karyawan yang melihatnya saat itu menyebarkannya atau mengabadikan momen itu dimedia sosial atau di grup-grup whatsapp mereka. Damien selalu mengutuki dirinya sendirinya. Terlebih saat ini tempatnya berkeluh kesah tidak mencarinya, dan bahkan tidak dirinya cari. Damien hanya terpaku dengan mata kosong menatap percakapannya dengan Dhya 2 hari lalu.

"Mama menyuruhku mengantarkan makan siang kesukaanmu, aku sudah menolak tapi mama selalu memaksaku."

"Aku akan menunggu itu dan sampaikan pada mama, terimakasih."

Itu percakapan mereka terakhir, tapi makan siang itu Dhya tak jua sampai diruangannya. Bahkan Damien pun lupa menanyakannya kepada Dhya ataupun calon mertuanya. Damien merasakan hatinya tidak tenang, entah mengapa, hanya saja tidak nyaman dalam sudut hatinya. Kemana Dhyanya?

"Ma, apa Dhya kesini sejak 2 hari ini?" Damien bertanya pada mamanya.

"Nggak, malah kemarin mama mau ajak mama Dhya buat hunting Souvenirpun ditolak tanpa alasan yang jelas. Apa kau bertengkar dengan Dhya?"

"Tidak." Damien menjawab singkat sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku selesai, aku duluan ya."

"Habiskan makananmu, Dam." Ucap mamanya sambil menatap anaknya yang menjauh tetapi tetap tak dihiraukan oleh Damien.

"Besok kau akan kontrol bukan sepulang dari survey? Jangan lupa pergi dengan James." Tambah mamanya sebelum Dam menutup pintu kamarnya.

Damien tidak menjawab mamanya, bahkan ia tak menghabiskan makanannya. Ia meninggalkan meja makan tanpa berkata apa-apa. Ia kembali ke kamarnya, dan memutuskan untuk menekan tombol Dial dikontaknya Dhya.

Tuuuttt.. Tidak ada jawaban

Tuuuttt.. Tidak ada jawaban

Tuuuttt.. Tidak ada jawaban

Tuuuttt.. Tidak ada jawaban

4 kali Damien mencoba menelpon tapi tetap tak ada jawaban. Ia memutuskan menekan nya untuk kelima kalinya.

"Hallo..." Terdengar suara lelaki yang sangat Damien kenal, lelaki ini menjawab panggilannya untuk Dhya, berkali kali Damien mengecek kebenaran kontak yang ia lihat dan benar saja memang nama Dhya dan nomor Dhya yang ada disana. Pikirannya berkecamuk.

DEG !!!

"Dicky?" Tanya Damien dengan nada yang sangat rendah, menahan emosi dalam dada nya yang membara membuncah pada pria di seberang sana.

"Oh, bajingan ini menelpon kekasihnya?"

"Mengapa ponsel Dhya ada padamu? Mana Dhya? Kau bermain denganku, hah ! kau hendak merebutnya dariku, Dicky Artedja !!"

DLJ Love Story, an inspiration to love againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang