Chapter 9

1.1K 96 1
                                    

Setelah rekreasi beberapa hari lalu, Damien sangat meyakini hatinya bahwa ia kini telah jatuh cinta. Jatuh cinta pada wanita yang tak pernah ada dalam bayangannya, ekspektasinya sangat tinggi. Dugaannya selama ini pupus begitu saja. Damien menatap wanita yang tengah membawa susu almond untuknya, ia tersenyum menatap teduhnya wajah itu.

"Aku pikir selama ini aku hanya nyaman dan terbiasa dengan kehadirannya, tapi ternyata tidak. Aku jatuh cinta. Jatuh cinta pada wanita jadi-jadian dihadapanku." Ucapnya.

"Helloooooo.." Ucap Dhya sambil menjentikkan jari didepan wajah Damien.

"Kau melamun ?"

"Ah.. bapak tua ini sedang berpikir mesum ya?" Ucap Dhya sambil mencolok mata Damien.

"Shit !!" maki Damien.

"Kau tidak bisa apa sehari saja tidak mengajakku bertengkar, hah ?"

"Bukannya kau yang tidak bisa jika aku diam saja seperti tempo hari." Dhya cekikikan karena melihat Damien yang wajahnya mulai memerah.

"Lagi pula apa yang pria tua ini pikirkan, mengapa kau senang sekali melamun dan berpikir sendirian, hah ?" Ucapnya sambil melabuhkan diri disebelah Damien, menunggu susu almond yang kini tengah ditenggak Damien habis.

"Pocong.. ?"

"Hhhmm." Dhya sudah terbiasa dengan sebutan itu, padahal pocong adalah satu-satunya makhluk halus yang bisa membuat dia menjerit hingga pita suaranya putus.

"Bolehkah aku menanyakan sesuatu ?"

"Apa mr. Squarepants ?"

"Bisakah kau tidak memanggilku bapak tua ? aku jengah mendengarnya."

"Baiklah. Ada lagi ?"

"Ya, pernahkah kau jatuh cinta ?"

DEG !!

"Sudah habiskan susunya, sini gelasnya aku simpan dulu." Dhya menghindar dari pertanyaan Damien.

Bukan Damien jika tidak dapat mendapatkan jawabannya, Damien menarik lengan bajunya Dhya dan memaksa Dhya untuk kembali duduk disebelahnya.

"Aku ingin dengar, ceritakanlah."

"Tidak ada yang harus aku ceritakan dan tidak ada yang harus kau dengar."

"Masa lalu hanya patut kau kubur."

"Aku ingin mengubah masa lalu itu, aku ingin menggantikan semua sakit itu dengan kebahagiaan yang bisa kuberi." Jelas Damien.

"Bapak tua mulai menggombal lagi. Hati-hati aku wanita penghisap harta." Ucah Dhya malas. Dan meninggalkan Damien yang masih duduk terdiam disisi kasurnya.

"Aku mencintaimu, Dhya."

DEG !!

Dhya terdiam, langkahnya terhenti.

"Kau tidak mencintaiku, kau hanya terbiasa padaku." Ucap Dhya kemudia meninggalkan Damien dan menutup pintu kamar Damien.

"Darimana Dhya tau kalimat itu, aku tidak pernah mengatakan apapun tentang yang tadi ia katakan."

"Apa ia pernah mendengarnya ?"

"Oh, Tuhan.. bagaimana ini ?"

***

Seminggu sudah berlalu sejak Damien menyatakan perasaannya pada Dhya, Dhya kembali menjadi seperti biasa. Dia hanya diam untuk satu hari, tapi Dhya menyadari bahwa kebungkamannya akan membuat dampak buruk pada Damien, akhirnya ia menurunkan egonya dan mengalah. Ia seperti biasa, menggoda Damien, hanya saja Damien yang kesal karena Dhya seperti tidak menanggapi ungkapan cinta yang Damien utarakan.

DLJ Love Story, an inspiration to love againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang