Damien membanting handphonenya tepat setelah pembicaraannya dengan Dicky melalui Handphone Dhya selesai, pikiran Damien bercabang. Pikirannya terus menerka-nerka apa yang terjadi sebenarnya. Apa maksud dari Dicky. Sepanjang malam Damien tidak dapat memejamkan matanya, dadanya sesak rasa khawatirnya membuncah. Akankah Dhyanya meninggalkannya karena satu hal yang Damienpun tidak pahami.
Pagi ini Damien terlihat sangat kusut, ia melewatkan sarapan paginya dengan mengurung diri dikamar. Hari ini adalah jadwal Damien dan Clara untuk survey Mall elite di Jakarta. Clara kemarin mengatakan kalau dirinya butuh survey beberapa Mall untuk mengetahui pasaran Indonesia. Bagi Damien, itu tidak masuk akal karena pembangunan mall itu akan dilakukan di Dubai. Tapi apa yang bisa Damien katakan jika CEO itu meminta hal seperti ini.
Grand Indonesia 11.30 WIB
"Mengapa kau terlihat berantakan sekali sweetheart? Apa kau semalam tidak tidur? Lihatlah kantung matamu itu." Ucap Clara sambil mengusap kantung mata Damien yang menghitam.
"Kantung mata?" Ucap Damien lirih, pikirannya menerawang pada kejadian beberapa bulan lalu.
Flashback...
"Stopped, kau harus tidur. Tidakkah kau semakin merasa mirip dengan pocong karena memiliki lingkaran hitam disekitar matamu." Ucap Dhya yang kemudian membuat Damien membelalakan matanya.
"POCONG !!"
Kejadian beberapa waktu lalu terulang dalam ingatannya, tepat saat Dhya menenangkan dirinya setelah ia memimpikan kematian papanya. Sesak dada Damien mengingat semua hal tertuju pada Dhya dan hanya Dhya. Bahkan kini Damien meninggalkan Clara yang diam terpaku ketika Damien meninggalkannya.
Langkah Damien terhenti, matanya menatap seseorang diujung sana yang tengah tertawa dengan pria yang sangat ia benci. Seseorang yang sangat ia cintai tersenyum, tersenyum bukan karena dirinya.
Langkahnya dipercepat menghampiri kedua orang itu, amarahnya memuncak, rahangnya mengeras, kepalan tangannya semakin siap untuk meninju seorang pria dihadapannya.
BUGG !!
Pukulan yang tidak pelan itu sudah menyentuh pipi Dicky, Dicky pun langsung terhuyung begitu saja karena tidak siap dengan serangan tiba-tiba yang ia terima. Sementara seorang wanita dihadapannya menatap Damien dengan pandangan tidak percaya, ia takut pada Damien. Tubuh wanita itu bergetar hebat, airmatanya yang berlinang dan dalam hitungan detik sudah lolos dari matanya.
"Ngapain lo disini! kenapa lo sama Calon Istri gw!" Damien menekankan kata-katanya didepan Dicky, sementara itu Dicky tidak menggubris Damien sama sekali, ia hanya mencoba menghapus tetesan darah dari sudut bibirnya.
"Calon istri?" Dicky tersenyum kecut menatap Damien.
Damien menarik tangan Dhya untuk mendekati tubuhnya, dan kemudian memeluk Dhya untuk memastikan bahwa Dicky tidak akan membawa wanita itu lagi.
PLAAAK !!
Dhya menampar Damien dengan sisa tenaga yang masih ia miliki, kejadian 2 hari lalu masih berputar-putar dikepalanya. Rasa sesak terus menggelayuti diri Dhya, kepercayaan yang ia berikan pada Damien sudah hancur.
"Berani sekali kau menyentuhku, aku jijik kepadamu, Damien Lucas Javier."
"Dhya, kamu kenapa? Apa maksud ucapanmu?"
"Ohh, sekarang kamu akan berperan sebagai korban?"
"Dhya, aku mohon, aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Apa maksudmu? Mengapa kau pergi dengan pria yang sangat kau benci? Mengapa kau tidak mengabariku sama sekali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DLJ Love Story, an inspiration to love again
Romance#24 Newbie 11/05/2018 #14 Newbie 05/06/2018 #10 Newbie 02/01/2019 ini cerita keduaku, masih dengan cerita mainstream ala penulis Wattpad. hanya saja dicerita ini aku tambah unsur komedi (Comedy-Romance), lemesin aja dan mari nikmati setiap alurnya. ...