Part 22

2.8K 140 20
                                    

Teettttt...teeetttttt...

Ahh, betapa merdunya suara bel pulang sekolah itu. Akhirnya Cara bisa bersantai-santai dirumah tanpa ada yang menggangu nya nanti.

Kelas tampak sepi, hanya tersisa Cara dan si ketua kelas yang sedang membereskan semua alat tulisnya sama persis dengan apa yang Cara lakukan. Setelah selesai dengan semua peralatannya ia pun beranjak dari tempatnya.

"Ly, aku duluan yah, byeee" ucap Cara melambaikan tangannya pada Serly yah siapa lagi kalau bukan si ketua kelas.

"Hai Cara!" Hampir saja Cara jantungan saat Erick tiba-tiba muncul disampingnya

"Ngagetin aja iiiisss"

"Hehe maaf maaf, Lo kan masih kena hukuman dari gue" ucap Erick mengerlingkan matanya

"Isssss... iya-iya inget kok"

Setelah berbincang-bincang dengan Erick akhirnya mereka sampai juga di parkiran sekolah, saat Cara berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu Erick yang mengambil mobilnya tiba-tiba ada seseorang yang memegang bahunya.

Entah kenapa pikiran Cara kini sudah mulai tidak karuan mulai dari apakah ia akan diculik? Siapa yang memegang bahunya ini? Ataukah hantu sekolah? Aiiihh, Cara merinding mengingat hari sudah sore dan sekolah pun sudah agak sepi.

"Setan jangan ganggu Cara yahh, Cara mau pulang" ucap Cara ketakutan, ia tak berani menoleh menatap siapa yang memegang bahunya itu.

Sedangkan seseorang yang memegang bahunya itu terkikik mendengar ucapan Cara yang sangat tidak masuk akal baginya.

Ahhh, dia terkikik mungkin kah kuntilanak? Tapi itu suara seorang cowok?. Akhirnya Cara pun memberanikan menoleh kebelakang menatap siapa yang memegang bahunya itu meskipun takut-takut

"Aaaaaaaaaaaaa...." Teriak Cara

Dasar wanita aneh, ia menjerit histeris padahal tangannya menutupinya wajahnya sehingga ia tak bisa melihat apapun selain gelap.

"Sinting" ucap Vino memutar bola matanya jengah

"Selamat...selamat..." Ucap Cara mengelus-elus dadanya

"Ra, yuk pulang!" Ajak Erick yang kini sudah berada di sampingnya

"Yukk" Ucap Cara

"Tungguu!" Ucap Vino kembali memegang kedua bahu Cara dan memutar gadis itu hingga menghadapnya

"Apa?" Tanya Cara

"Lo ada janji sama gue" ucap Vino

"Janji? Kapan? Oaalaahh lupa gue, iya yah kok baru inget" ucap Cara menepuk-nepuk kepalanya sendiri

"Emang gadis sinting" guman Vino dengan volume yang sangat kecil yang pastinya tidak akan terdengar oleh Cara maupun Erick

"Jadi pulang kan Ra?" Tanya Erick

"Jadi dong" Ucap Cara sambil membenarkan letak kacamatanya

"Hari Minggu kan traktir nya?" Tanya Cara

"Hmm"

"Yaudah, nanti jemput aja gue kerumah baru kita tentuin mau kemana setuju?" Jelas Cara

"Jadi, Lo minta nomor hp gue buat apa?" Tanya Vino yang heran dengan Cara, padahal tadi katanya ia akan meneleponnya guna memberi tahu dimana akan bertemu, tapi sekarang ia menyuruh Vino menjemput nya, gadis sinting!!

"Hehe, pokoknya Minggu jemput gue" ucap Cara

"Ya gak bisa dong Ra, kan Lo ada hukuman selalu sama gue, apa-apa sama gue" ucap Erick tak terima

"Hmmmm... Yaudah nanti kalian berdua hari Minggu jam 9 udah ada dirumah gue ya" ucap Cara

"Lah gak bis---" baru saja Vino hendak protes Cara dan Erick sudah menuju mobil Erick

"Sial!!" Umpat Vino

---

Hari ini, Cara sudah siap dengan celana jeans panjang dan sweater berwarna putih dengan rambut yang tergerai bebas dan kacamata yang masih menghiasi wajah gadis itu

"Cara ada yang mencarimu diluar" teriak mommy nya

"Iyaaa mom Cara kebawah"

Cara pun turun ke lantai pertama rumahnya menuju ruang tamu, ternyata Erick yang menunggunya, entah kenapa ada rasa kecewa saat mengetahui bahwa bukan Vino yang datang. Mengapa pula ia berharap Vino datang menjemput nya lebih dulu ketimbang Erick? Dasar gadis bodoh!

"Yukk berangkat!" Ajak Erick

"Ahh.. tunggu Vino sebentar" ucap Cara yang dibalas decakan oleh Erick

Cukup lama mereka menunggu akhirnya orang yang ditunggu-tunggu pun datang. Setelah membicarakn dimana mereka akan makan dan Cara akan pergi bersama siapa, langsung saja mereka berangkat ke Coffe yang baru saja buka di dekat sekolah mereka dan Cara pergi bersama Erick, ya karena Cara yang memilih Erick untuk pergi bersamanya. Sedangkan Vino, ya sendirian. Author mau kok diboncengin Vino hehe..

"Nanti temenin gue ke toko buku boleh?" Tanya Cara pada dua cowok yang sedang bersamanya sekarang yang dibalas anggukan dari keduanya

Sebenarnya nya itu hanya pencitraan Cara saja, ya Cara benci datang ke toko buku ataupun perpustakaan, ia mual melihat buku yang tebal-tebal, apalagi buku yang tidak ada gambarnya, Cara benci itu. Nanti disana ia berniat membeli komik sajalah.

Mereka bertiga sibuk dengan dunianya masing-masing, yang Erick sedang menikmati es krimnya, yang Vino sibuk bermain game di ponselnya, sedangkan Cara melamun entah apa yang ia lamunkan.

"Ra?" Panggil Erick melambai-lambai kan tangannya di depan wajah Cara

"Ehh..apa-apa?" Tanya Cara yang tak sengaja tangannya menyenggol mangkuk yang berisikan es krim Erick sehingga tumpah walaupun cuma sedikit tapi berhasil membuat tangan Erick kotor karenanya.

"Maaf...maaf... Biar gue bersihin" ucap Cara yang langsung mengambil tisu dan membersihkan tangan Erick yang terkena Es krim.

Vino langsung terfokus kepada dua orang yang sedang bersamanya itu, tak dihiraukan gamenya yang belum tuntas itu, masa bodolah sama game! Ia merasa gerah berlama-lama melihat Cara dan Erick dengan jarak sedekat itu, entahlah ada kobaran api di dadanya kala melihat mereka seperti itu. Kau ini kenapa Vino!?

"Gue ke toilet" ucap Vino yang langsung beranjak meninggalkan mereka berdua

"Makasih ya Ra, ngapain tadi melamun?" Ujar Erick

"Ehh, sama-sama, gak melamun kok cuma mengkhayal aja hehe"

"Mengkhayal apaan sih Ra? Kayaknya asyik banget" tanya Erick penasaran

"Ada deh" ucap Cara menjulurkan lidahnya.

Mereka semua sudah selesai makan, dan Vino pun sudah kembali dari toilet, setelah Cara membayar semua makanan mereka. Mereka bertiga pun pergi meninggalkan Coffe tersebut menuju toko buku.

----

Falsum NerdsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang