Part 25

2.3K 106 2
                                    

"Kamu ga bisa terus-terusan kayak gini." Ucap Ferdian tegas.

"Biarkan dia tumbuh menjadi gadis untuk sekarang ini tanpa memperdulikan kesehatan ku mas." Ucap istrinya.

"Ya, tapi rahasia ini tak mungkin kita pendam terlalu lama cepat atau lambat ia akan mengetahui nya." Ucap Ferdian.

Perlahan Cara membuka matanya, mengkondisikan cahaya yang masuk ke mata almondnya itu. Samar-samar ia mendengar kedua orangtuanya tengah ribut-ribut di ruang keluarga.

Kebetulan sekali sepulang dari mentraktir Vino ia sempat membeli permen milkita kesukaannya. Dengan langkah pincang Cara menghampiri kedua orangtuanya tersebut.

"Eh jangan berantem dulu, Cara cuman minta permen susu milk - milk susu asli milkita. Ini permen susu mahal." Ucap Cara menirukan iklan milkita sambil menyodorkan permen tersebut ke masing-masing mulut mereka.

Sedangkan Vanya dan Ferdian hanya melongo melihat aksi tidak masuk akal dari anak semata wayang mereka itu.

"Kamu ini apa-apaan sih." Ucap Ferdian yang telah sadar dari ketidak warasan anaknya ini.

"Hehe, daddy sama mommy lagi ngapain sih?" Tanya Cara

"Mommy lagi main Barbie sama Daddy." Ucap Vanya malas.

"Haahhh!? Seriusan mom? Ckckck." Ucap Cara menggeleng kan kepala.

"Cara ikutan dong!." Sambung Cara.

"Geblek nih anak." Ucap Vanya sambil mengelus kepala anak gadisnya itu dengan sayang yang lama-kelamaan berubah menjadi tepukan keras.

"Aaadaaawwww! Nanti Cara amnesia gimana dong mom!!." Cara meneriaki Vanya yang sudah berjalan menjauh menuju dapur. Sedangkan Ferdian hanya tersenyum miris melihat tingkah dua orang yang amat berarti dihidupnya tersebut.

~••~

Pagi ini, Cara bersikeras untuk pergi ke sekolah dengan kakinya yang belum membaik. Hingga berakhir lah dia duduk berdua dengan manusia batu di dalam kelas saat semua orang pergi menyerbu kantin. Padahal perutnya sudah mendemo sedari tadi tapi dengan keadaan kakinya sangat tak memungkinkan untuk Cara berdesak-desakkan dikantin.

Ia hendak menitipkan roti atau apalah makanan dikantin kepada Depe, tapi ia sudah pergi melesat begitu saja meninggalkan Cara, hiikkss..

"Vino.. Vino..." Panggil Cara.

"Hmm?" Sahut Vino yang matanya masih terfokus pada benda pipih di depannya itu.

"Ada makanan ga?" Tanya Cara, tanpa banyak ba-bi-bu Vino mengeluarkan sebatang coklat dari dalam tasnya yang ia dapatkan dari adik kelas tersebut, lalu memberikan nya pada gadis yang tengah duduk disampingnya.

"Thanks.", Ucap Cara dan langsung saja ia menyerbu coklat itu seperti orang yang sudah satu bulan tidak makan.

"Cewek makan ga ada anggun-anggun nya." Ucap Vino tersenyum miring melihat cara Cara memakan coklat pemberiannya itu.

"E-ehh maaf." Ucap Cara sambil membenarkan letak kacamatanya yang agak merosot dari hidung mancung nya.

Vino yang tak tahan melihat coklat disekitar mulut Cara segera membersihkan wajah gadis itu dengan dasi abu-abu nya tersebut. Oh Tuhan, jantung Cara berdegup sangat kencang saat wajah Vino dengan nya hanya terpaut beberapa centimeter saja, bahkan deru napas Vino pun bisa Cara rasakan. Dua sejoli itu sekarang tengah menetralkan degup jantung mereka masing-masing.

"Ehh itu dasinya kotor." Ucap Cara, sedangkan Vino hanya menatap dasinya yang sudah kotor tersebut lalu kembali memfokuskan diri pada game yang sedang ia mainkan sekarang.

"Sini gue bersihin." Ucap Cara.

"Harus, nih cuci bersih-bersih." Ucap Vino yang melempar kan dasi kotornya ke arah Cara.

"Tahan Cara ga boleh ngatain, sabar tahan sabar tahan Cara." Batin Cara yang berusaha menjaga mulutnya agar tidak mengeluarkan kata-kata kotor.

"Hiiillliihhh khintil." Cibir Cara lirih namun masih samar-samar terdengar oleh Vino, aiiihh mulutnya ini memang perlu di yasinkan.

"Apa Lo ngomong?" Tanya Vino curiga.

"E-e-eeh, ga kok Lo cantik banget hari ini." Ucap Cara gugup, tak lama ia sadar dengan mulut nya yang asal jeplak dan langsung saja ia menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya itu.

"M-m-maksudnya ganteng." Sambung Cara membenarkan.

"Sinting." Ucap Vino yang langsung kembali terjun ke dunia game nya.

~••~

"Woiiii bro, gimana jadi nanti malem?" Tanya Elmo pada kedua sahabatnya itu.

"Jadilah." Ucap Andre yang juga mewakilkan Vino menjawab.

"Oke sipp, ehh Vin lo bawa mobil kan?" Tanya Elmo.

"Ga." Jawab Vino singkat pada dan jelas.

"Mohon bersabar ini ujian, mohon bersabar ini ujian." Ucap Andre.

"Anjirr lo berdua, kesel gue ngambek dulu ahh." Ucap Elmo.

"Eehh onta, mana ada orang ngambek bilang-bilang macam Lo." Ucap Andre sambil memukul kepala Elmo.

"Aduuuhh! Aku tersiksa hiikkss.."

Vino yang melihat tingkah kedua cowok yang sedang bersamanya ini menggeleng-gelengkan kepala.

"Gesrek Lo berdua." Ucap Vino menimpuk kepala dua sahabatnya itu dengan bantal, spontan keduanya pun mengaduh.

"Apa salah dan dosaku sayang." Ucap Elmo sambil bernyanyi dan berjoget ria.

Merasa tak perlu di hiraukan Andre dan Vino pun kembali bermain PS di apartemen Elmo tersebut.

~••~



Falsum NerdsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang