21

3.7K 320 15
                                    

08.55
Berlin

Entah sudah berapa kali alarm berbunyi dengan keras. Namun hasilnya tetap nihil. Mareka tetap pada mimpinya tanpa terusik sedikitpun.

Jungkook tidur dengan tubuh Jisoo sedikit menumpanginya. Leera masih terbawa dalam mimpinya. Dan Jungwoo? Wajahnya bercampur dengan popcorn yang Leera bawa.

Madam Irene bangun lebih dulu dan memeriksa club. Sekedar memerintah beberapa orang untuk membersihkannya. Dan mulai mengecek kamar para pekerja seks. Membangunkan beberapa pelacur agar membasuh tubuhnya yang kotor dan merapikan tempat tidur mereka.

Setelah rutinitas paginya selesai, dia menyiapkan sarapan untuk manusia kesayangannya. Bibirnya tertarik senang saat melihat posisi tidur mereka yang kini menjadi prioritasnya.

Dia membangunkan mereka lalu mengomel ini dan itu. Dia terpikir tentang isi surat semalam yang Leera bawa. Mengingat isi surat, dia terlihat semakin bingung. Bagaimana cara mengatakan kepada mereka? Ini rumit. Surat ini membuatnya terbeban kembali.

Sebuah meja berbentuk persegi kini telah dikelilingi oleh kelima orang. Bahkan meja sudah dipenuni oleh berbagai makanan. Dan ditengah hangatnya suasana yang terjalin, suara dingin mengubah seluruh suasana hangat yang kini terjalin.

"ada yang ingin Madam sampaikan. "ucapnya tiba tiba serasa menghentikan waktu diantara mereka.

"madam tidak ingin ini terjadi sebenarnya. Tapi perjanjian tetap perjanjian. Leera... Kau sudah dibeli. Maaf. "ucap Madam serasa petir dipagi hari. Bahkan bukan hanya Leera yang terkejut. Jisoo, Jungwoo, dan Jungkook tidak kalah terkejutnya.

"kenapa Madam masih menjualnya? Dia tidak menyusahkan. Dia bisa tetap tinggal disini. "ucap Jungkook sedikit meninggi karena hal ini menurutnya sangat mendadak.

"jika mereka ingin Leera kembali, mereka harus membelinya. Ini perjanjian 6 tahun lalu. Madam tidak bermaksud menjualmu. Mereka akan datang sebentar lagi. Kemasi barangmu. "ucap Madam lalu meninggalkan Leera yang masih tidak percaya akan kebenaran ini.

"kau tidak bisa pergi. "ucap Jungwoo sedih.

"aku juga tidak mau pergi. Tapi ini janji, tapi... Ahh aku pusing. "ucapan Leera yang juga kalut dalam permasalahan ini.

"bagaimana jika yang membelimu jahat kepadamu? Bagaimana jika dia menjadikanmu budak? Jika dia jelek? Gemuk? Hiperseks?... "kekhawatiran Jisoo yang berlebihan malah membuat keadaan semakin tegang, terutama Leera.

"hentikan pemikiran itu. Kenapa kau malah membayangkan hal buruk? Leera jangan dipikirkan dan kemasi barangmu. "ucap Jungkook berusaha menenangkan Leera dari anggapan Jisoo yang berlebihan.

***

Angkuh? Memang dia angkuh. Sombong? Satu kata yang pasti baginya. Dia berjalan kedalam ruangan yang berdominan warna putih. Dengan kacamata hitamnya serasa menambah kesan dingin. Meletakkan sekoper berisi penuh uang. Mata tajamnya masih berfungsi dan siap untuk membunuh lawannya.

"perjanjian pamanku denganmu 6 tahun lalu. "ucapnya dingin.

"apa kau akan membelinya? "tanyanya sekali lagi dengan anggun namun terkesan kuat. Dengan jawaban sekali anggukan sudah jelas bahwa pria ini tidak suka banyak bicara.

"bisakah kita... "

"membatalkan? "tebak pria ini dengan senyum liciknya.

"aku tidak akan membatalkannya. Percayalah padaku. "tegasnya sambil melepas kacamatanya dan memperlihatkan ketajaman dari matanya.

"aku anggap itu adalah janjimu Lee Taeyong. "jawabnya sekilas lalu menyimpan koper berisi uang sebagai tanda sepakat.

"kau bisa pegang itu, Bae joohyun! "ucapan dingin Taeyong disertai sebuah kotak kecil berwarna hitam yang telah dia bawa.

Badboy-Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang