Sometimes He's Angel - 1

5.9K 1K 32
                                    

"I felt my heart opening for you. You wake up my heart and walk to my world. I call you a miracle. Out of everything that breathes. I wanna only remember you. Only feel you, only care for you. I wanna place you close to me." ―Heaven, Roy Kim feat Kim EZ

-oOo-

"Aku sudah tidak terpengaruh lagi dengan ucapanmu ya, Oh Sehun," balas Nara yang mulai tersulut amarahnya. Jujur saja Nara jadi tidak nafsu mengunyah daging panggang di hadapannya. "Aku memang tidak dapat naik pesawat karena takut ketinggian. Memangnya kenapa? Suatu hari nanti, aku yakin ibu akan merindukanku kemudian mengunjungiku," lanjutnya.

"Well, aku akan berpura-pura memahami bualanmu," timpal Sehun santai.

"Yang paling utama, aku tidak akan menikah dengan orang sepertimu. Aku akan menikahi orang yang membuatku jatuh cinta dan kami pasti bahagia. Soal percintaan, aku lebih dewasa daipada dirimu yang dua belas tahun lebih tua dariku," omel Nara pada pria yang anehnya menyimak serius kata-kata yang diucapkan si gadis muda.

"Lebih dewasa," Sehun mengulang celotehan Nara yang kini sedang meminum banyak-banyak jus jeruk. Pria itu bahkan mengimbuhkan seringaian mengejek. "Kau seperti anak usia lima tahun yang sedang marah-marah dan bercerita soal dongeng pengantar tidur," seloroh Sehun.

"Aku ingin sekali menyiramu jus jeruk, tapi sudah terlanjur kuhabiskan. Berdebat denganmu membuatku haus," keluh Nara yang kini hanya menatap gelas kosongnya.

Lantaran emosi, Sehun justru memunculkan senyum singkat yang kali ini lebih bersahabat dari sebelumnya. "Apa kau suka jus jeruk?" tanya Sehun jahil.

"Iya," Nara menjawab cepat.

"Lain kali aku akan memesankan lebih banyak jus jeruk untukmu," kata Sehun.

Nara memicingkan mata. "Lain kali kau harus mentraktirku minum alkohol."

"Aku rasa tidak akan. Kau tak kuat minum dan kebiasaan mabukmu mengerikan," Sehun melejitkan bahu. "Aku sarankan jangan minum bersama orang asing, berbahaya."

"Aku sudah dewasa tidak ada larangan untuk mengkonsumsi alkohol―"

Sehun memotong ucapan Nara. "Kau tidak perlu minum alkohol untuk menjadi dewasa."

"Oke, baiklah. Chanyeol juga pernah berkata seperti itu. Chanyeol pun menyalinnya dari Ahra, aku yakin kau juga," vokal si gadis mengakhiri perdebatan. Nara diam sebentar. Ia menyugar surai cokelatnya. Ada keraguan sebelum dirinya menggelontorkan pertanyaan. "Aku tidak tahu, apa pertanyaan ini membuatmu tak nyaman. Tapi, seperti yang kuceritakan sebelumnya, keluargaku enggan sekalipun membahas mengenai Ahra. Jadi, selain Chanyeol kau pasti juga mengenal Ahra dengan sangat baik." Nara menahan napas, lalu menghembuskan perlahan. "Apa Jung Ahra sangat mirip denganku?" pada akhirnya Nara mengucapkannya.

Sehun lagi-lagi menjungkitkan ujung bibir. Ia mengamati Nara lekat-lekat. "Sekilas kalian serupa, wajah, selera pakaian, dan suara. Aku menemukan Ahra dalam dirimu. Akan tetapi, setelah bicara denganmu ... kalian berbeda. Paras kalian sama, namun ekspresi yang kau keluarkan berbeda. Kau lebih seperti buku yang terbuka lebar. Ahra sangat tertutup. Dirinya menutupi banyak kesedihan melalui senyum. Suaramu memang mirip dengannya, namun caramu berucap serta apa yang kau katakan sangat berbeda." Sehun sengaja memberikan jeda. "Kemiripan dan perbedaan kalian itulah yang membuatku tak dapat benar-benar membencimu."

Nara mendengus. "Sudah beberapa kali kau mengungkit soal aku pembunuh, ingin menyiksaku, dan membenciku. Aku sudah kebal mendengarnya."

"Itu hanya bagian dari rasa frustasi."

"Hmm, bentuk frustasi seorang pria dewasa," simpul Nara sembari menyuapkan besar-besar potongan daging ke mulut.

"Pelan-pelan, nanti tersedak." Sehun mengingatkan, namun sesuai yang sudah diduga si pria―Nara sama sekali tak menggubris perkataannya. Gadis itu justru terbatuk-batuk kecil. Sehun hanya menggelengkan kepala melihat Nara membolakan mata minta air putih.

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang