“Kang Daniel,” bibir pucat Nara mengucapkan nama itu saat ia sadar. Ia pelan-pelan menangkap siluet pemuda yang kini tertidur di kursi samping ranjangnya. Kepalanya masih sedikit pusing ketika pemilik nama yang ia panggil tadi terbangun.
Nyawa Daniel memang masih baru terkumpul separuh, saat ia mendengar suara yang dinantikannya terdengar. Daniel segera menegakkan tubuh. Ia tersenyum lega melihat Nara membuka mata. “Noona, kau siuman. Sebentar aku panggil dokter dulu,” ujar Daniel tergesa.“Mana kakakku?” tanya Nara mencegah Daniel yang sudah siap berlari.
“Chanyeol hyung harus ke kantor dia sudah membolos empat hari untuk menjagamu,” balas Daniel kemudian meluncur ke luar ruangan.
Nara tertegun sejenak. Berarti empat hari lamanya ia dirawat di rumah sakit.
Apa Sehun sudah mendegar kalau aku sakit?benak Nara mengoarkjan pertanyaan. Ia berharap jika Sehun berada di sini untuk menegoknya atau mengkhawatirnya barang sebentar saja.
–
Malam harinya tepat jam tujuh malam, Chanyeol mengunjungi Nara. Pria itu membawakan buket mawar merah kesukaan adiknya. Ia juga tak lupa membelikan boneka beruang cokelat yang tingginya satu meter. Dua hadiah itu langsung mendapatkan cengiran dari Nara yang waktu itu sedang berjuang menghabiskan makan malamnya. Liv tak kalah heboh memberikan hadiah lima pasang piama tidur―yang bertujuan agar Nara tidak bosan memakai baju rumah sakit. Sementara Daniel pulang ke apartemennya sebab ia sudah dua malam tidur di kamar inap Nara.
“Aku kasihan pada Daniel, dia pasti bosan sekali menjagaku seharian,” kata Nara pada Liv yang kini membantu Nara mengupas jeruk.
Liv melejitkan bahu. “Dia senang melakukan itu katanya kau meningatkannya pada anak kucing yang sedang sakit.”
Nara mengangguk, menurutnya alasan Daniel lumayan masuk akal. Toh pemuda itu memang sangat menyukai hewan berbulu tersebut.
“Liv, apa tidak ada orang yang menjengukku selain kau dan Chanyeol?” tanya Nara ragu. Ia berharap Liv menyebut nama Sehun.
“Ada, teman kantor kita. Lihat ada banyak bingkisan di sana semuanya dari mereka,” jawab Liv. Ia menyuapkan potongan jeruk pada Nara.“Selain itu?”
Liv enggan langsung menjawab, ia mencuri pandang pada Chanyeol yang duduk di kursi tengah ruangan tampaknya pria itu membawa pekerjaan ke rumah sakit. “Mungkin kau ingat, Park Chanyeol siapa saja yang datang?” ucap Liv pada akhirnya.
“Tidak ada yang lain,” timpal Chanyeol datar.
“Baiklah,” kata Nara kecewa. Ia merebahkan kembali tubuhnya ke ranjang, menarik selimut. “Aku ingin tidur, kalian bisa pulang sekarang,” lanjut Nara.
“Kami akan menginap di sini, Nara,” sergah Liv.
“Jangan, aku tidak ingin merepotkan kalian, pulanglah.”
Chanyeol yang dapat menangkap nada sedih si adik pun segera bangkit menuju ranjang Nara. Pria itu membelai surai Nara. “Kau tidak pernah merepotkan, Nara. Kita keluarga, tak ada hal seperti itu,” rayu Chanyeol. Ia menghela napas panjang, berusaha sabar ketika mendengar suara parau Nara. “Apa kau menginginkan Sehun berada di sini?” tebak Chanyeol.
Awalnya Nara enggan merespons tapi nama dari pria itu sanggup membuat Nara berdebar. “Apa dia sama sekali tidak menanyakan kabarku?” tanya Nara.
“Apa kau merindukannya?” Chanyeol membalikkan pertanyaan.
Nara terdiam.
“Apa kau mulai mencintainya, Jung Nara?” tanya Chanyeol, setelah tak mendapatkan jawaban dari Nara. “Apa kau sadar, rasa sakit seperti apa yang akan kau dapatkan jika bersama Sehun?” Chanyeol mengimbuhkan.
“Park Chanyeol, jangan sekarang,” sela Liv.
“Dia tidak akan pernah benar-benar mencintaimu sebesar yang kau berikan padanya. Apa kau siap bersama pria yang hanya dapat kau miliki raganya namun tidak dengan hatinya seumur hidupmu, Jung Nara?” Chanyeol tetap melanjutkan tanpa mendengar peringatan Liv.
Nara membuang muka. Bahkan Nara sungguh tidak peduli dengan segalanya apabila itu menyangkut Sehun. Nara tak dapat memilih dengan siapa ia jatuh cinta. Andai saja Nara bisa mengendalikan hatinya, tentu saja ia akan pergi dan menjaga dirinya dari rasa sakit akibat luka itu. Akan tetapi, Nara telah terlalu dalam terjatuh. Ia tak sanggup mundur dan kembali.
“Jika kau sudah siap menerima segala resikonya, aku hanya dapat menjadi penonton. Jangan pernah menyesal dengan pilihanmu,” kata Chanyeol. Ia membelai puncak kepala Nara lalu mengecupnya. “Aku sudah mengenal Sehun hampir seumur hidupku. Dia bukanlah pria yang jahat. Sehun ialah pria yang kehilangan gadis―seseorang yang menjadi pusat dunianya.”
Nara bangun dari tidurnya. Ia memeluk Chanyeol. “Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku hanya punya kau dan Liv di dunia ini,” ucap Nara tanpa mampu membendung airmatanya.
-oOo-
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sehun Fanfiction] Dear Husband - END
FanfictionJung Nara: Gadis berusia dua puluh dua tahun memiliki kelainan jantung bawaan yang hidup baik-baik saja setelah operasi. Dia seperti orang normal, kehidupan yang sederhana meskipun dari keluarga kaya. Nara tidak pernah jatuh cinta karena ia sudah ke...