Love, Life, and Lies - 1

3.4K 495 17
                                    

"Kang Daniel adalah pisau bermata dua bagiku. Aku bisa mengendalikannya jika membuat Nara tetap berada di dekatku ―sebab pemuda itu terlalu naif ―dia mencintai Nara. Aku menggunakan Jung Nara untuk mengendalikan Kang Daniel." ―Oh Sehun

-oOo-

D

aniel memutar sloki yang kini berada di tangan kanan. Pemuda itu menatap datar wine yang membentuk putaran kecil sebelum meminumnya. Serebrumnya sedang bergejolak sekarangia teramat murka dengan kabar yang baru saja didengar. Bukan hanya sekali, dia berhadapan pada amarah yang seharusnya tak menghinggapi pikiran sebab sang gadispusat dari pikirannyasudah menjadi milik orang lain.

Daniel cukup sering berandai-andai apabila Nara berada di sisinya, maka ia akan menjauhkan semua hal yang dapat menyakiti gadis itu. Sayangnya, wanita yang mengambil hatinya tersebut justru memilih laki-laki lainyang justru menjadi perusak kebahagiaan Nara. Daniel tak habis pikir, neuron dalam otaknya pun berusaha menelaah kejanggalan hubungan antara Nara serta Sehun yang saling mencintai tapi di sisi lain mereka juga menyakiti satu sama lain. Daniel berusaha menjembatani kedua insan tersebut. Dia kerap berperan sebagai mediator atau penyelesai masalah mereka, mengesampingkan kecemburuan yang sering mengikis logikanya. Daniel melakukan hal tersebut agar Nara bahagia.

"Kau berpikir terlalu banyak," vokal wanita muda yang tengah menemani Daniel minum. Wanita itu mengenakan gaun pendek berpotongan ketat. Surainya tergerai berwarna cokelat madu dan ia memoles paras dengan teramat cantik.

Daniel yang sedari tadi menatap lantai dansa The A Club enggan mengacuhkan suara si wanita. Ia tetap memandangi dari kejauhan Sehun dan Nara yang mulai menuruni tangga. Tadinya dirinya hanya ingin bersenang-senang sebab benaknya akhir-akhir ini terlalu fokus pada Nara. Dia beranggapan bahwa hasrat memiliki si gadis akan musnah jika ia bermain dengan wanita lain. Argumennya tersebut terbantahkan karena pria tersebut justru tidak dapat menikmati malamnya karena Daniel tak sengaja melihat pasangan itu. Mereka mendapatkan seluruh atensi Daniel.

"Apa yang kau lihat di sini, Daniel?" tanya wanita tersebut, akhirnya berdiri. Ia bergelayut manja di lengan Daniel. Kepalanya disandarkan pada bahu si pemuda. "Apa wanita itu sangat menarik?" ia berucap kembali setelah diabaikan.

Daniel menghela napas. Sedari tadi netranya hanya tertuju pada Nara, tentu saja sangat mudah ditebak. "Iya, dia menarik."

Si wanita mengamati lebih dalam. "Well, dia rupawan, tapi aku rasa gadis itu kurang memoles kecantikannya." Wanita tersebut menyipitkan mata. "Bukankah itu, Oh Sehunpemilik The Three Clouds? Jangan-jangan kabar bahwa Sehun telah menikah benar."

Daniel diam. Ia enggan mendengarkan ocehan wanita yang baru tadi sore ditariknya ke ruangan ini. Alisnya mulai bertaut ketika Sehun meninggalkan Nara sendirian.

"Shit," umpat Daniel. Pemuda itu bergegas meletakkan slokinya di nakas terdekat.

Daniel menghempaskan tangan wanita yang tadi bersamanya. Ia pergi keluar meninggalkan wanita tersebut tanpa memberikan penjelasan. Daniel buru-buru turun ke lantai satu, saat ia melihat Nara mulai berbincang dengan bartender. Kakinya melaju lebih cepat. Belum sempat ia meraih Nara, gadis tersebut sudah berjalan pergilangkahnya gontai.

Daniel terlambat, Nara terlanjur terkena masalah. Kejadian itu bagaikan cuplikan film yang diputar dengan cepat. Si gadis telah tersungkur di lantai. Daniel naik pitam melihat Nara jatuh. Belum sempat Daniel mendekat, ia mendapati Sehun datang dan langsung menghantam laki-laki yang melukai Nara tadi.

Daniel meraih tengkuk Nara yang pingsan. Ia merengkuh kepala si gadis dengan tangannya. "Nara, Jung Nara!" panggil Daniel. Ia panik saat napas Nara mulai terputus-putus.

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang