Epilogue - 4

3.6K 338 17
                                    

"Kau mengirim Hyunjoo untuk menganggu kencan Daniel lagi," ucap Nara yang kala itu sedang bersandar di nakas, sembari mengawasi suaminya sedang sibuk memasak sesuatu.

Nara merasa sangat sehat sekarang. Hidupnya begitu lengkap bersama keluarga kecilnya. Satu bulan sekali dia memang harus memeriksakan kondisinya ke rumah sakit, namun itu tak berarti apa-apa selama ia tetap berada dalam kungkungan keluarganya.

Nara menjalani hari-harinya dengan sangat sibuk. Ia menyalurkan donasi dalam bentuk apapun agar dapat membantu anak-anak yang memiliki kelainan jantung bawaan. Si wanita yang sekarang sudah menjadi ibu itu juga enggan lupa meluangkan waktu liburnyaSabtu dan Minggu untuk si putri kecil. Kemudian, Selasa adalah waktunnya bersama si bayi besar Oh Sehun. Betul, Sehun juga menuntut hak itu agar ia bisa berduan dengan istrinya. Daniel, Chanyeol, dan Liv yang jadi korbanya. Setiap minggu secara bergantian tiga orang itu mengajak Hyunjoo jalan-jalan. Daniel biasanya menjadikan Hyunjoo sebagai perisai ketika bertemu The Queen―well, Daniel takut dia salah tingkah jika hanya berdua saja dengan pujaan hati. Chanyeol yang tahu peluang besar pun menjadikan Hyunjoo sebagai alasan mengunjungi putranyaPark Seungho yang tinggal bersama mantan istrinya Olivia Kim. Hyunjoo sangat dekat dengan sepupunya Seungho, mereka selisih beberapa bulan menjadi teman sebaya yang lucu jika bermain bersama.

Sehun mengangguk. Dia tertawa ringan.

"Kau seharusnya berhenti mengusili sepupu kecilmu itu, Sehun," timpal Nara sembari menyugar surainya.

Sehun mendengus. "Kau pasti kecewa karena pemuda yang mencintaimu berkurang satu," kata Sehun. Sifat Sehun yang suka bicara seenaknya ternyata tidak berubah meskipun usianya sudah bertambah enam tahun.

Nara teersenyum. Nara tahu, Sehun tidak cemburu, pria itu hanya sedang merengek saja. Nara beranjak memeluk pinggang suaminya. Dia menyandarkan kepala di punggung Sehun yang menjadi tempat favoritnya sepanjang masa.

"Aku sudah memiliki satu pria yang hebat, tampan, dan yang paling penting kayamilyader"

"Kau bahkan tidak menyentuh sama sekali seluruh kartu kredit, uang, apartemen, dan perusahaan yang kuberikan untukmu," potong Sehun. Si pria berpakaian santai itu menghentikan kegiatan memasaknya. Ia memutar raganya agar dapat menatap paras wanita yang dicintainya itu.

Nara membelai rahang tegas Sehun. "Aku tidak membutuhkan semuanya, Sehun. Aku hanya menginginkan dirimu," kata Nara. Ia tersenyum ketika suaminya mengecup punggung tangannya yang ada di wajah Sehun. "Kehidupan kita ini seperti hadiah terbesar. Aku memiliki kesempatan kedua," lanjut Nara.

Sehun menunduk. Ia membiarkan jarak mereka hanya tersisa beberapa sentimeter saja. "Aku seharusnya yang berkata seperti itu, Sayang. Bersamamu selalu membuatku bersyukur. Keluarga kita ada karena dirimu. Aku sangat mencintaimu Nara setiap harisetiap waktu, seolah-olah besok menjadi hari terakhir kita," balas Sehun. Si pria hendak memangkas jarak di antara mereka. "Aw!" Sehun berseru kesakitan.

Nara mencubit pinggang Sehun. "Dasar, kau merayuku untuk menciumku kan?" tuduh Nara yang kini menjauhi Sehun.

"Ya! Oh Nara!" seru Sehun sambil memegangi pinggangnya, benar Nara tahu benar titik lemah suaminya.

Nara tertawa geli ketika Sehun mengampirinya, lalu menarik pinggang si gadis memeluknya erat. "Sehun lepaskan," ucap Nara di tengah tawanya. "Selesaikan dulu memasaknya, nanti kalau Hyunjoo pulang pasti minta makan," sambungnya.

Sehun merangkum paras Nara yang mengelak untuk dicium. Ia mengerahkan sedikit kekuatannya, berhasil mendiamkan istrinya yang sibuk tertawa. Sehun mengecup bibir Nara singkat.

"Okay, benar aku harus melanjutkan memasak sebelum our princess coming home," Sehun menyetujui, lalu melepaskan Nara.

"Baiklah, kelemahan Oh Sehun CEO The Three Clouds yang agung adalah Oh Hyunjoo," ucap Nara menirukan pembawa berita.

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang