"You still hold me. You hold me like you always did." ―Just As A Lie, Cheeze
-oOo-
Daniel menatap gadis yang dicintainya sembari bernapas secara teratur. Nara terlelap lagi setelah Dokter Kim memeriksanya. Daniel sempat merasa janggal karena Nara tak mencari Sehun seperti biasanya. Nara mengatupkan mulut rapat-rapat, setelah mengoarkan permintaannya yang ingin pergi dari sini. Sereberum Daniel berputar berkali-kali mengulang permohonan gadis itu yang menurutnya sebagai emosi sesaat. Daniel yakin apabila Nara akan menyesali ucapannya segera setelah akalnya sehat kembali.
Sehun belum memunculkan batang hidungnya. Daniel telah berusaha menghubungi ponsel sang sepupu, tapi tidak aktif. Akhirnya, ia meminta bantuan Guanlin untuk melacak keberadaan Sehun. Dia berpesan agar secepatnya menyeret si pria ke hadapannya. Daniel ingin Nara senang karena kehadiran Sehun.
Pagi sudah datang lagi ketika Kang Daniel mengerjap beberapa kali di kursi panjang kamar Nara. Matanya berusaha beradaptasi saat cahaya matahari memasuki ruangan melalui jendela lebar yang terletak di samping ranjang si gadis. Daniel segera melompat berdiri karena Nara tiba-tiba menghilang dari tempat tidur. Ia bahkan tak sempat menyisir surai cokelatnya yang berantakan atau merapikan kemeja biru yang ia kenakan.
"Jung Nara," panggilnya panik sambil membuka pintu kamar mandi lalu berkeliling ke sudut ruangan, namun hasilnya nihil.
Daniel berlari keluar ruangan rawat tersebut, menyusuri bangunan yang serupa kastil itu. Hingga langkah kaki paniknya berhenti saat ia menatap lurus ke taman yang indoor―atapnya dilapisi kaca yang memudahkan seseorang untuk menikmati langit pada pagi hari. Melalui sepasang pupil cokelatnya Daniel menemukan Nara yang sedang duduk di salah satu kursi taman, memunggungi dirinya. Tak hanya Nara yang berada di sana, Kai yang mengenakan kaus merah berlogo Nike serta jeans mendampingi si gadis. Kai berdiri di depan Nara, menghalangi sinar matahari menerpa pasiennya.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" bentak Kang Daniel marah. Ia menyusul mereka, berdiri tepat di samping Nara yang tengah tersenyum simpul padanya.
"Hai, Daniel. Apa tidurmu nyenyak?" ujar Nara, paras pucatnya memberikan atensi pada pemuda yang kentara sekali kepanikan di wajah tampannya.
Lantaran menanggapi Nara, Daniel justru melotot pada Kai yang hanya menyeringai membalas sikap defensif pria itu.
"Santai, Daniel. Nara perlu udara segar," kata Kai enteng sambil menyisir surai hitamnya asal.
"Kai membantuku belajar berjalan. Kakiku rasanya lemas sekali karena terlalu lama berbaring di tempat tidur," imbuh Nara. Si gadis meraih jari-jari pemuda itu. "Tenang saja, Kang Daniel. Aku akan menjaga tubuh ini dengan baik,"
"Noona, aku antar kau ke kamar lagi," bujuk Daniel.
Nara menggeleng. "Aku harus banyak bergerak agar cepat sehat, tadi aku juga sudah sarapan. Wanita yang sedang mengandung sepertiku harus banyak mengunyah. Benar kan, Dokter Kim?" ucap si gadis sembari menoleh ke arah Kai untuk meminta persetujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sehun Fanfiction] Dear Husband - END
FanfictionJung Nara: Gadis berusia dua puluh dua tahun memiliki kelainan jantung bawaan yang hidup baik-baik saja setelah operasi. Dia seperti orang normal, kehidupan yang sederhana meskipun dari keluarga kaya. Nara tidak pernah jatuh cinta karena ia sudah ke...