"Tidak banyak yang kuinginkan. Aku hanya ingin dirimu dan aku bahagia."
-oOo-
“Rentang waktu Nara pingsan ketika serangan jantung bertambah. Biasanya itu tak lebih dari tiga hari.” Daniel memulai pembicaraan dengan Chanyeol. Mereka berada di bangku tepat depan kamar inap Nara ketika dokter memeriksa si gadis.
Chanyeol bersandar pada bangku panjang. Ia memijat pelipis. “Iya, kondisinya semakin buruk. Operasi yang dilakukannya empat belas tahun lalu seakan sia-sia,” timpal Chanyeol.
“Apa yang harus kita lakukan, Hyung?” tanya Daniel, nada putus asa terdengar dalam suara baritonnya.
“Menghentikan Sehun membuat Nara terus mengingat kenangan yang dulu dia lupakan,” jawabnya. Ia menatap Daniel. “Mungkin kau satu-satunya orang yang memiliki kekuasaan itu. The Three Clouds memanfaatkan kemampuan Keluarga Kang untuk menjadi intelijen internal. Kau adalah sumber informasi bagi Sehun.”
Daniel menunduk. “Aku bisa menutup akses Sehun pada Nara. Tapi, jika gadis itu tetap berusaha menemuinya―itu akan percuma. Aku akan membantunya, apabila Nara sudah benar-benar siap pergi dari kehidupan Sehun,” timpal Daniel.
“Nara terlanjur jatuh cinta pada Sehun,” gumam Chanyeol kecewa. Ia memberikan jeda sejenak. “Kau tahu di mana Sehun sekarang?” tanya Chanyeol.
“Tokyo―Sehun hyung berusaha menemukan George dan juga catatan kesehatan Ahra yang asli,” jawab Daniel. Ia menyeringai sebentar. “Aku tahu keluarga kalian menyembunyikan sesuatu. Orangku berusaha mencari hasil visum jasad Ahra. Ada sesuatu yang disembunyikan oleh keluarga kalian,” lanjutnya.
Raut Chanyeol menegang. Ia mengepalkan tangan erat untuk menahan emosi. Ia menyadari bahwa lawan bicaranya ini tak jauh lebih licik dari Sehun. “Keluarga Jung tak menyetujui permintaan visum itu,” elaknya.
“Kenapa?” tandas Daniel. “Kalian menghapus seluruh catatan mengenai Ahra dan memalsukannya. Satu-satunya yang masih tersisa mengenai kematian Ahra adalah ingatan Nara dan ibunya. Jangan lupa hyung, aku ahli dalam bidang ini,” lanjutnya datar.
“Kang Daniel, apa yang kau inginkan?” intonasi Chanyeol mengancam.
Daniel tersenyum, kali ini tarikan bibirnya berbeda. “Kenapa kau begitu ketakutan?” Ia berdiri menepuk bahu Chanyeol. “Aku selama ini tidak menaruh kecurigaan padamu, tapi melihatmu begitu menyayangi Nara―hmm―siapa yang lebih kau sayangi―Nara atau Ahra?” ucapnya lagi, kemudian pergi meninggalkan Chanyeol.
–
“Kau baru mengobrol dengan Chanyeol, ya?” tanya Nara ketika Daniel masuk ke ruang inap.
Daniel mengangguk. Dia tersenyum lembut pada Nara. “Kau jauh lebih sehat dari sebelumnya, Noona.”
“Terima kasih sudah menjagaku,” balasnya. Nara memberikan isyarat pada Daniel agar pemuda tersebut duduk di kursi tepat samping ranjang Nara. “Bagaimana kabar Rooney dan Peter?” tanya Nara kemudian mengusap lengan Daniel.
“Mereka baik dan merindukanmu,” balasnya singkat. “Kau menanyakan kabar kucingku tapi kau sendiri sakit, Noona.”
“Aku baik-baik saja,” celetuk Nara. Ia menekan diafragmanya. “Aku hanya pingsan karena serangan jantung―”
“―Kenangan apa yang kau lihat?” potong Daniel. Ia menambahkan sebelum Nara sempat menjawab, “kau ingat perjanjian kita untuk saling jujur kan?”
Nara tersenyum, ia mencoba tegar. Dia memerhatikan pria yang kini masih mengenakan kemeja dan celana kain hitam. “Tentang Ahra. Aku seharusnya enggan memercayai bartender itu, namun kenangan itu seolah menghantamku, Daniel. Aku tak dapat mengendalikan tubuh dan pikiran, menyesakkan sekali.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sehun Fanfiction] Dear Husband - END
FanfictionJung Nara: Gadis berusia dua puluh dua tahun memiliki kelainan jantung bawaan yang hidup baik-baik saja setelah operasi. Dia seperti orang normal, kehidupan yang sederhana meskipun dari keluarga kaya. Nara tidak pernah jatuh cinta karena ia sudah ke...