Sorry for typo
Happy reading!
~~♡~~
"Suzy, lusa kau masih ada jadwal untuk fansign di mall."
Suzy menghembuskan nafasnya cepat hingga meniup poni tipis yang menggantung menutupi keningnya.
Dia memilih meletakkan jemarinya di keyboard komputernya. Sehari lagi! Setelah itu kau akan bebas.
"Kau benar-benar kesayanganku!" L mengusap puncak kepala Suzy kasar. Ia risih dan menangkis tangan L dari kepalanya. Dia selalu bersikap manis jika ada maunya!
"Menurutmu jika aku berhenti jadi penulis, bagaimana L?" Lelucon apa itu? Apa Suzy mau dimakan oleh L, bosnya itu?
L tersenyum tipis, mengetukkan telunjuknya berirama di atas meja Suzy. "Jika kau berani, maka kau akan mati!" L setengah berbisik.
Gadis itu sekarang bersusah payah menelan ludahnya. Matanya penuh kebencian, ingin rasanya mencekik boss tamak itu. Daripada berdebat, Suzy memilih bangkit dan mengambil tasnya yang tergeletak di atas sofa.
"Tugasku sudah selesai. Aku mau pulang." dia berjalan meninggalkan L yang masih berdiri di depan mejanya.
Sementara mata pria itu mengikuti langkah Suzy, ia berbalik dan tersenyum sinis. "Pergilah! Kau harus menenangkan otakmu untuk cerita-cerita terbarumu."
Tak mau didengar, lebih baik dia segera pergi dari ruang kerjanya. Suzy menghentakkan kakinya tanpa permisi lagi dan keluar ruangannya. L masih mematung memperhatikan kepergian Suzy yang sekarang hilang ditelan pintu keluar.
Sebelum menginjakkan kakinya dirumah, Suzy mampir dulu ke sebuah cafe. Ia memesan kopi kesukaannya. Ia duduk di meja bernomor satu. Ia meletakkan tasnya di kursi kosong sebelahnya duduk, dia menaruh kedua tangannya di atas meja. Menghentakkan jari-jarinya di atas sana sambil menunggu pesanan. Kepalanya tak berhenti, terus berkeliling seperti mencari sesuatu untuk dilihat matanya.
Hingga dia berhenti di arah samping kirinya. Dilihatnya seorang pria yang sepertinya ia kenal. Ia menyipitkan matanya melihat objek yang cukup jauh itu, dan keningnya yang mengkerut. Beberapa detik setelah itu, Suzy melengkungkan bibir manisnya. Pria bertopi hitam itu adalah Teman lama Suzy yang tak lain adalah Felix.
"Felix!" pekik Suzy. Pria itu langsung menoleh karena dia rasa hanya dia yang memiliki nama seperti itu disini.
Suzy melambaikan tangannya ke atas ke arah Felix sambil tersenyum senang. Felix tahu ada seseorang yang memanggilnya dan tiga detik kemudian dia lihat Suzy.
Ia bangkit dengan wajah senang dan mendekati Suzy.
"Kau di sini juga?" Felix tersenyum dengan nampan makanan ditangannya. Ia menaruh nampan itu dimeja Suzy. Gadis itu segera menyingkirkan tasnya yang tergeletak di kursi yang akan Felix tempati.
Felix duduk disana, di samping Suzy. Setidaknya Suzy punya teman ngobrol.
"Hmm... aku sering kesini. Kau sendiri?" Suzy memiringkan kepalanya penasaran. Lalu pesanan Suzy sudah datang dan pelayan itu langsung menaruh kopi Suzy dimeja.
"Aku sedang stress, makanya aku cari angin dan ya, aku ke sini saja."
"Aishh apa ini," Suzy menarik topi Felix ke depan sampai menutupi sebagian mata Felix. "Aku risih melihat topi usang ini. Buang saja sana!"
"Enak saja. Topi ini bersejarah bagiku, ayahku yang memberikannya padaku. Dia bilang aku harus menggapai semua tujuanku dan disaksikan topi ini sebagai penggantinya." lirih Felix yang saat itu melepaskan topinya dan mengamatinya begitu dalam. Topi hitam peninggalan ayahnya yang juga seorang penemu hebat di zamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angels and a Girl {BTSZy} [END]
Fanfiction[END!!!] "siapa kalian?" "kami adalah pemikiranmu yang indah" Kenapa cerita novelku menjadi kenyataan? gadis bernama lengkap Bae Suzy itu hanya bisa mengerutkan dahinya dan menatap ke tujuh pria tampan didepannya dengan tampilan berbeda? mereka mem...