Mencintaimu

1.3K 30 8
                                    

Tampan, kaya, cerdas dan  pekerja keras..
All predikat itu disandang oleh Masumi Hayami, pria sempurna yang ada di tiap mimpi wanita..

Kesempurnaan lingkungan yang dimiliki tidak menjamin kebahagiaan..

Sebab untuk Masumi Hayami, kegilaan lain yang ingin dicapainya belum mendekati terwujud..

Jangankan untuk menikahi, mengatakan cinta pun nyaris tak mampu tersampaikan lewat bibirnya..

Cinta pada seorang gadis yang slalu dipandangnya, mengisi hari harinya, menghiasi tiap mimpinya "Maya Kitajima"..

Jam telah menunjukkan angka 10 malam, Masumi masih memilih melamunkan kekasih mimpinya Maya, sambil memandang keramaian kota dari ruang kerja Direktur Daito..

"Maya..semua buku yang telah kubaca, tidak ada satupun yang benar untuk memahami cintaku padamu", katanya lirih.

Cinta memberi kekuatan, tapi untukku cinta memberi kerapuhan..

Entah kapan aq bisa dengan lugas berkata "Mencintaimu", batin Masumi..

Dihirupnya dalam dalam rokok di tangannya, "Maya..langit hari ini penuh bintang, gemerlapnya seindah senyummu Maya", ujar Masumi seolah maya ada disebelahnya..

Tanpa sadar masumi tersenyum sendiri, membayangkan Maya tersipu jika mendengar pujiannya.

Sedetik kemudian terbayang maya akan marah karena menganggap itu ledekan ala Masumi.

Apapun itu endingnya pasti Masumi tertawa.

Hanya Maya yang slalu bisa membuat Masumi tertawa lepass, melepas semua topeng dingin yang bertahta selama ini di wajahnya..

"Mungil, aq pulang dulu..Selamat Tidur, belajarlah untuk memimpikanku Sayang", batin Masumi sambil mematikan rokok ditangannya.

Selanjutnya dalam satu tarikan, jas di atas kursi sekarang tersampir di pundaknya dan masumi beranjak pulang.

Ting..pintu lift terbuka tepat di lantai  1 gedung Daito.

Dengan gontai, Masumi melangkah keluar, enggan untuk pulang, apalagi sesaat sebelumnya teringat besok hari libur dan dia benci libur.

Sorot mata ga bersemangat itu berubah cerah bagai mentari pagi, ketika menangkap sosok yang dirindukan berada di depan kaca pintu keluar, sedang memandangi hiruk pikuk jalan raya..

Bergegas Masumi melangkah, sebelum sosok itu hilang ditelan malam.

"Mungil..kenapa sampai malam begini, ada apa ? Tahukan kamu sekarang jam berapa ? Hampir tengah malam, Mungil," rentetan pertanyaan dengan nada kuatir terurai dari bibir masumi.

Namun tetap saja batin masumi gembira, ada alasan kencan sambil mengantar gadis mungil ini pulang.

"Pak Masumi, Andaaa."

Terkejut bukan main Maya dengan sosok di depannya.

"Aaa..itu karena saya latihan terlalu serius, dan saya lupa dengan waktu", terbata bata Maya menjawab pertanyaan pria di depannya.

Ada sedikit kebohongan dalam kalimat tersebut, namun mencoba untuk dia ditutupi.

Semua gara-gara Anda, menari di depan pelupuk mata, mengganggu latihanku Pak Masumi,  gumam Maya dalam batin..

"Ayo kuantar pulang", tanpa bertanya diraihnya tangan mungil tersebut sembari melangkah menuju parkiran khusus Direktur.

Masumi tidak memperhatikan sekelebat rona memerah di pipi maya saat kedua tangan itu menyatu.

All about LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang