Gerbang Cinta Untukku (part 3)

398 15 1
                                    

Masumi menyesap rokoknya dalam dalam,melihat hamparan air danau di depannya yang tenang.

Menenangkan hati, itulah yang Masumi butuhkan saat ini.

Tampak lalu lalang pengunjung taman di salah satu sudut kota Tokyo itu berolahraga, mengisi sore hari di musim panas.

Masumi lebih memilih duduk di bawah pohon yang tepat berada di sisi danau buatan.

Sedikit banyak perkataan Shiory mempengaruhi pikiran Masumi.

Masih terbayang di benaknya bagaimana Koji merangkul Maya dengan tulus.

Siapapun yang melihat akan berkata bahwa pasangan itu serasi, Masumi hanya perlu mengakuinya.

Masumi dan Mawar Ungu adalah dua sosok yang sesungguhnya memiliki karakter berbeda.

Mawar ungu adalah wujud Masumi yang romantis dan melankolis.

Hal itu bukan tanpa alasan, sebab hanya dalam wujud sebagai mawar ungu, yang tidak banyak diketahui orang lain, Masumi bisa lebih terbuka terhadap perasaannya dan jati dirinya tanpa ragu akan diketahui banyak orang.

Namun the real Masumi, adalah sosok yang sangat berbeda.

Tertutup, tidak percaya diri, pemarah dan dingin. Sosok yang terbentuk oleh didikan Eisuke Hayami, sosok yang terbentuk oleh kerasnya dunia bisnis hiburan, sosok yang terbentuk oleh kesepian dan kesendirian.

Masumi adalah pria dengan dua topeng yang bertolak belakang.

Kini di tepian danau itu, Masumi merenungkan kedua topengnya, menyatukan 2 sisi yang sangat berbeda itu tidaklah mudah.

Demi cinta, masumi harus melepas semua logika, melepas topeng sebagai the real masumi yang selama ini diketahui banyak orang. Perubahan yang menuntut keberanian besar.

Pengakuan akan cintanya pada Maya Kitajima, di depan semua orang.

***

Maya melangkah gontai menuju ayunan yang terdapat di belakang apartemennya.

Koji telah mengantarnya pulang, namun selepas Koji menghilang, maya memutuskan untuk sedikit berjalan jalan.

Berada di dalam apartemen hanya akan memberikan kesempatan bagi pikiran dan hatinya untuk makin tenggelam dalam kesedihan dan kesendirian.

Ibu, apa yang harus aku lakukan, batinnya. Kami terlalu berbeda, Ibu. Aku tak pernah bisa memahami apa yang dipikirkannya, caranya mencintaiku, arti diriku untuknya. Aku bingung Ibu. Bantulah Mayamu ini Ibu.

Isak tangis terdengar perlahan, diantara derit ayunan yang bergerak pelan.

Drrrtttt.drrrtttt...getar telpon genggam di tas kecil yang dibawanya mengusik Maya..

Dirabanya dan diambilnya telpon tersebut.

Sebuah nama tertera di layar, Yuu Sakurakoji.

Maya kembali meletakkan telponnya.

Masih enggan untuk bicara dengan siapapun.

Matahari mulai tenggelam.

Udara terasa makin dingin, Maya mengatupkan lebih rapat jaket yang dikenakannya, melangkah menuju ke apartemen.

Matanya sembab oleh air mata akan kerinduan Ibunya, di tengah kesepian dan kesendirian yang dirasakan.

Lorong apartemen di lantai 9 itu tampak redup disinari cahaya lampu temaram.

Pandangan mata Maya tertuju pada sosok yang tampak duduk di depan pintu apartemennya.

Koji...

Karpet beludru di lorong tersebut, menghapus suara langkah kaki Maya.

Bayangan tubuh Maya yang disinari lampu menyadarkan Koji dari lamunannya. "Maya, darimana saja ? Kenapa telponku tidak dijawab?" tanya Koji.

Maya tersenyum sendu. "Sudah dari tadi, Koji?" Bukan menjawab pertanyaan Koji, Maya mengajukan pertanyaannya sendiri. Koji tersenyum lega, setelah tampak Maya baik-baik saja.

"Mari masuk, Koji." Maya mempersilahkan sahabatnya itu masuk.

"Silakan duduk. Aku buatkan teh ya. Tunggulah sebentar,"ujar Maya dengan mengulas senyum di bibirnya dan berjalan menuju dapur.

Maya memanaskan air untuk membuat teh, pikirannya kembali melayang.

Ibu, inikah jalan yang harus kupilih. Haruskah aku belajar memulai dengan Koji, Ibu.

Belajar untuk melepaskan cinta yang tak pernah bisa kupahami. Belajar untuk menerima cinta yang lebih mudah kujaga.

***

duh mata dh ngantuk..mhn bersabar lanjutannya..

Nite..

jgn lupa vote dan masukannya..

thank youu

All about LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang