Gerbang Cinta Untukku (part 18)

328 23 10
                                    

Matahari bersinar cerah menyambut datangnya pagi hari.

Ditemani kicau burung di pepohonan memberi rasa damai bagi semesta alam beserta isinya.

Maya dan Rei tengah mempersiapkan sarapan pagi ketika bel apartemen berbunyi.

Setengah berlari, Maya menuju pintu.

Terdengar suara pintu bergeser bersamaan dengan tampak sesosok pria tampan yang terengah-engah memegang tembok apartemen untuk sekedar mengatur nafas.

Maya menatap keheranan. "Koji, apa yang terjadi ? Apa yang membuatmu terburu-buru begitu. Ayo masuklah. Kami sedang menyiapkan sarapan," ujar Maya.

Tanpa menjawab, Koji melangkah masuk dengan tetap berupaya mengatur nafasnya

Maya mengambil segelas air putih dan diserahkan pada lawan mainnya itu.

"Minum dan duduklah dulu, sebentar kita sarapan bersama, kemudian baru ceritakan apa yang terjadi," lanjut Maya dengan mengangkat sebelah alisnya.

Koji tersenyum...

"Kojikah yang datang, Maya ? Ada apa pagi-pagi menemui kita ?" tanya Rei sesampainya Maya di dapur.

"Entahlah, Yuu masih sibuk mengatur nafasnya. Seperti habis berlari dikejar sesuatu," jawab Maya dengan senyum di bibir.

Terbersit di benak Maya, hal-hal konyol yang mungkin menjadi penyebab Koji berlari bak kesetanan.

"Ah kau ini, Maya. Berhentilah mengganggu Koji," Rei berkata dengan diiringi tawa.

Lima belas menit berlalu...ketiga sahabat yang telah beranjak dewasa tampak sedang menikmati sarapan pagi bersama.

Diselingi canda tawa ringan seputar makanan kesukaan, masa lalu dan hal-hal lainnya.

"Koji, ayo sekarang ceritakan kenapa kemari pagi-pagi begini. Jangan kau bilang mau mengejar makan pagi gratis," kelakar Rei.

Koji memiringkan kepalanya dan tertawa menanggapi gurauan Rei.

"Kalau kubilang demi makan gratis, tidak terlalu tepat. Yang utama, aku kesini karena ingin menikmati sarapan bersama Maya, Rei." "

"Aku kan memerankan mawar ungu, sangat penting untuk tau keseharian Maya yang katanya Mawar Ungu tau semuanya," jawab Koji.

"Hahaha..itu hanya alasanmu saja, Koji. Belum menyerah mengejar Maya ?" usil Rei dengan melirik gadis mungil di sebelahnya.

Maya hanya tersenyum tipis mendengar obrolan kedua sahabat karibnya itu.

Suasana mendadak hening.

Tidak berapa lama kemudian Koji menangkupkan tangannya di atas telapak tangan kiri Maya di atas meja.

Maya melirik ke arah tangan Koji yang menggenggam erat jemarinya.

"Maya, berapa lama waktu yang kau butuhkah untuk melupakan Tuan Masumi ? Dia telah berkeluarga, kuharap kau tidak mengabaikan hal tersebut," Koji terdiam sesaat dan menarik nafas, melirik Rei yang juga terdiam.

Belum sempat Maya menanggapi kalimat Koji, koji menyambung kalimatnya.

"Beberapa hari ini, para wartawan telah makin antusias mengejar berita tentang kebenaran sosok mawar ungu," Koji berkata dengan hati-hati.

"Aku khawatir jika nanti terkuak yang sebenarnya, masyarakat akan menghakimi dirimu habis-habisan Maya mengingat status Tuan Masumi sekarang," lanjut Koji setelah memastikan Maya cukup tenang mendengar pendapatnya.

Helaan nafas Maya dan Rei nyaris bersamaan terdengar sayup-sayup.

"Aku sangat mencintaimu, Maya. Maaf aku mengatakan hal ini disini, di depan Rei, tanpa ada bunga atau apapun yang kubawa selayaknya pria menyatakan cinta, namun aku disini memberikan jiwa dan ragaku hanya untuk dirimu," koji berkata lirih.

All about LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang