Gerbang Cinta Untukku (part 7)

447 14 9
                                    

Senja hari di Tokyo..

"Tuan Masumi..." terdengar teriakan dengan nada amarah..

Pintu apartemen mewah itu terbuka lebar tanpa sebuah ketukan sebelumnya

Seorang laki-laki memasuki ruangan dan langsung menggapai pria yang berdiri menatap jendela.

Bukkk

Sebuah pukulan melayang menyebabkan pria yang tak lain adalah Masumi Hayami terjatuh.

Darah mengalir dari sudut bibirnya.

Laki-laki berambut panjang itu menarik krah baju Masumi, menatap nanar penuh amarah ke dalam bola mata Masumi.

"Apa yang Anda lakukan...Anda bukan orang yang selama ini kukenal.Bagaimana aku harus menghadapi Maya, katakan Tuan Masumi." ujar laki-laki itu.

"Pukul aku lagi, Hijiri. Silakan pukul aku lagi, kamu pantas memukulku, agar aku sadar apa kesalahanku," ucap Masumi dengan nada pasrah.

Emosi yang begitu besar di dada Hijiri, namun saat menatap sorot mata kesedihan yang begitu mendalam.

Hijiri mengalihkan kepalan tangannya ke lantai di sebelah Masumi terjatuh. Memukul lantai itu berulang-ulang. Air mata mengalir dari pipi Hijiri.

Delapan tahun berada dalam bayang-bayang sebagai penghubung Mawar Ungu dan bidadari merah, menumbuhkan perasaan sayang Hijiri pada remaja mungil 13 tahun yang sangatlah pantas menjadi adiknya.

"Apa yang harus saya sampaikan kepada Nona Maya, Tuan. Saya menjanjikan kebahagiaan padanya, menjanjikan pertemuan dengan anda di Izu." Hijiri menyandarkan punggungnya di tepi jendela.

Flashback

Sinar matahari pagi menyelusup di antara tirai di kamar Shiory.

Denting jam dinding menunjukkan pukul 9 pagi.

Tampak Shiory masih terlelap di dada Masumi, tubuh keduanya hanya terbalut selimut panjang berwarna coklat muda.

Masumi mengerjap-ngerjapkan matanya demi menghalau sinar matahari yang menyilaukan yang tepat mengarah ke wajahnya.

Tangannya spontan mendorong beban yang ada di dadanya yang terasa berat, berusaha untuk duduk namun kepalanya masih terasa sakit. Masumi memilih untuk tetap merebahkan dirinya.

Tidak perlu menunggu lama, kesadaran Masumi kembali utuh, wajahnya pucat memandang sosok wanita di sampingnya.

Disibaknya selimut yang menutupi tubuh mereka berdua.

Masumi terpana, keterkejutan menyebabkan Masumi melupakan sakit kepalanya, tergesa-gesa berdiri, menarik kembali selimut yang tadi disibakkan untuk menutupi tubuh wanita tanpa sehelai benang pun yang sedang terlelap.

Angin yang berdesir akibat kibasan selimut di tubuhnya menyadarkan Shiory.

Spontan tangan putih mulus itu meraih selimut untuk menutupi bagian dadanya dan mengambil posisi duduk, bersandar pada tumpukan bantal di punggungnya.

Suasana hening...sepi....tanpa kata apapun...

Masumi meraih kemeja yang berada di lantai untuk menutupi bagian tubuhnya dan berjalan ke kamar mandi.

Sementara Shiory masih tertunduk dalam kebisuan di atas tempat tidur.

Sayup-sayup Shiory dapat mendengar suara benturan tangan yang memukul tembok berulang kali diantara gemericik air.

Maya......maafkan aku....
Maafkan aku......

(penulis jadi ikut sedih...hik..hik..hik)..

Dua jam berlalu tetap dalam keheningan..

All about LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang