Kami memang Berbeda

697 24 2
                                    

Ting..ting..ting....
Tatapan mata Maya tak bergeming menatap rintik hujan di depan kedai kopi tempatnya berteduh kali ini.

"Masumi..."

Helaan sebuah nama terucap lirih seakan berusaha melepas semua kegelisahan Maya.

Rrrtttt...rrrtttt...rrrttt...getar telepon terdengar..

Maya melirik sepintas ke atas layar hp miliknya.

Sebuah foto tampan Masumi  terpampang "Honey"..

Maya tertegun sesaat, namun sedetik kemudian rasa enggan memenangkan hatinya.

Kembali ditatapnya rintik hujan di luar..

"Maya"..gumam Masumi seraya menatap layar kecil di genggamannya.

"Duh.....wanita makhluk paling sulit dimengerti."

Ga ada angin ga ada hujan, tiba tiba hilang, telpon ga diangkat.

Mau dicari ga tau dimana, belum lagi ditambah lagi Koji, laki laki yang sedang di masa emasnya, punya segudang kesempatan dan nasib baik untuk slalu berada disamping kekasih mungilnya..

Komplit sudah pikiran dan perasaan campur aduk di batin Masumi.

"Hshhhhh"

Sofa di ruang kerja memang cocok jadi pelampiasan badan yang penat.

"Mizukii."

Suara keras tanpa peduli apapun memecah ruangan.

Pintu ruang kerja direktur itu segera terbuka tanpa ketukan.

Dapat ditebak, wajah Mizuki yang tanpa ekspresi muncul segera dari balik pintu.

Wajah yang dapat membuat Masumi Hayami, Sang Direktur muda itu akan berpikir dua kali untuk berteriak lagi.

"Selamat Sore. Ada yang Tuan butuhkan ?" nada sedingin es keluar dari bibir Mizuki.

"Duduklah Mizuki", masumi menjawab datar.

"Maaf Tuan, apakah ada yang Tuan perlukan?"selidik Mizuki, tanpa bergerak dari posisi berdirinya.

"Apakah hari ini ada telpon untukku?"

"Tidak Tuan," sahut Mizuki.

" Ya sudah...Anda boleh pulang duluan, tidak perlu menunggu saya, Mizuki."

"Terimakasih Tuan," nada datar Mizuki tidak dibarengi dengan langkah kaki untuk meninggalkan ruangan.

Masumi tertegun menatap sekretarisnya yang masih terdiam.

"Ada apa Mizuki ?"

"Maaf Tuan. Mungkin ini tidak ada kaitannya tentang pekerjaan, tapi tadi Nona Maya sempat telpon ke nomer pribadi saya, tapi belum sempat meninggalkan pesan, telepon terputus."

"Saya coba hubungi kembali tidak diangkat oleh Nona", kalimat bernada selidik keluar dari bibir Sang Sekretaris handal.

Sempat terlihat walau sedetik alis tuan muda dihadapannya itu tampak berkerut.

Namun bukan Masumi Hayami namanya jika tidak bisa menutupi apa yang ada di pikirannya.

Walau nyata nyata telah gagal menutupi kegusaran hatinya yang bisa segera ditangkap Mizuki.

Mizuki tersenyum tipis...

Telah dia dapatkan apa yang ingin diketahuinya.

Yah...Tuan mudanya lagi kebingungan oleh gadis mungilnya.

Tentunya PR berita telpon terputus itu cukup untuk sebagai balasan panggilan keras tadi, batin Mizuki.

"Saya permisi Tuan," tanpa menunggu jawaban lebih lanjut, Mizuki mundur beberapa langkah sebelum berbalik meninggalkan ruangan.

All about LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang