Gerbang Cinta Untukku (part 16)

368 23 10
                                    

Maaf update nya terlambat...sedikit kesibukan 1 bulan ini.

Thanks yang uda ngasi vote, ucapan dan dukungan ya..

Moga cerita yang saya coba susun berkenan dan ga menyimpang jauh dari karakter yang dibentuk oleh Sensei Miuchi.

ini tulisan pertama saya di ranah public...Hehe...tentunya masih jauh dari sempurna, maaf jika banyak kekurangan.

Selamat membaca.

___________________________

Maya melangkahkan kakinya memasuki sebuah restorant yang terletak di lantai teratas dari Gedung Daito.

Pandangannya menyapu ke seluruh ruangan, mencari salah satu tempat yang sekiranya dapat mengurangi kepenatan dan kegalauan hatinya hari ini.

Syukurlah...masih ada tempat kosong...batin Maya.

Ditemani pelayan restoran, Maya menuju ke jejeran kursi di dekat jendela.

Pemandangan malam hari kota Tokyo nampak gemerlap di bawah sana.

Sekilas Maya memandang keluar jendela dan kemudian tersenyum ramah pada pelayan restoran yang berdiri di sebelahnya.

"Tempat ini adalah tempat favorite saya, saya bisa puas memandang langit penuh bintang sekaligus memandang ke gemerlap lampu di bawah sana. Mungkin bidadari merah memandang semua ini dengan perasaan yang sama dengan saya sekarang," kata Maya sambil tersenyum pada pelayan di depannya.

Sang pelayan tersenyum ramah, "Karena itulah Anda yang terpilih sebagai pemeran Bidadari Merah, Nona Kitajima."

"Menurut saya hanya Andalah yang dapat menyampaikan perasaan bidadari merah kepada penonton dengan sempurna. Kami yang menonton pagelaran tersebut dapat belajar banyak hal, untuk itu terimakasih banyak Nona Kitajima."

Pelayan tersebut membungkukkan badan sebagai ucapan kekaguman dan terimakasih pada Maya.

"Hehe...saya masih harus banyak belajar," jawab Maya dengan pelan. Pelayan itu kembali tersenyum.

Maya membaca deretan menu yang ada di depannya, setelah menimbang beberapa pilihan, Maya menunjuk gambar makanan/minuman yang ingin dipesannya, pelayan sibuk mencatat pesanan Maya dan kemudian pamit untuk menyiapkan pesanan Maya.

Sambil menunggu pesanan datang, Maya membuka ponselnya...
Tangannya yang mungil mengklik gallery foto yang ada di sana. Deretan foto tampil di layar, Maya mengklik sebuah foto.


Foto Masumi Hayami yang sedang memandang lautan dari atas kapal Astoria tampak mempesona. Jemari Maya mengulas bingkai wajah Masumi di layar tersebut dan air matanya menggenang.

Salahkah aku jika tidak bisa melupakanmu, Masumi..

Mungkin kali ini Tuhan ingin membuatku sadar bagaimana dirimu dan hatimu, menungguku sekian lama dengan sabar, walau sejuta kemarahan yang pernah kulontarkan.

Dan kini ketika semua berbalik, aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan, menyimpan perasaanku dalam-dalam, sama seperti dirimu dahulu.

Takdir menghubungkan kita melalui panggung drama, setiap kata cinta yang kuucapkan di atas panggung, semua itu hanya untukmu Masumi, tetaplah memandangku di atas panggung, karena panggunglah yang dapat mewujudkan cinta kita seutuhnya Masumi.

Maya menghapus air mata yang hampir menetes di sudut matanya.

Malam ini adalah titik puncak kejujuran dan kesadaran Maya pada dirinya sendiri tentang cintanya pada Masumi, sang Mawar Ungu.

All about LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang