5

3.2K 409 14
                                    

~[]~

"Ingatanmu sudah kembali?" tanya nyonya Kwon pada seorang gadis yang duduk bersamanya di meja makan, keduanya duduk berhadapan namun si gadis hanya menunduk kemudian mengangguk pelan, meremas mug ditangannya. "Kau sudah tau kalau Jiyong-ku membohongimu?"

"Hm..."

"Sejak kapan kau bisa mengingatnya sayang?"

"Bulan lalu, saat Dami eonni menunjukan foto sahabat-sahabat Jiyong oppa-"

"Selama itu? Kau berpura-pura tidak mengingat apapun?"

"Aku- maaf- aku sudah bilang kalau aku ingat siapa diriku dan dimana tempat tinggalku-"

"Tolong jangan memberitau Jiyong kalau kau sudah mengingat semuanya. Ku mohon, tetaplah berada disisinya... Jiyong bisa gila kalau kau meninggalkannya," bujuk nyonya Kwon, membuat Lisa menautkan kedua alisnya dan mengangkat kepalanya menatap wanita dihadapannya dengan tatapan tidak percaya. "Baru baru ini Jiyong mengalami depresi yang cukup parah, dia hampir gila dan bisa gila sungguhan kalau kau meninggalkannya Lisa, aku sangat tau kalau ini salah... tapi Jiyong putraku, aku tidak sanggup melihatnya kembali depresi seperti beberapa bulan lalu, kau sudah berpura-pura hilang ingatan selama satu bulan terakhir, tidak bisakah kau melakukannya lagi? Aku akan membayarmu-"

"Berapa banyak yang bisa anda berikan Imo?" tanya Lisa, ia merasa sedikit kesal karena ucapan wanita didepannya itu melukai harga dirinya. "Aku- aku tidak butuh uangmu, Imo. Dan sejujurnya aku juga menikmati tinggal disini, bahkan berjalan jalan di gedung apartement ini saja sudah cukup membuatku sangat bahagia. Tapi satu bulan terakhir ini- akhir akhir ini- aku-" Lisa menggigit bibirnya sendiri, menahan dirinya untuk tidak menangis seperti yang satu bulan ini di lakukannya diam-diam. "Aku takut..."

Nyonya Kwon bangkit dari duduknya, menghampiri Lisa dan duduk di sebelah gadis itu. Merasa iba pada gadis yang tengah berusaha untuk terlihat kuat.

"Maafkan aku... maaf karena aku hanya memikirkan putraku sendiri... maafkan aku karena membiarkannya membohongimu..." pinta Nyonya Kwon sembari memeluk Lisa yang tetap berusaha menahan tangisnya. "Maafkan aku Lisa... maafkan Jiyong dan tetaplah disini, kau gadis yang sangat baik... apa yang membuatmu takut sayang?" pintanya sekali lagi, kali ini Lisa tidak lagi dipeluknya, namun tangannya yang sedikit kasar setelah memasak bertahun-tahun itu meremas tangan Lisa, berharap dapat memberi sebagian kekuatannya pada Lisa.

"Aku... sebelumnya aku- aku berkencan dengan Soohyuk oppa,"

"Soohyuk?"

"Atlet anggar Nasional, sahabat Jiyong oppa, malam itu aku di New York untuk melihat Soohyuk oppa, bagaimana kalau kami bertemu?"

"Kau masih menyukai Soohyuk?" komentar Nyonya Kwon setelah kesadarannya kembali. "Sekali lagi aku tau kalau aku keterlaluan, tapi bisakah aku memintamu untuk tetap bersama Jiyongku? Aku tau ini tidak adil untukmu dan Soohyuk, tapi... aku tidak bohong kalau Jiyong bisa gila jika dia kehilanganmu. Setengah tahun lalu, Jiyong baru kembali dari wamilnya dan gadis yang sudah di kencaninya bertahun-tahun meninggalkannya begitu saja-"

"Nana?"

"Kau mengenalnya?"

Lisa menggeleng, melepaskan tangan Nyonya Kwon untuk meraih gelasnya dan menenggak seluruh sisa air digelasnya. "Jiyong oppa beberapa kali menyebutnya saat mabuk, apa yang terjadi pada mereka imo?"

"Gadis jahat itu menikah dengan pria lain, dengan anak bungsu Presidennya. Tentu saja pria itu jauh lebih hebat dibanding Jiyong, mungkin Jiyong juga akan mengerti kalau gadis jahat itu memberitaunya lebih dulu. Tapi sepulang wamil, Jiyong tidak bisa menghubungi gadis itu, Jiyong mencarinya dan baru tau kalau gadis jahat itu sudah menikah tahun lalu bahkan baru saja melahirkan sepasang anak kembar beberapa bulan lalu. Jiyong jadi sangat depresi karenanya, tapi dia mulai membaik setelah bertemu denganmu Lisa, tidak bisakah kau tetap berada di sisinya?"

"Tapi bagaimana kalau Jiyong oppa tau? Kalau aku hanya berpura-pura hilang ingatan? Dia akan sangat kecewa apalagi kalau tau-"

"Kita akan memberitaunya... aku janji, bertahanlah sebentar lagi... kita akan menberitau Jiyong tapi tidak sekarang... hm? Tolonglah bertahan sebentar lagi Lisa..."

"Sampai kapan Imo? Rasanya semakin sesak, rasanya aku seperti baru saja melakukan kejahatan besar, aku bahkan takut keluar rumah dan bertemu dengan teman-temanku,"

"Secepatnya... akan ku pastikan dulu keadaannya, dan kalau dia sudah cukup kuat, kita bisa memberitaunya, hm?"

Lisa tidak bisa menolak permintaan Nyonya Kwon. Wanita paruh baya itu memohon padanya dengan sangat putus asa hingga Lisa tidak yakin untuk menolaknya. Mungkin tidak ada masalah kalau Lisa tetap di rumah seperti satu bulan terakhir ini. Mungkin tidak akan ada masalah kalau tidak bertemu dengan Soohyuk. Hanya sampai Nyonya Kwon selesai memastikan keadaan Jiyong. Hanya beberapa minggu lagi. Lisa terus menyakinkan dirinya sendiri hingga tanpa terasa hari hampir berganti. Sudah tiga jam ia berbaring diatas ranjang Jiyong, berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau semuanya akan baik baik saja sampai akhir. Hingga telinganya mendemgar suara pintu depan yang terbuka. Pasti Jiyong yang datang, sore tadi Jiyong sudah memberitau Lisa kalau ia akan pulang terlambat karena acara makan malam perusahaan. Lisa masig terlalu tertekan untuk menyambut kedatangan Jiyong seperti biasanya. Gadis itu hanya tetap berbaring di ranjangnya namun memejamkan matanya, berbaring dengan sangat tenang seakan ia sudah larut dalam mimpinya sejak berjam jam lalu.

"Aku pulang... dan aku sangat merindukanmu Lisa," bisik Jiyong sembari melingkarkan tangannya pada pinggang Lisa, memeluk gadis yang memunggunginya itu. "Terimakasih karena masih menungguku,"

~[]~
Aku belom punya ide ending... tapi tenang aja... kalau ga Jilice ya Jiyong sama Lisanya tetep jomblo ehehe tida bikin kapal baru ehehe

MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang