16

2.2K 269 9
                                    

~[]~

"Kwon Jiyong!!! Kau bodoh?! Oh God! Siapa yang bisa lebih bodoh darimu?! Bahkan kucingmu pasti lebih pintar! Perlukah aku meminta Ai untuk mengajarimu?! Ya! Kwon Jiyong! Dimana kepalamu?! Kau meninggalkan otakmu di suatu tempat?! Astaga! Kenapa pria yang idolakan semua perempuan ini bisa sangat bodoh begini?! Kau terluka?! Kurasa seorang nenek yang baru mati akan langsung kembali hidup hanya untuk menertawakanmu! Aaaaa! Menyebalkan!! Kenapa tidak sekalian kau bilang kalau kau akan mati?! Kalau begini caranya kau justru membuatku ingin melukaimu sungguah! Menyebalkan! %#?]([+[[)~)~"

Jiyong membeku setelah mendengar Lisa menyumpah serapahinya. Memang bukan kali pertama Lisa mengumpat dan mengatakan kata kata kasar dihadapan Jiyong, namun ini benar benar kali pertama Jiyong menjadi sasaran umpatan dan kata kata kasar itu.

"Kau sangat cocok menjadi rapper," ucap Jiyong setelah Lisa duduk di sebelahnya dan meraih tangannya yang terluka. Hanya itu yang dapat di katakannya, kepalanya masih berusaha mencerna semua kata yang Lisa lontarkan.

"Ku pikir oppa tertikam atau terluka karena anak anak itu!" balas Lisa sembari menunjuk nunjuk layar TV didepan ranjangnya. "Heish... aku yang bodoh karena percaya kau terluka-"

"Aku memang terluka sungguhan... lihat jariku berdarah dan itu benar benar sakit..." ucap Jiyong sementara Lisa memasang sebuah plaster kecil di ujung jari telunjuk Jiyong "aku tidak bisa menekan senar dengan ujung jari seperti ini. Ini masalah besar... untukku,"

"Ah! Menyebalkan!" keluh Lisa sembari mendorong tangan Jiyong yang sudah selesai diobatinya. Lisa pikir luka tergores pisau atau pecahan kaca dari anak anak yang menyusup ke agensi tadi. Tapi ternyata hanya luka karena tergores kertas.

"Tapi sungguhan sakit... mengertilah... ini sakit..." rengek Jiyong sembari memaksa memeluk Lisa yang terus memberontak karena kesal. "Ini sakit Lisa... aaaa... jangan mengabaikanku, aku sedang sakit..."

"Aigoo... sakit ya?? Oppaku kesakitan? Apa yang harus Lisa lakukan agar oppa tidak kesakitan lagi??" balas Lisa dengan wajah menggemaskannya, yang kemudian menekan pipi Jiyong dengan kedua tangannya. "Ingin ku buat makin sakit?"

"Hehe anniyo, sudah tidak sakit lagi...  aku hanya ingin menemuimu sayang- maksudku Lisa," jawab Jiyong sembari melepaskan tangan Lisa dari pipinya kemudian menggenggam tangan itu.

"Oppa benar benar tidak terluka karena anak anak itu?"

"Aku sudah tidak di agensi sejak sore tadi, aku pergi makan dengan Seungri ke restorannya,"

"Ah! Dan tadi aku bertemu Jaebum dan Yuri di restoran Seungri," lanjut Jiyong

"Yuri terlihat baik baik saja?"

"Tidak begitu, tapi dia menghabiskan semangkuk ramen, dan Jaebum- apa mereka berkencan?"

"Dia tidak memberitauku soal itu, tapi apa oppa menghubungi Jaebum? Bukan Nickhun?"

"Nickhun sedang di Thailand, jadi aku menelpon Jaebum. Tapi kenapa tidak kau saja yang menamani eonnimu?" Jiyong begerak turun, duduk diatas karpet dan bersandar pada ranjang yang tidak begitu tinggi dibelakangnya.

"Kami bertengkar, kemarin, dan aku tidak mau bertemu dengannya,"

"Tapi mengkhawatirkannya? Tsk... aku juga begitu setiap kali bertengkar dengan Dami noona, dan dia selalu pergi begitu saja dari apartementku," komentar Jiyong sembari menoleh untuk melihat Lisa yang sekarang duduk bersila di atas ranjangnya. "Beri aku minum... aku tamu dan haus..."

"Ambil saja-"

"Aaaa... aku tamu dan sedang sakit..." rengek Jiyong sembari menggoyangkan paha Lisa yang berada tepat di dekat kepalanya.

MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang