15

2.2K 277 5
                                    

~[]~

Bukan pekerjaan sulit untuk Kim Taehyung kalau hanya mencarikan tempat tinggal baru untuk Lisa. Lisa sedikit kesal karena Taehyung membuhuh Donghae tanpa berdiskusi dulu dengannya, dan sebagai permohonan maaf, Taehyung memberikannya sebuah apartement studio di daerah Mapo-gu. Awalnya alasan Lisa pindah adalah untuk menghindari Jiyong dan Soohyuk tapi karena pagi tadi ia berjanji akan memberi keduanya kesempatan, sepertinya kepindahannya jadi terasa sia-sia. Namun dibanding apartement lamanya, apartement pemberian Taehyung tetap jauh lebih bagus. Apartement itu berada di lantai 5, sebuah gedung 20 lantai yang tentunya sudah dilengkapi dengan lift.

Sampai satu minggu lalu apartement itu menjadi tempat Taehyung menyekap anak seorang jaksa yang ingin menangkapnya. Walaupun namanya tetap tindak kejahatan penculikan, namun Taehyung tetap memperlakukannya dengan baik. Taehyung tetap memberi gadis itu makan tiga kali sehari, bahkan terlalu baik sampai gadis itu bisa memilih sendiri makanannya.

"Dimana gadis itu sekarang?" tanya Lisa sembari mengantar Taehyung kembali ke mobilnya

"Ku kembalikan pada appanya,"

"Ahh-"

"Dalam posisi tidur, dan aku ragu dia bisa kembali bangun," sela Taehyung, membuat Lisa meliriknya dengan sebelah alis terangkat. "Dia mengetahui rahasiaku, dia tau kalau aku yang selama ini muncul di baris pertama daftar pencarian orang jadi dia tidak punya pilihan lain selain tidur atau bunuh diri," jelas Taehyung seakan tau kalau Lisa akan bertanya.

"Aku juga tau rahasiamu, bahkan tempatmu menyimpan semua daganganmu, lalu kenapa tidak membunuhku?"

"Aku ingin melakukannya," jawab Taehyung, keduanya sudah tiba di depan mobil Taehyung dan pria itu justru duduk diatas kap depan mobil sedannya. "Aku tidak bisa mendapatkanmu. Haruskah aku membunuhmu juga? Bagaimana kalau setelah itu aku menyesal?"

"Aku tidak keberatan, kau bisa melakukannya... Tenggelamkan saja aku bersama-"

"Jangan membuatku kesal Lisa, aku tidak bisa melukaimu," sela Taehyung sembari mengusap pipi gadis di hadapannya itu. "Aku tidak bisa melukaimu, tapi aku bisa melukai eonnimu, atau Jennie dan rekan mu yang tidak pernah keluar dari kamarnya itu,"

Lidah Lisa terasa kelu, gadis itu memejamkan matanya dan menutup rapat bibirnya.

"Maaf- kan aku" bisiknya kemudian menutup rapat lagi mulutnya.

"Aku tidak peduli dengan siapapun kau berkencan, dekat, bercinta bahkan menikah. Tapi kalau kau bilang kau mau mati lagi, entah itu tenggelam atau tertembak, aku akan menunjukan padamu bagaimana sakitnya mati itu,"

"Arraseo, maafkan aku..."

"Kau bisa melakukan apapun yang kau mau, bahkan melaporkanku dan memberitau semua orang siapa aku sebenarnya, aku tidak akan marah kalau kau yang melakukannya. Tapi kau tidak bisa mati tanpa izinku, atau orang yang terakhir bertemu denganmu akan berakhir sama seperti Donghae, mengerti?" Taehyung menghentikan usapannya pada pipi Lisa. Mencolek hidung gadis itu kemudian kembali tersenyum. "Cantik, datang padaku kalau butuh sesuatu-"

"Dan kalau kau baik baik saja, jangan menemuiku, kita hidup masing-masing," sela Lisa, Taehyung terkekeh kemudian mengangguk. Pria itu ingin menjaga perasaannya, sedikit aneh memang, namun ia tidak ingin terlalu sering bertemu dengan gadis yang disukainya. Tidak ingin terlalu mengenal gadis yang disukainya kemudian makin menyukainya dan tidak bisa melepaskannya. Bagi Taehyung, wanita adalah bunga berduri yang bisa menusuknya, Taehyung hanya ingin melihatnya dari jauh, dari tempat paling aman dari duri-durinya. Ditambah, dalam dunianya, Lisa bisa saja menjadi kelemahan Taehyung. Lisa bisa saja membuat Taehyung kehilangan segalanya.

Lisa berbaring diatas ranjangnya setelah berpisah dengan Taehyung, menatap kosong pada langit-langit sembari menimbang-nimbang. Rasa khawatir pada Yuri membuatnya ingin menemui wanita itu. Heechul pasti tidak suka kalau ia membenci Yuri. Ingin mengecek keadaan Yuri, namun terlalu takut untuk datang menemuinya sendirian. Takut kalau ia akan kembali memaki Yuri sama seperti kemarin. Memaki Yuri tidak pernah memperbaiki perasaannya, rasanya Lisa bisa merelakan Heechul tapi melihat Yuri dan memakinya, menyalahkannya justru membuatnya kembali terpuruk karena menginginkan Heechul.

"Dimana kau sekarang? Sudah punya tempat tinggal?" tanya Jiyong tanpa berbasa-basi setelah menjawab panggilan Lisa. Lisa sudah terbiasa menghubungi Jiyong, hingga tanpa sadar malam ini ia menghubunginya lagi.

"Hallo? Bisakah aku mendengar hallo dulu?"

"Hallo? Diamana kau sekarang?"

"Rumah,"

"Dan dimana itu?"

"Mapo,"

"Mapo luas,"

"Sebelah kanan jalan, kalau kau menyetir dari YG berarti di gedung ketiga setelah dorm Winner, di lantai 5 pintu ke 2 dari lift,"

"Tidak bisakah kau memberiku alamatnya saja?"

"Kenapa? Seperti oppa akan kesini-"

"Ya, sesuatu terjadi disini dan aku ingin menemuimu sekarang,"

"Apa yang terjadi oppa? Padahal aku ingin minta bantuanmu sekali lagi,"

"Sesuatu yang buruk, seseorang datang kesini dan membuat kekacauan disini, aku dalam perjalanan kesana sekarang, dan apa kau punya kotak obat?"

"Kurasa punya. Kau terluka oppa?"

"Ya," Lisa bangkit dari ranjangnya, bergerak untuk menyalakan TV dan mencari kotak obat di dapur. "Aku didepan dorm Winner sekarang-"

"Cepat sekali... Gedung ketiga setelah dorm Winner," jawab Lisa sembari mengecek isi kotak obat yang dapat ditemukannya. "Shit- kau benar benar kesini oppa?" tanya Lisa setelah melihat berita di TV, beberapa fans tertangkap tengah menyusup masuk kedalam gedung YG, dan saat akan di tangkap petugas keamanan, mereka memberontak dan mengancam akan melukai orang orang disana dengan pisau dan bom rakitan super sederhana—botol kaca berisi bahan bakar dengan sumbu dan pematik.

"Kalau gedung apartementmu bercat biru-"

"Ya, cat biru, lantai 5 pintu kedua setelah lift, lukamu sangat parah? Bagaimana oppa bisa terluka hanya karena anak anak bodoh itu?" gerutu Lisa sembari mendengarkan penyiar berita itu mengoceh tentang kejadian di YG dua puluh menit lalu. Lisa segera membuka pintu apartementnya begitu sayup sayup mendengar dentingan pintu lift yang terbuka, ikut menghampiri Jiyong yang terluka sembari berjalan ke arahnya.

~[]~

MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang