~[]~
Gadis itu berdiri di balkon apartement barunya. Melihat ke bawah, kemudian melambai, entah pada siapa karena ia yakin tidak ada yang memperhatikannya. Pasalnya, saat itu ia berdiri di balkon lantai 20, di Galleria foret.
"Kau tidak ingin pergi keluar sayang?" tanya sebuah suara wanita paruh baya dari ruang tengah.
"Mungkin nanti, menjemput Jiyong oppa di bandara... Eomma, aku senang sekali berdiri disimi dan melihat orang orang dibawah sana,"
"Kenapa?"
"Karena hanya aku yang bisa melihat mereka, mereka tidak bisa melihatku,"
~[]~
Jiyong terkejut saat mendengar Lisa bilang kalau ia menjual jiwanya pada iblis. Bukan karena ia baru mengetahui fakta itu, melainkan karena Lisa bisa mengatakannya dengan tenang. Ditambah fakta kalau ia salah menebak iblis yang dimaksud si pengirim foto.
"Dimana aku bisa bertemu dengannya?" tanya Jiyong setelah 10 menit ia diam dan mencoba meluruskan seluruh benang kusut dikepalanya. Lisa sedikit terkejut, sebelumnya ia tidak berfikir kalau Jiyong akan seserius sekarang.
"Haha lupakan saja oppa, kau tidak akan-"
"Kali ini aku serius Lisa, aku memang tidak tau apa yang sudah kau sepakati dengan pemain basket itu, tapi jangan mengira kalau hanya ada musik di kepalaku, aku harus cukup cerdas untuk bisa membuat semua lagu ku, jadi jangan menyepelekanku," saat itu Jiyong bangkit dari duduknya, sedikit membungkuk untuk mendekatkan wajahnya dengan wajah Lisa kemudian memamerkan senyum terbaiknya. "Akan ku cari sendiri dimana Taehyung, tunggu aku membelimu ya sayang, setelah itu kita bisa berkenalan di tempat yang nyaman," pamit Jiyong sebelum ia mengecup singkat bibir Lisa dan pergi menggalkan gadis itu.
Jiyong menemukan toko pakaian dan peralatan olahraga milik Taehyung setelah memaksa Soohyuk memberitaunya. Sebuah celah kecil yang sebelumnya tidak di sadari Taehyung—Soohyuk.
"Aku sudah menyuruh Lisa menanyakan apa yang pria itu tau," ucap Jennie pada pria yang duduk di hadapannya, Jennie sendiri berdiri di tempatnya, keduanya bersebrangan dengan sebuah meja kerja di antara mereka. "Aku juga sudah menukar handphone Lisa, dan seperti rencananya, pria itu akan datang menemuimu, tapi dia tidak menghubungiku,"
"Baiklah, cepat atau lambat dia akan menemukanku, tapi Jennie Kim, bukankah kau terlalu keterlaluan padanya? Bagaimana kau bisa membuat pahanya terluka seperti itu?"
"Itu kecelakaan tuan Kim, maafkan aku. Aku sudah menyuruh anak buahku untuk tidak terlalu berlebihan tapi kurasa mereka tidak mengerti ucapanku,"
"Dan bagaimana keadaan kakinya sekarang?"
"Sudah baik baik saja, aku sudah mengobatinya dan besok dia pasti sudah bisa berjalan seperti biasanya,"
Taehyung hanya diam, seakan fokus pada pena yang baru saja di putarnya sampai Sekretarisnya menginterupsi obrolan mereka dan memberitau kalau Kwon Jiyong ada di bawah—di toko pakaian dan peralatan olahraganya.
"Ah... aku lupa soal pemain lain dalam permainan ini, pria itu sudah datang Jen, kau bisa pergi,"
"Ne?"
"Kwon Jiyong sudah ada dibawah, pergilah, jangan sampai dia melihatmu disini,"
Jiyong melangkah masuk kedalam ruang kerja Taehyung, ditemani Sekretaris Jeon yang memakai setelan lengkapnya sementara ia sendiri hanya memakai celan jeans dan kaos hitam polos yang di tutupi mantel merah muda. Jiyong jadi sedikit gugup karena lantai dua toko itu terlihat sangat kaku seperti kantor presdir di drama pendek infinity challange-nya. Rasanya seperti lokasi syuting dramanya waktu itu. Dan itu tidak membuat Jiyong merasa nyaman.