2

4.2K 425 5
                                    

~[]~

"Kenapa! Kenapa kau melakukannya?! Kenapa?! Kenapa harus dia?!" tanya pria itu membuat Lisa benar benar ketakutan. Kamar hotel kecil tempatnya menginap malam ini menjadi sangat berantakan. Lampu kecil diatas meja dijadikannya pedang anggar untuk memukul si gadis yang ketakutan. "Aku tau kau cantik! Kau cantik! Aku tau!" makinya disetiap pukulan, membuat si gadis menjerit dan memohon untuk akhir semua rasa sakitnya.

"Katakan saja aku punya kekurangan, katakan saja-" ucapnya sembari menekan pangkal leher Lisa dan mendorongnya hingga ke dinding. "Meskipun aku berusaha sekeras mungkin- katakan saja kalau kau ingin putus! Kenapa kau harus melakukannya?! Apa kau bodoh?! Kau pikir akan lebih mudah memutuskanku kalau kau berselingkuh dengannya?!"

"Oppa- lepaskan- aku- sakit-" pinta gadis itu dengan sedikit suara yang bisa dikeluarkannya. Jemarinya meremas kuat tangan pria yang mencekiknya itu, menekan kuku-kukunya disana sembari berharap kukunya itu dapat melukai si pria dan membuatnya melepaskan cekikannya.

"Teganya kau melakukan itu padaku! Teganya kau! Saat kau selingkuh dengannya, itu sama saja seperti hari kematianku! Kau selingkuh dengannya dan membunuhku sekaligus sialan!" marah pria itu sembari menampar pipi Lisa dengan cukup keras. Ia memakai seluruh kekuatannya seakan tengah dalam arena permainan anggarnya. Ia memukul gadis itu kemudian mendorongnya, lebih seperti melemparnya hingga tubuh kurus gadis itu menabrak pintu kayu kamar hotel itu.

Dengan sisa tenaganya dan keinginan kuatnya untuk hidup, Lisa membuka pintu kayu yang ditabraknya beberapa detik lalu kemudian berlari menjauh. Berlari secepat yang ia bisa sampai tanpa sadar ia berhenti didepan sebuah mobil yang hampir saja menabraknya.

"Astaga! Apa kau baik baik saja?!" pekik seorang pria yang langsung keluar begitu melihat Lisa jatuh didepannya, berfikir kalau ia baru saja menabrak gadis itu.

"Tolong aku..." bisik gadis itu sembari mengulurkan tangannya untuk meraih pergelangan kaki si pria

"Kau terluka! Nona!" pekik pria itu begitu menyadari kalau mobilnya berhenti beberapa senti-meter sebelum ia menabrak gadis itu. Menyadari kalau gadis itu sudah terluka bahkan sebelum mobilnya menghantam tubuh gadis itu.

"Tolong aku... ku mohon..."

"Astaga! Ada apa denganmu?!" tanya si pria yang kemudian berjongkok untuk melihat gadis itu lebih jelas lagi. Pelipis gadis itu terluka, darah merah masih mengalir dari dahinya, terdapat lebam yang cukup besar di mata sebelah kirinya, bibir indahnya sobek karena tamparan didalam kamar hotel tadi dan masih banyak luka lainnya di tangan dan kaki gadis itu. "Selamatkan aku-" belum sampai gadis itu menyelesaikan permintaannya, Lisa justru sudah pingsan di depan si pria yang hampir menabraknya.


"Ya! Bangun! Jangan pingsan begini! Nona! Bangunlah! Nona! Astaga! Apa yang terjadi padamu?!" pria itu kebingungan karena gadis yang hampir ditambarknya justru pingsan didepannya. Normalnya ia harus memanggil ambulance, atau setidaknya meminta bantuan seseorang di dini hari itu. Tapi wajah ketakutan gadis itu membuatnya sangat iba. Hingga akhirnya, pria itu membawa tubuh si gadis yang pingsan kedalam mobilnya. Membawa gadis itu pergi ketempatnya menginap.

Pria itu adalah G Dragon, leader salah satu boygroup yang sedang naik daun. G Dragon atau yang bernama asli Kwon Jiyong itu sedang berkunjung ke New York, mengunjungi rumah salah satu teman seagensinya—Lee Chaerin. Tapi malam ini, dimana seharusnya ia pergi bersenang-senang di club bersama seluruh teman sesama musisinya, Jiyong justru melarikan diri untuk menonton pertandingan anggar.

"Ya! Kwon Jiyong! Darimana saja kau- astaga! Siapa dia?!" pekik Taehee begitu melihat Jiyong melangkah masuk kedalam rumah mewah Chaerin dengan seorang gadis di gendongannya.

"Bantu aku hyung,"

"Ya! Kau mabuk?! Kau menyetir dalam keadaan mabuk?!" pekikan Taehee membangunkan semua orang, membuat semua orang keluar dari kamar mereka dan melihat Jiyong yang kesulitan menggendong Lisa.

"Siapa dia?" tanya Chaerin setelah ia memelpon seorang dokter untuk datang kerumahnya, lima orang lainnya termasuk Taehee dan Jaeho mengamati si gadis yang masih pingsan dengan penuh luka itu. Sementara Jiyong memijat dahinya sendiri, duduk di sofa dan menghadap si gadis yang masih pingsan di sofa. "Kenapa kau membawanya kesini oppa?"

"Sudah ku bilang untuk tidak menyetir dalam keadaan mabuk! Kau yang melakukan itu padanya?!" omel Taehee yang sama bingungnya dengan Jiyong.

"Tidak! Astaga! Aku memang mabuk! Ku pikir aku memang menabraknya! Tapi dia sudah terluka sebelum aku sempat menabraknya!" balas Jiyong yang sama kesalnya, alkohol membuat Jiyong kasihan pada si gadis yang terluka dan membuatnya nekat membawa gadis itu ke rumah Chaerin.

"Lalu kenapa kau membawanya kesini??!"

"Aku tidak tau! Aku sama sekali tidak tau! Apa yang harus ku lakukan kalau dia tiba tiba pingsan didepan mobilku?! Haruskah aku memanggil ambulance dan membuat semua keributan?!"

Jiyong dan Taehee—managernya—bertengkar, Taehee tetap menemani si gadis pingsan dan mengurus pengobatannya. Sementara Jiyong pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang dapat menenangkannya.

"Dokter bilang tidak bisa mengobatinya disini, dia harus di bawa ke rumah sakit," ucap Chaerin yang menghampiri Jiyong di dapur

"Sangat parah?"

"Hm... sepertinya kepalanya terluka cukup parah, perlu beberapa pemeriksaan,"

"Baiklah. Bawa dia ke rumah sakit, aku yang akan membayar semua biayanya,"

~[]~

MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang