~[]~
Hari ini, Jiyong tetap menemui Soohyuk, tanpa Lisa dan hanya makan siang bersama sekitar 90 menit. Sementara Lisa menelpon nyonya Kwon dan meminta wanita paruh baya itu menemaninya serta mendengarkan cerita bagaimana takutnya ia saat Jiyong menyebutkan nama Soohyuk pagi tadi. Seusai mengantar Lisa ke rumah ibunya, Jiyong pergi menemui Soohyuk di tempat yang sudah mereka sepakati sebelumnya, di lobby YG.
"Maaf karena terlambat, kau menunggu lama?" tanya Jiyong setelah menjabat tangan Soohyuk dan menyapanya.
"Tidak, baru saja selesai bertemu dengan direktur Kim,"
"Direktur Kim? Akhirnya kau mau menandatangi kontrak di YGK+??"
"Hm... kurasa aku tidak bisa bermain anggar lagi,"
"Mwo? Kenapa?! Kau memintaku datang karena masalah ini? Heish... jangan membual akan berhenti bermain anggar, tidak ada hal lain yang bisa kau lakukan selain memainkan pedangmu,"
"Bukan masalah besar- anniyo, ini masalah besar untukku-"
"Apa terjadi sesuatu dengan tubuhmu? Kau terluka? Sakit? Parah? Kau akan mati besok?"
"Aku juga mengatakan hal yang sama saat kau bilang akan berhenti bermusik waktu itu, jadi begini rasanya?"
"Apa maksudmu? Rasa apa? Kau benar benar akan mati besok? Kenapa kau jadi sangat aneh, ku pikir kau menemuiku untuk meminjam uang,"
"Kau pasti tau, kau baik baik saja, maksudmu fisikmu baik baik saja tapi rasanya kau sedang sangat sakit,"
"Heish... bisakah kau bicara dengan lebih jelas? Kau hanya juniorku disini, dan tidak boleh memukuliku, ingat itu," canda Jiyong membuat Soohyuk terkekeh, namun tidak benar benar senang.
"Bagaimana caramu kembali kesini setelah gadis itu meninggalkanmu?"
"Hei hei... kau berkencan? Pasti sedang bertengkar dengannya ya? Tsk... dasar payah... kenapa kau datang padaku untuk masalah asmaramu? Aku tau kau tidak berbakat dalam masalah asmara, tapi bukankah lebih baik kalau kau bertanya pada Yongbae saja?"
"Yongbae tidak di tinggalkan, sepertimu- sepertiku,"
"Gadis itu meninggalkanmu? Untuk seorang pria yang lebih baik? Cari saja-"
"Aku tidak tau, dia menghilng, begitu saja. Malam itu aku mabuk dan saat aku bangun, dia dan seluruh barang-barangnya sudah hilang,"
"Kau sudah mencarinya?"
"Sudah, di seluruh tempat yang mungkin di datanginya, tapi dia tidak disana,"
"Melaporkannya sebagai orang hilang?" tanya Jiyong namun Soohyuk hanya memasakan dirinya untuk tersenyum dan kemudian menggeleng pelan. "Kenapa? Kau tau dia ada dimana sekarang?" tanya Jiyong sekali lagi dan Soohyuk kembali menggeleng sekali lagi. "Perlu ku bantu?"
"Pelatihku bilang dia sudah mengundurkan diri satu minggu sebelum pertandingan. Dia sudah merencanakannya,"
"Maksudmu, dia menjauhimu? Sengaja pergi darimu?" tanya Jiyong dengan alis yang bertaut, seingatnya Soohyuk tidak pernah membicarakan wanita dengan ekspresi sedih seperti ini. Jiyong bahkan tidak yakin kapan terakhir kali ia dikenalkan pada kekasih sahabatnya itu. "Apa yang kau lakukan sampai dia tega meninggalkanmu begitu?"
"Entahlah... aku tidak benar benar yakin,"
"Kau memukulnya?"
"Mana mungkin? Aku menyukainya,"
"Benar juga, melihat anjing kelaparan di jalan saja tidak tega bagaimana bisa memukul wanita, lalu? Ah... kau berselingkuh darinya? Ya! Sudah berkali kali ku katakan padamu, kau itu tidak cocok berselingkuh-"
"Heish... kau bodoh? Dengan siapa aku bisa berselingkuh? Semua orang di sekitarku pria. Atau kau sedang membicarakan dirimu sendiri?"
"Berselingkuh dengan pria justru akan lebih buruk," gumam Jiyong yang kemudian menaikan kedua bahunya. "Aku tidak akan berselingkuh lagi, aku sudah bertemu seorang gadis yang sangat luar biasa, semua yang ada pada dirinya membuatku menyukainya,"
"Sepertinya beberapa bulan lalu aku bertemu dengan pria yang hampir bunuh diri karena di tinggal menikah gadisnya, sekarang kau sudah bertemu gadis baru?"
"Heish... Nana hanya masa lalu. Gadisku yang sekarang jauh lebih sempurna. Aku bahkan ragu dia sungguhan manusia atau bukan. Dia selalu membuatku ingin menuruti semua permintaannya,"
Soohyuk terkekeh, melihat Jiyong yang sudah kembali seperti sebelumnya. Keduanya sudah lama berteman dan setidaknya salah satu dari mereka harus hidup dengan baik. Seusai menemui Soohyuk, Jiyong kembali pulang kerumahnya. Niatnya hanya untuk menemui Lisa, namun ternyata Dami, ibunya, serta keponakannya juga ada disana.
"Samchon!!" sapa si kecil Sungjae begitu melihat Jiyong masuk kedalam rumah.
"Kau tidak bekerja?" tanya Dami yang melepaskan tangannya dari tubuh putranya dan membiarkan bocah itu menghampiri Jiyong.
"Samchon, Lisa imo membelikanku baju baru..."
"Oh ya? Apa bajunya bagus? Lalu dimana Lisa imo sekarang?"
"Lisa dikamar mandi, Sungjae menumpahkan jusnya di baju Lisa," jawab nyonya Kwon yang melihat Sungjae kebingungan dengan pertanyaan Jiyong.
"Aku cuti hari ini... Lalu kenapa eomma dan noona kesini?"
"Aku meminta Lisa menemaniku berbelanja dan ternyata Lisa sedang bersama eomma. Ya. Kau sudah mau menikah dalam waktu dekat ini? Kenapa terus menyuruh Lisa menemui eomma?" komentar
"Aku tidak menyuruhnya... eomma dan Lisa saja yang entah kenapa akhir akhir ini jadi terlalu dekat, apa yang sebenarnya kalian bicarakan eomma?"
Obrolan antara ibu dan dua anaknya itu membuat Lisa yang baru akan keluar dari kamar Jiyong enggan untuk muncul. Jiyong tengah menceritakan Soohyuk dan Lisa bisa mendengar mereka dari celah pintu kamarnya yang tidak tertutup rapat.
"Soohyuk baru saja di tinggalkan kekasihnya, dia berkencan dengan asisten pelatihnya atau entah siapanya, lalu setelah dia mendapat medali emas gadis itu menghilang,"
Lisa tidak bisa menahan dirinya untuk menangis, gadis itu merasa sangat bersalah pada Soohyuk, berkali kali dia berfikir untuk kembali pada sang atlet namun terlalu takut untuk muncul.
"Aku tidak ingin mengakui ini tapi ku rasa kelemahan semua pria itu adalah kekasihnya. Soohyuk sudah sampai mendapat medali emas tapi sekarang dia berhenti, dia bilang tidak bisa main anggar lagi karena pakaian anggarnya selalu mengingatkannya pada gadis itu,"
Lisa tidak dapat menahannya, kakinya terasa sangat lemas hingga tidak mampu menopang tubuhnya. Kedua tangannya ia pakai untuk menutup mulutnya sendiri, berusaha menyembunyikan tangisannya agar tidak terdengar sampai keluar. Lisa pikir ia harus menemui Soohyuk, ia harus membuat pria yang hanya bisa bermain anggar itu kembali ke arena pertandingannya. Ia tidak bisa menghancurkan pria yang pernah sangat disukainya itu.
~[]~