🚫PART 32

166 28 36
                                    

***


Setelah membersihkan darah yang mengalir deras dari kepala Wonshik, dan memberi pengobatan yang cukup, serta balutan yang tebal dan dipastikan aman, para suster dan dokter meninggalkannya. Mereka memberi izin pada anggota keluarganya saja yang boleh masuk. Jadi Sanghyuk dan Hongbin hanya bisa menatap kondisi Wonshik dari luar kaca besar yang membatasi ruang UGD dan koridor rumah sakit.

Taekwoon menelan berat salivanya, menatap kondisi Wonshik yang begitu mengerikan membuat hatinya terluka. Begitu memilukan, hati Taekwoon seperti disayat. Dibangsal itu, puteranya, putera satu-satunya terbaring lemah tak berdaya tanpa kesadaran.

Terlebih ketika Sanghyuk menjelaskan kalau dia kecelakaan saat mencarinya. Taekwoon ingin sekali menghukum dirinya sendiri. Rasanya seperti ada ratusan orang tak kasat mata yang berteriak ditelinganya bahwa semua ini adalah salahnya. Walau sebenarnya mereka tidak tahu, kalau Wonshik kecelakaan karena sedang dalam usahanya mencari Jaehwan.

Dalam hitungan detik mata Taekwoon berkaca-kaca.  Ia menarik nafasnya yang terasa sesak. Jika saja dia mengalah dengan keegoisannya dan bisa sedikit mengendalikan emosinya, mungkin semuanya tidak akan seperti ini, mungkin sekarang dia masih bisa mengajak Wonshik bermain playstation dengannya dirumah. Melihatnya yang bersemangat dengan penuh antusias mengalahkannya, dan mendengarkan protesannya jika Taekwoon memenangkan permainan.

Dalam hatinya Taekwoon beribu kali mengucapkan maaf. Ya. Apa salahnya mengalah untuk kebahahgiaan puteranya. Wonshik tak pernah merasakan cinta. Jaehwan orang yang pertama membuatnya jatuh cinta dan nyaman. Taekwoon bisa melihat bahwa kenyamanan Wonshik saat dengan Jaehwan, sama seperti kenyamanan Taekwoon dulu dengan mendiang isterinya.

Taekwoon dapat melihat itu. Mata Wonshik yang berbinar-binar dan perilaku manjanya pada Jaehwan, seakan diplagiat Wonshik darinya.

“ Aku akan mengalah.. tapi kau harus sembuh.. “

Tanpa sadar Taekwoon mengucapkan itu, perkataan yang spontan yang mungkin terus didorong oleh hatinya. Dia tidak bisa melihat Wonshik seperti ini. Daripada sakit hatinya saat melihat Wonshik mencium Jaehwan, ini sepuluh kali lebih sakit dan menyesakkan dadanya.

Sanghyuk yang tak henti menatap pandangan rasa bersalah Taekwoon itu ikut tersentuh. Hidungnya memerah menahan pilu saat menyaksikan betapa besar cinta appa Wonshik padanya. Pemandangan itu membuatnya teringat sesuatu. Dia tidak punya seorang appa. Hanya appa tiri karena Sanghyuk sudah ada sebelum pernikahan eomma-nya terjadi. Dan dia sangat membenci appa tirinya karena jahat dan kasar. Jadi saat bertemu Taekwoon yang baik, Sanghyuk sangat senang, dan berharap appa tirinya bisa berubah menjadi seperti Taekwoon.

Sanghyuk menoleh ketika tangannya digenggam erat. Hongbin tersenyum ke arahnya, seolah mengerti apa yang dirasakannya saat ini. Wajah yang selalu cemberut saat bertemu Wonshik, dan bibir yang selalu bicara tak kenal henti mendadak menjadi begitu cerah dan menenangkan bak malaikat.

***


Jaehwan berlari tergopoh-gopoh. Secepat mungkin ia menyusuri lorong demi lorong, belokan demi belokan, dan melihat satu per satu papan diatas pintu ruang rawat. Sama sekali tak peduli dengan pandangan orang-orang yang melihatnya seperti orang kerasukan.

Begitu mendengar kabar duka yang menimpa Wonshik, Jaehwan langsung turun dari bus yang membawanya dalam perjalanan menuju stasiun kereta api bawah tanah. Ia bahkan memaksa sang supir berhenti tanpa menunggu halte.

Dan ketika dia melihat sosok Sanghyuk yang berdiri disebuah ruangan, Jaehwan berlari menghampirinya. Nafasnya yang terengah-engah tak ia pikirkan.

《END》Forbidden Love🛇[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang