🚫PART 24

133 21 8
                                    

***

" Jadi kau akan pulang? Besok? ", tanya Taekwoon, ia bersama Jaehwan berdiri di balkon depan jendela kamarnya. Menyandari besi pembatas balkon dengan tangan kiri mengusap puncak kepala Jaehwan yang bersandar dibahunya.

" Iya... aku tidak mungkin meninggalkan temanku sendirian kan, dia pasti akan sangat kesepian," Jaehwan mengeratkan pelukannya yang melingkar dipinggang Taekwoon.

" Sayang, aku ingin bilang sesuatu padamu," Taekwoon merenggangkan pelukan Jaehwan, dan sekarang namja manis itu tampak memandangnya dengan penuh keingintahuan, menunggu Taekwoon bicara. " Sebenarnya aku ingin pernikahan kita dipercepat, tapi aku takut Wonshik belum bisa menerimamu," Taekwoon menghela nafas dan menatap lurus ke depan," Bukannya aku tidak peduli kau siap atau tidak, hanya saja... ", Taekwoon menelan salivanya, mengarahkan tubuhnya ke Jaehwan, dan juga menarik tubuh Jaehwan mengarah tepat di hadapannya. Tangan kirinya bersanggah di pinggang Jaehwan, dan tangan kanannya merapikan poni yang menutupi dahi namja manis itu. " Jujur aku sangat ingin kau tinggal dirumahku, tidur bersamaku, dan... kau pasti mengerti apa yang paling dirindukan seorang namja yang sudah lama di tinggal istrinya,"

Jaehwan menurunkan tangan Taekwoon yang masih bermain dengan rambut poninya dan menggenggam tangannya yang hangat. " Iya aku tahu," tatapannya penuh cinta pada Taekwoon, seolah-olah dia mengerti arti ucapan itu.

Jaehwan mengalungkan lengannya di leher Taekwoon, berdiri lebih dekat bahkan tubuhnya melekat sempurna dengan Taekwoon. " Aku tidak apa kalau kau mau menyentuhku sekarang, kau pasti sudah terlalu lama menahan dirimu," ia tersenyum tipis," mungkin karena hubungan kita belum terlalu lama, kau takut padaku,"

Lalu atas ucapan Jaehwan yang sangat meyakinkan itu, serta perilakunya yang sangat menggoda membuat Taekwoon membawanya kedalam kamar, mencium bibirnya lembut dengan perlahan mendorong Jaehwan ke dinding. Ciumannya semakin panas, satu tangannya bersandar di dinding, di samping kepala Jaehwan, ia menggepalkan tangannya. Ya. Taekwoon memang menahan diri selama ini. Dan kesempatan pertama yang diberikan Jaehwan membuatnya benar-benar ingin memanfaatkannya dengan baik.

Sementara Jaehwan semakin mengeratkan pelukannya dileher Taekwoon, lalu bibirnya menurun ke lehernya, setelah cukup lama menjelajahi rongga mulutnya dengan lidahnya. Tanpa menghentikan gerakan bibirnya yang masih liar, Taekwoon juga berusaha melepas kancing kemejanya satu per satu, sampai semuanya sudah terbuka sempurna, dan dia semakin melekatkan tubuhnya di tubuh Jaehwan.

Dan Jaehwan benar-benar merasa panas, melenguh hebat dengan dahi yang mengernyit ketika Taekwoon menekannya dibawah sana-meski masih tersimpan didalam celananya. Berulang kali Jaehwan menelan salivanya, kini giliran kemejanya yang menjadi sasaran Taekwoon. Taekwoon kembali menyatukan bibirnya dengan bibir tebal Jaehwan, dengan kedua tangan yang bekerja untum mengeluarkan kancing kemeja Jaehwan dari lubangnya, satu per satu.

Saat dua kancing saja sudah berhasil di bukanya, Taekwoon langsung menurunkan bibirnya lagi diarea bawah leher Jaehwan itu. Sebelum mendengar ponselnya berbunyi dan itu sangat mengganggu Jaehwan, karena terus bergetar dan menciptakan suara yang berisik diruangan itu.

" Woon..hh.. Woonnie.. hh.. ponselmu berbunyi..hhh.."

" Engm," tak ada jawaban yang keluar dari bibir Taekwoon, dia lebih memilih menikmati sekitaran dada Jaehwan yang terekspos indah didepan wajahnya.

" Taek..hh.. woon-ah.. angkat dulu..hh " dan saat tangan Jaehwan berada dipundaknya, berusaha menghentikannya, Taekwoon mengangkat wajahnya, menatap Jaehwan yang terengah hebat sama sepertinya. Jaehwan melihat wajah Taekwoon yang memerah itu, rambutnya sudah acak-acakan. " Mungkin itu penting.. ", ujarnya lembut, berusaha mengalahkan nafsu Taekwoon yang sudah membrutal.

《END》Forbidden Love🛇[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang