🚫PART 20

155 21 7
                                    

" A- noona-noona, maaf ya. Aku permisi dulu," Wonshik menyelipkan dirinya diantara yeoja-yeoja berpakaian formal yang mengelilinginya dan menghampiri Jaehwan. " Kau sudah lama menunggu? Kenapa tidak menghampiriku? Ayo! ", Wonshik menggamit tangan Jaehwan menuju mobilnya di parkirkan.

Wanita-wanita itu mencebikkan bibirnya, mengerucutkan bibir dan mengernyitkan dahi saat Wonshik membuka pintu untuk Jaehwan dan mendorongnya masuk. " Noona-noona. Aku pergi dulu ya. Terima kasih perkenalannya,"

***

" Kau seperti sampah yang dikerubungi lalat-lalat,"

Wonshik menoleh pada namja disebelahnya. Nada bicaranya terdengar lucu. Wonshik tersenyum kecut sambil tetap fokus pada kemudinya.

" Apa kau cemburu? ". Jaehwan yang mendengarnyapun melebarkan matanya pada Wonshik.

" Aku? Apa kau tidak sadar bertanya pada siapa? ", tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

" Yang aku tahu kau hanya namja yang ku temui di coffeshop, tidak lebih dari itu,"

Jaehwan kembali memandang ke depan. Ini ke sekian kalinya Wonshik bilang kalau dia tidak mau ada yang menggantikan eomma-nya, meski tidak secara langsung dia mengatakannya. Tapi Jaehwan benar-benar mengerti maksudnya.

Wonshik tidak suka kehadiran Jaehwan yang berstatus sebagai kekasih Taekwoon. Tapi yang Jaehwan masih belum mengerti, terkadang namja ini memperlakukannya dengan baik, memberi perhatian, menjaganya, dan beberapa hari terakhir ini dia juga sedikit bersikap manja pada Jaehwan.

" Kau belum menjawab pertanyaanku tadi pagi,"

Jaehwan menoleh.

" Yang mana? "

" Soal hari sabtu,"

Jaehwan mengalihkan pandangannya. " Euh.. memangnya.. kenapa? "

" Aku.. ingin kau menjadi pacarku,"

" APA?! "

" I..iya.. pacar.. sementara. Ma..maksudku.. aku tidak punya teman untuk menghadiri pesta temanku, lebih tepatnya.. ekhm!.. tidak punya pasangan,"

Mulut Jaehwan masih terbuka mendengar pernyataan atau lebih tepatnya, permintaan Wonshik. Semakin hari, namja disampingnya ini semakin menunjukkan sikap yang aneh padanya. Dia, putera Taekwoon memintanya untuk jadi kekasihnya? Heol!

***

Wonshik mengejar langkah kaki Jaehwan, namja itu keluar dari mobil dengan berjalan sedikit cepat begitu mereka sampai di rumah, membuat Wonshik memohon-mohon padanya seperti halnya yang dia lakukan pada Hongbin.

" Hyung tolong aku jadilah pacarku satu hari saja, jika tidak aku bisa malu," tapi Jaehwan tak menghiraukannya," Hyungg.. "

Jaehwan menghela nafasnya, lalu menghadapkan badannya pada Wonshik. Namja yang lebih muda darinya setahun itu menggepalkan tangan dibawah dagunya, dengan tatapan penuh harap, ia sangat memohon.

" Baiklah aku akan membantumu! ". Reflek Wonshik yang senang menyentuh kedua sisi bahu Jaehwan, mungkin berniat memberi pelukan sebagai ucapan terima kasihnya. Tapi saat Jaehwan menoleh pada tangannya yang bersanggah dibahunya itu, Wonshik sadar dan ia menurunkan tangannya.

" Ma..maaf.. "

***

Jaehwan menggembungkan pipinya. Ia berbaring diatas ranjangnya dengan punggung menghadap langit-langit, dan kepala yang masih menegak, memeluk bantalnya. Ia tahu ada sesuatu yang tidak benar saat ia menerima permohonan Wonshik.
Dia berstatus sebagai kekasih Taekwoon disini, dan namja itu akan segera melamarnya, yang berarti mereka akan segera menikah dan Jaehwan adalah calon eomma baru Wonshik. Tapi tatapan memohonnya tadi tak bisa ditolak Jaehwan, ia tidak tega jadi ia memutuskan untuk membantunya, tanpa memikirkan konsekuensinya.

Tapi disisi lain, Wonshik yang juga berada di kamarnya itu sedang merasakan senang yang tak tertahankan, ia berbaring diatas ranjangnya menyilangkan tangan dibawah kepalanya, mengulas senyum tanpa henti mengingat permohonannya diterima. Ia lupa, Jaehwan hanya membantunya menjadi 'pacar sementara' dipesta temannya saja, tapi ia begitu senang seolah Jaehwan menerimanya menjadi pacar sungguhannya, seolah mereka baru saja resmi jadian.

***

" Hyung kau sudah siap? ", Wonshik mengetuk pintu kamar Jaehwan lalu menarik ujung lengan bajunya untuk menatap arlojinya, sedikit mendengus kesal karena ia sudah cukup lama berdiri menunggu Jaehwan didepan pintu kamarnya.

" Iya tunggu sebentarr..! ", seru namja manis didalam sana. Wonshik tidak tahu kalau Jaehwan masih sibuk ber-capcipcup dengan bajunya, sama sekali belum bersiap-siap sementara Wonshik sudah rapi dan siap pergi.

Jaehwan menggigit kuku ibu jarinya, ia tidak punya banyak pilihan, karena ia bukan mau pindah jadi dia tak membawa banyak baju dari rumahnya.

Seperti kejadian beberapa waktu lalu saat Taekwoon menjemputnya, ia juga bingung mau mengenakan baju yang mana.

" Hyung.. ayolah, masih harus menempuh 20 menit untuk jalan kesana. Kita akan ketinggalan. Pakai saja apa yang membuatmu nyaman," ucapan Wonshik sama dengan Taekwoon, ya, like father like son. Mereka memang memiliki banyak kesamaan. Direncana atau tidak tapi itu ikatan batin.

" Astaga.. kenapa dia berisik sekali," Kali ini Jaehwan yang mendengus kesal mendengar ocehan Wonshik dari luar sana.

Tak lama kemudian, pintu kamar Jaehwan terbuka. Jaehwan langsung membalas 'ocehan' Wonshik.

" Aku sudah berbaik hati membantumu, kenapa tidak bisa sabar?!! ", Jaehwan sama sekali tak menyadari tatapan Wonshik padanya. Ia terkesima, makanya tak peduli pada cetusan Jaehwan padanya. Jaehwan terlalu manis, terlalu sayang untuk tidak 'ditembak', tapi Wonshik tidak bisa.

Wonshik menadahkan tangannya, membuat Jaehwan menatap penuh tanda tanya.

" Apa? ", tanyanya bingung. " Tangan," jawab Wonshik santai.

Dengan ragu Jaehwan mengangkat tangannya, dan saat telapak tangannya sudah berada diatas tangan Wonshik, Wonshik sudah langsung menggamit tangan yang tampak ragu-ragu itu dan menyatukan jemari mereka, membawanya masuk ke mobil.

Jaehwan melepaskan tangannya dengan sedikit paksaan sebelum mereka masuk ke mobil. Ia menatap Wonshik tak suka. " Tidak perlu berlebihan,"

Tapi Wonshik kembali menggamit tangannya," Kita harus seperti ini sampai disana,"

" Tidak harus seperti ini sampai disana. Hanya sampai disana, baru kita akan seperti ini," Jaehwan menarik tangannya lagi.

Wonshik menghela nafas," Iya tuan puteri," lalu membuka pintu mobil untuk Jaehwan.

***

Wonshik kembali menadahkan tangannya. " Sekarang sudah sampai," Jaehwan mendengus kesal. " Diluar saja!"

Sekeluarnya dari mobil Wonshik pun langsung menggamit jemari Jaehwan, dan kebetulan temannya yang menyelenggarakan pesta itu berdiri dipintu masuk pesta. Tangan kirinya memegang gelas berisi minuman berwarna merah, sedang tangan kanannya yang tadi ia simpan disaku celana ia keluarkan untuk melambai ke Wonshik.

" Jung Wonshik! "

Jaehwan membundarkan matanya ketika matanya menangkap sosok namja mungil yang berdiri disamping Jongin. Ia menahan Wonshik yang hendak membawanya kesana. " Tunggu! Kau tidak bilang kalau ini pesta temanku,"

Wonshik menoleh ke arah mata Jaehwan memandang. " Memangnya aku tahu kalau dia temanmu? ", lalu tetap menarik Jaehwan menghampiri Jongin.

Benar saja, seperti bayangannya, Do Kyungsoo, namja mungil itu menghampirinya, bertegur sapa seperti yang dilakukan orang yang sudah lama tak bertemu.




Bersambung...

Ga sabar nunggu hari rabu , mw liat bebeb di Jugan Idol 😍😍😍 liat semuanya deng 😁

《END》Forbidden Love🛇[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang