🚫PART 36

154 20 12
                                    

" Sayang! "

" Akh.. lenganku, sakit sekali. Aliran darahku berhenti,"

" Kau berdrama! " tukas Hongbin melihat Wonshik yang dengan sengaja membuat dirinya seolah-olah dipukul dengan baja, padahal itu tadi hanya sendok. Sendok makan!

" Kepalaku pusing.. "

" Yak! Aku memukul lenganmu, tidak ada hubungannya dengan kepalamu!! "

" Tentu saja ada," desis Wonshik sambil memegangi kepalanya berpura-pura. Tak menyadari bahwa Jaehwan sebenarnya melihatnya dengan cemas, wajah cemas yang sungguhan.

" Sayang kau tidak boleh seperti itu,"

" Hyogi itu tidak keras, dia hanya pura-pura.. " Hongbin merengek meminta pembelaan dari kekasihnya yang malah menyalahkannya meski tak memarahinya.

" Iya sayang aku tahu, tapi setidaknya kau harus kasihani dia," Sanghyuk bergumam pelan tapi masih bisa didengar oleh Wonshik dan Jaehwan. " Oh ya, Jung Wonshik, saat sehat nanti kau harus membayar semua ini. Hari ini kami terpaksa membatalkan kencan karena kau minta dijenguk secara mendadak,"

" Kalian bisa berkencan disini,"

" Berkencan? Dirumahmu? Tidak ada yang bisa di pandang dari rumahmu yang semuanya terbuat dari emas ini," Hongbin mencibir dengan tangan Sanghyuk yang masih setia memegang kedua lengannya, antisipasi kalau Hongbin telah mencapai puncak kekesalannya dan menyerang Wonshik tanpa memandang balutan putih dikepalanya.

Hongbin tentu saja berlebihan. Rumahnya bernuansa emas dan putih, dari mulai catnya, pegangan tangga, jam dinding besar klasik, langit-langit, lampu kristal yang bergantung indah diruang tamu, dan kusen pintu. Perabot Wonshik memang tampak mahal, tapi tidak terbuat dari emas. Sofanya berwarna abu-abu dan sangat empuk. TV nya hanya sejenis LCD biasa yang menempel dinding, pun ukurannya cuma 65 inch. Tidak terlalu 'wah'.

" Ada. Kalian bisa berkencan di rooftop, suasananya nyaman seperti duduk di taman kecil, ada bangku dan beberapa tanaman hias diatas sana. Mau ku temani.. Hongbin sayang? ", untuk pertama kalinya Wonshik menoleh pada Hongbin, menatapnya menggoda tapi jahil, dan senyum nakal yang tak terlalu kelihatan. Tapi Hongbin yang terbiasa ditatap begitu sudah hapal.

Hongbin menarik nafasnya sangat dalam, lubang hidungnya bahkan sampai berkembang. Ia menggepalkan tangannya yang masih dipegang Sanghyuk. Dia kesal. Bagaimana mungkin ada namja seperti ini dan dia dibiarkan hidup begitu lama didunia? Dan dipertemukan dengan Hongbin pula. Wonshik satu-satunya namja paling gila -pikir Jaehwan- yang berani menggoda bahkan memanggil kekasih sahabatnya dengan sayang.

Hongbin kesal. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Semua ini gara-gara pacarnya. Ya, pacarnya seakan menjadikan dirinya sendiri seperti budak untuk sahabatnya yang tidak tahu diri ini. Jadi, karena tidak bisa melampiaskannya pada Wonshik, Hongbin melampiaskannya pada PACARNYA.

" Awhh! "

Reflek Sanghyuk melepaskan Hongbin dan memegang tulang kering kakinya, yang ditendang oleh sang namjachingu. " Sayang, kenapa memukulku? Aku salah apa? " alisnya berdenyit penasaran tak terima mendapat kekerasan pra-nikah dari calon istrinya.

Hongbin menggertakkan giginya, bibirnya menipis dan rahangnya mengeras. " Salahmu karena menyuruhku datang kemari, bertemu dengan makhluk itu! " Hongbin menunjuk Wonshik dengan telunjuknya.

Dengan kesal dan kaki yang dihentak-hentakkan keras ia berjalan pergi meninggalkan dapur. " Sayang kau mau kemana?! Hongbeannie! ", tanpa pikir panjang dan mengatakan sepatah dua patah kata pada Wonshik dan Jaehwan, Sanghyuk menyusul Hongbin yang sekarang melangkahi cepat anak tangga, menuju rooftop yang disebut Wonshik.

《END》Forbidden Love🛇[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang