🚫PART 46

201 23 36
                                    


Nafas Jaehwan tercekat. Ia menelan salivanya yang entah kenapa terasa susah. Jari kaki didalam sepatunya gemetaran dan dia keringat dingin, ini membuatnya lebih merinding dari ketika Wonshik menakut-nakuti dengan bilang ada hantu dirumahnya.

" Kenapa aku harus menikah denganmu? "

Wonshik sengaja tak memberikan pertanyaan 'maukah kau menikah denganku' dan lebih memilih mengajukan perintah.

" Karena... ", Wonshik berpikir dan matanya menerawang," kalau dihitung-hitung, appa sudah menghabiskan banyak uang, dan kalau kau tidak menikah denganku ganti ruginya pasti sangat besar, kau butuh bekerja berpuluh-puluh tahun untuk membayarnya," Jaehwan masih tak bersuara. Wonshik pun melanjutkan," Biar ku jabarkan perinciannya, sewa gedung 10 juta won, pesan makanan 2 juta won, mencetak undangan 1,5 juta won, menyewa orang untuk menyiapkan pernikahan, mereka dibayar 200 ribu per orang, dan ada sekitar seratus orang yang dipekerjakan appa. Jadi total semuanya kurang lebih 20juta won," Wonshik tersenyum setelah mengoceh panjang lebar.

Jaehwan tercengang. Kaget dengan nominal-nominal yang-tentu saja- dilebih-lebihkan Wonshik. Tapi mengingat jabatan Taekwoon dan rumah mereka yang hampir seperti mansion membuat Jaehwan yang polos percaya.

" Itu pemaksaan," Jaehwan merapatkan giginya. Wonshik benar, dia butuh lebih dari satu dekade bekerja untuk mengganti kerugian Taekwoon karena membatalkan pernikahan puteranya.

" Lagipula, tidak ada ruginya kalau kau menerima lamaranku," Jaehwan memikirkan kata Wonshik, iya dia tahu memang tak ada ruginya. Tapi tentu saja ini sangat konyol, dia tidak jadi menikah dengan Taekwoon dan malah menikah dengan puteranya. Orang-orang akan berpikir kalau dia memanfaatkan kelurga Jung ini.

" Aku akan menghitung sampai tiga, kalau tidak ada jawaban maka aku menganggapnya iya. Karena jujur saja," Wonshik sedikit mendekat," Lututku pegal," lalu menjauhkan wajahnya kembali. Wonshik tersenyum tipis melihat Jaehwan yang hanya terpaku menatapnya dengan kebingungan.

Oh ya tuhan.. Demi apa! Jaehwan tidak punya jawaban sama sekali. Namja itu memaksanya dan secara tidak langsung juga memerasnya dengan menyuruhnya ganti rugi.

" Satu,"

Jaehwan terperangah dari lamunannya.

" Dua.. "

Jaehwan membuka mulutnya, diikuti Wonshik yang juga membuka mulutnya meniru Jaehwan. Bahkan ada senyum mengejek di wajahnya, membuat Jaehwan semakin gugup.

" Ti.. " Nafas Jaehwan tercekat. " ..ga,"

" Iya iya! Aku tidak punya pilihan!! Aku.. akan menikah.. dengan..mu.. "

Wonshik bangkit dan menyematkan cincin dijari Jaehwan. " Memang," Lalu memegang dagunya dan menciumnya. Jaehwan tidak bisa apa-apa, ia terpaksa memejamkan matanya dan membiarkan Wonshik melumat bibirnya. Tak ada mata yang memperhatikan. Dan Jaehwan bersyukur akan hal itu. Jantungnya berdegup kencang, tapi entah mengapa semua kegugupannya hilang. Sekarang yang ia rasakan adalah rasa nyaman. Bahkan tanpa sadar dia ikut melumat bibir Wonshik, membalas ciumannya.

Jaehwan mulai lengah dan ciuman Wonshik membuat tubuhnya mundur dan bersandar di pembatas gerbong dibelakangnya. Wonshik merapatkannya. Tubuh mereka tak bercelah dan melekat sempurna, dengan ciuman yang semakin dalam. Kedua tangan Wonshik memegang pergelangan kedua tangan Jaehwan dan menempelkannya di dinding. Tapi Jaehwan melepaskan tangannya sekuat tenaga, lalu memeluk leher Wonshik erat ketika Wonshik melepaskan tangannya.

Wonshik mengecap keseluruhan bibir Jaehwan dengan bibirnya, membuatnya melekat karena saliva kental yang membasahinya. Kini kedua tangan Wonshik memegang pinggang Jaehwan.

《END》Forbidden Love🛇[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang